129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas adalah:
1. Penerapan Metode Inquiry Pada Pembelajaran Kewirausahaan Siklus pertama, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, guru
membagikan handout, guru mengajukan permasalahan, guru membagi lembar kerja siswa, siswa menjawab pertanyaan, siswa mendiskusikan
masalah, siswa menyimpulkan dan menyusun laporan hasil diskusi. Pelaksanaan metode inquiry pada siklus pertama hanya mencapai 53.
Kekurangan dalam pembelajaran yaitu siswa kurang senang dengan pembagian kelompok, kurangnya perhatian siswa, siswa tidak fokus
ketika diskusi, dan masih belum mandiri mengerjakan soal tes. Siklus kedua guru menekankan pada: tidak membentuk kelompok
baru untuk menambah waktu diskusi, menentukan posisi duduk tiap kelompok, menjelaskan fungsi peran, lebih intensif membimbing dan
mengontrol diskusi siswa, dan lebih ketat mengawasi siswa mengerjakan tes mandiri. Kekurangan siklus kedua, ada siswa yang tidak
memperhatikan. Pembelajaran siklus II meningkat menjadi 89, dalam kategori baik, dan mencapai indikator keberhasilan sebesar 75. Dengan
demikian pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dengan menggunakan metode inquiry pada kelas XI dinyatakan berhasil.
130 2. Peningkatan kompetensi menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha
dengan metode inquiry pada pembelajaran kewirausahaan dari aspek kognitif.
Prosentase ketuntasan siswa pra siklus sebesar 25,71 atau hanya 9 siswa yang nilainya mencapai KKM dengan nilai rata-rata 61,71. Pada
siklus I setelah dikenai tindakan melalui metode inquiry prosentase pencapaian kognitif siswa sebesar 71,43 atau 25 siswa yang mencapai
kriteria ketuntasan minimal dengan rata-rata 70,29. Kemudian pada siklus kedua prosentase pencapaian kognitif siswa sebesar 94,29 atau 33 siswa
yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan rata-rata 79,43. Prosentase peningkatan ranah kognitif berdasarkan rata-rata dari pra siklus
ke siklus I adalah sebesar 8,58. Prosentase peningkatan ranah kognitif dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 9,14.
3. Peningkatan kompetensi menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha dengan metode inquiry pada pembelajaran kewirausahaan dari aspek
afektif. Prosentase pencapaian afektif siswa pada siklus pertama berada
dalam kategori baik sebanyak 28 siswa dan 7 siswa dalam kategori cukup dengan rata-rata 81,43. Ranah afektif pada siklus II dalam kategori baik
sebanyak 34 siswa dan 1 siswa dalam kategori cukup dengan rata-rata 90,57. Prosentase peningkatan ranah afektif berdasarkan rata-rata adalah
sebesar 9,14.
131 4. Peningkatan kompetensi menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha
dengan metode inquiry pada pembelajaran kewirausahaan dari aspek psikomotor.
Prosentase pencapaian afektif siswa pada siklus pertama berada dalam kategori baik sebanyak 31 siswa dan 4 siswa dalam kategori cukup
dengan rata-rata 87,65. Sedangkan ranah psikomotor siklus II berada dalam kategori baik dengan rata-rata 90,82. Prosentase peningkatan ranah
psikomotor adalah sebesar 3,17.
B. Saran