Gambaran Umum Kondisi Daerah

PEMERINTAHAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II - Pemanfaatan lahan di Muara Enim terbagi menjadi 2 dua kelompok besar, yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi. Secara keseluruhan, pola spasial pemanfaatan ruang kawasan lindung tersebar terutama di bagian utara dan selatan Kabupaten Muara Enim. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi untuk dibudidayakan atas dasar kondisi potensi sumber daya alam, manusia dan buatan. Termasuk dalam kawasan budidaya ini adalah kawasan pertanian, kawasan permukiman dan industri. Pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara spasial mengarah pada bagian wilayah barat-timur, mencakup wilayah yang berdasarkan analisis daya dukung lahan tergolong sangat tinggi, dan tinggi, baik untuk pengembangan kawasan budidaya perdesaanpertanian maupun perkotaan.

b. Potensi Pengembangan Wilayah

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis perekonomian Kabupaten Muara Enim, disamping dibutuhkan sebagai penyedia pangan, penduduk Muara Enim juga tergantung pada sektor ini. Hal ini dapat terlihat dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim 83,22 persennya 760.654 Ha merupakan lahan pertanian. Bila dirinci menurut penggunaannya, penggunaan lahan di Kabupaten Muara Enim dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan bukan sawah sendiri dibedakan atas lahan untuk bangunan, ladang, hutan, kolam, perkebunan dan lahan lainnya. Fenomena yang terjadi di Kabupaten Muara Enim menunjukkan bahwa luas lahan sawah lambat laun semakin berkurang dari tahun ke tahun sejalan dengan banyaknya perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan bukan pertanian. PEMERINTAHAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II - Pembangunan pertanian tanaman pangan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan dibidang ini diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi pangan baik kuantitas maupun kualitasnya. Lahan pertanian di kabupaten Muara Enim, menghasilkan beberapa komoditas pertanian tanaman pangan seperti: padi sawah, padi ladang, palawija, hortikultura, dan lain sebagainya. Secara umum luas panen dan produksi padi pada tahun 2012 di Kabupaten Muara Enim mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, untuk luas panen dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 7,67 persen sedangkan untuk produksinya mengalami peningkatan sebesar 5,26 persen. Apabila dilihat berdasarkan dimana tempat padi tersebut ditanam maka hasilnya bervariasi, seperti luas panen padi sawah di Kabupaten Muara Enim pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 12,41 persen dibanding tahun 2011, yaitu dari 13.257 Ha pada tahun 2011 turun menjadi 11.612 Ha pada tahun 2012. Begitu juga dengan hasil produksi padi sawah, turun sebesar 16,96 persen dibanding tahun 2011, yaitu dari 82.245 ton pada tahun 2011 menjadi 68.298 ton pada tahun 2012. Penurunan produksi ini disebabkan selain perubahan fungsi lahan juga banyak dipengaruhi oleh faktor perubahan musim yang tidak menentu. Sebaliknya untuk padi ladang baik luas panen maupun produksinya justru mengalami peningkatan, dari dari 14.395 Ha menjadi 17.957 Ha atau naik sebesar 24,74. Sedangkan produksinya dari 51.398 ton menjadi 62.394 ton atau naik sekitar 21,39 persen. Sementara itu, dari hasil produksi tanaman palawija terlihat bahwa terjadi penurunan produksi hampir seluruh tanaman palawija, kecuali kacang tanah, dikarenakan adanya penurunan luas panen. Pada komoditas hortikultura, produksi buah-buahan pada tahun 2012 sebagian besar setiap jenis komoditi mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, namun yang paling berpotensi adalah buah nanas, pisang, rambutan dan durian. Sementara untuk produksi sayur-sayuran sebagian besar komoditas mengalami penurunan pada tahun 2012, seperti kentang, tomat, bawang daun, buncis, kangkung, bayam, kacang panjang, terung dan cabai.