Ruang lingkup f teknik audio video penerapan rangkaian elektronika

8 3 Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; 4 Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau bentuk kegiatan yang lain. Sekolah selayaknya melakukan penelusuran atau seleksi atas potensi, keinginan, minat, bakat, motivasi dan kemampuan siswa sebagaimana dipertimbangkan adanya quota atas peserta untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkanakan diselenggarakan. Selanjutnya sekolah melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah tertentu sesuai quota yang dipandang layak mengikuti satubeberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan diselenggarakan. Sedangkan alternatif Pengembangan Program Kegiatan Ekstrakurikuler dapat dilakukan sebagai berikut: 1 Top-Down, artinya Sekolah menyediakan menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk paket-paket jenis-jenis kegiatan yang diperkirakan dibutuhkan siswa; 2 Bottom-Up: Sekolah mengakomodasikan keragaman potensi, keinginan, minat, bakat, motivasi dan kemampuan seorang atau kelompok siswa untuk kemudian menetapkanmenyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler; 3 Variasi dari alternatif-1 dan alternatif-2. Selanjutnya sekolah menetapkan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang akan diselenggarakan di sekolah sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan dari hasil analisis. Hal tersebut disesuaikan dengan ketetapan-ketetapan, misal mengacu Permendikbud yang berlaku, hasil analisis kebutuhan, kesiapan dan kemampuan sumber daya sekolah, dan sebagainya.

d. Rancangan Program Ekstrakurikuler.

Kegiatan ektrakurikuler bersifat sebagai kegiatan penunjang untuk mencapai program kegiatan kurikuler serta untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas, maka kegiatan ekstrakurikuler sifatnya lebih luwes dan tidak terlalu mengikat daripada kurikuler. Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan lebih bergantung pada bakat, minat, dan kebutuhan peserta 9 didik itu sendiri. Mengingat banyaknya keinginan peserta didik terhadap kegiatan ekstrakurikuler maka programnya harus disesuaikan dengan kemampuan sekolah untuk menyediakan.

e. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler

Program kegiatan ekstrakurikuler harus lebih menumbuhkan pengembangan aspek-aspek lain seperti pengembangan minat, bakat, kepribadian, dan kemampuan sebagai makhluk sosial, disamping tentu saja, sebagai pembantu pencapaian tujuan kegiatan kurikuler. Sehingga yang menjadi penanggungjawab dapat guru kelas, guru bidang studi yang mungkin lebih bersifat team work, sesuai dengan keahlian para guru tersebut untuk bidang-bidang tertentu. Bahkan tak jarang sekolah mempekerjakan tenaga dari luar untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, di mana tenaga luar tersebut memiliki keahlian-keahlian khusus yang diprogramkan pada kegiatan ekstrakurikuler. Program kegiatan ekstrakurikuler pada prinsipnya didasarkan pada kebijakan yang berlaku dan kemampuan sekolah, kemampuan para orang tuamasyarakat dan kondisi lingkungan sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan: 1 identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; 2 analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya; 3 pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; 4 penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; 5 penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan. Dalam pengembangan bentuk kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan. Hal ini penting karena didasarkan dari ketertarikan peserta didik dan sarana rilek. Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada gugusklaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota sesuai