85
J.  Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut. 1.  Dari  segi  pembentukan  kompetensi  dikatakan  berhasil  dan  berkualitas
apabila  seluruhnya  atau  setidak-tidaknya  sebagian  besar  75  siswa terlibat  secara  aktif,  baik  fisik,  mental  maupun  sosial  dalam  proses
pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil  apabila  terjadiperubahan  perilaku  yang  positif  pada  diri  siswa
seluruhnya  atau  setidak-tidaknya  sebagian  besar  yaitu  75  Mulyasa, 2006:209.
2.  Menurut  Mulyasa  2006:210,  sekurang-kurangya  75  isi  dan  prinsip- prinsip pembelajaran dapat dipahami, diterima, dan diterapkan oleh siswa
dan guru dikelas. 3.  Menurut  Sudjana  1995:8,  biasanya  keberhasilan  siswa  ditentukan
kriterianya yakni berkisar antara 75-80 persen. Artinya, siswa dikatakan berhasil  apabila  ia  menguasai  atau  dapat  mencapai  75-80  persen  dari
tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Beberapa pendapat diatas digunakan sebagai acuan dalam pengukuran
indikator keberhasilan proses pembelajaran dengan metode inquiry baik dari segi proses pembelajaran maupun dari hasil pencapaian kompetensi kognitif,
psikomotor, dan afektif. Penelitian tindakan kelas dengan metode inquiry ini dinyatakan  berhasil  jika  75  dari  isi  dan  prinsip  pembelajaran  terlaksana
sesuai sintak dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dari segi  hasil  kompetensi  siswa  dinyatakan  berhasil  jika    75  siswa  mencapai
86 nilai kriteria ketuntasan minimal  yakni nilai 70 pada materi kewirausahaan
sekolah  untuk  aspek  kognitif.  Dengan  jumlah  siswa  kelas  XI  Busana  3 sebanyak 35 siswa, maka dinyatakan berhasil jika minimal 28 siswa mencapai
nilai  70.  Sedangkan  untuk  aspek  afektif  dan  psikomotor  yakni  sekurang- kurangnya  75  dari  keseluruhan  siswa  yaitu  minimal  28  siswa  mencapai
kategori cukup dari kriteria pengamatan  yang sudah ditentukan.  Pembagian prosentase untuk menentukan nilai akhir adalah 60 dari ranah kognitif, 30
dari ranah psikomotor dan 10 dari ranah afektif. Penentuan  prosentase  skor  tersebut  diatas  ditentukan  berdasarkan
urgensi  tiranah  kompetensi  dalam  mata  pelajaran  teori  khususnya kewirausahaan.  Dimana  dalam  mata  pelajaran  teori,  ranah  kognitif  menjadi
ranah yang seharusnya berkontribusi lebih besar untuk mengindikasikan suatu capaian kompetensi, untuk itu tim peneliti menentukan prosentase skor ranah
kognitif  sebesar 60. Psikomotor siswa dalam wujud keterampilan berpikir selama  proses  pembelajaran  ditentukan  prosentase  sebesar  30,  karena
metode  inquiry  akan  cenderung  lebih  menggunakan  keterampilan  berpikir dalam  setiap  tahap  pembelajaran.  Sedangkan  sikap  siswa  selama  proses
pembelajaran  ditentukan dengan prosentase 10. Lebih  jelasnya,  indikator keberhasilan dari penelitian ini disajikan dalam skema sebagai berikut.
87 Gambar 2. Skema Indikator Keberhasilan Penilaian
Indikator Keberhasilan
Kompetensi
Keberhasilan Siswa
1. Skor Kognitif 60 2. Skor Psikomotor 30
3. Skor Afektif 10
Nilai Akhir ≥ 70 KKM Keberhasilan Kelas
Sekurang-kurangnya 75 dari keseluruhan siswa
yaitu minimal 28 siswa mencapai nilai KKM
Dari segi afektif dan psikomotor1.sekurang-
kurangnya 75
dari keseluruhan siswa yaitu
minimal 28 siswa dalam kategori cukup
Pembelajaran
Pembelajaran dinyatakan berhasil jika 75 dari isi
dan prinsip pembelajaran terlaksana sesuai sintak
dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun.
88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian 1.  Kondisi Tempat Penelitian
Penelitian  ini  dilaksanakan  di  SMK  Negeri  2  Godean  yang berlokasi  di  Jalan  Jae  Sumantoro  No.23  Sidoagung,  Godean,  Sleman.
SMK Negeri 2 Godean merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang mempunyai dua progam keahlian yakni Tata Boga dan Tata Busana.
Penelitian  tentang  peningkatan  kompetensi  siswa  dengan  metode inquiry pada pembelajaran kewirausahaan yang berfokus pada kompetensi
dasar  menganalisis  aspek-aspek  pengelolaan  usaha  dilaksanakan  mulai tanggal  13  April-31  Mei  2013.  Penelitian  ini  dilaksanakan  di  kelas  XI
Busana 3 di SMK Negeri 2 Godean dengan alasan masih rendahnya nilai mata  pelajaran  kewirausahaan  dibanding  dengan  nilai  mata  pelajaran
adaptif  lainnya.  Mata pelajaran  ini diampu oleh  1 guru  dengan satu kali tatap muka setiap minggu nya, tiap pertemuan selama 2 jam pelajaran atau
2  x  45  menit.  Media  yang  mendukung  pembelajaran  adalah  modul kewirausahaan dan papan tulis.
Selanjutnya akan dibahas tentang pelaksanaan tindakan kelas tiap siklus  peningkatan  kompetensi  menganalisis  aspek-aspek  pengelolaan
usaha  dengan  metode  inquiry  pada  pembelajaran  kewirausahaan  siswa kelas XI.