Permasalahan Pembangunan Daerah 81e9bb93bb10c70ac0ee7acd62218fb9 rkpd 2014

ïðï ñ ò ó ò ô ò ò ô Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 III-2 sebesar 7,0 persen. Kebijakan yang diarahkan untuk mengendalikan inflasi antara lain adalah stabilisasi harga pangan, pengurangan biaya transportasi, dan pengaamanan pasokan bahan bakar minyak. Pengendalian harga pangan akan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan dan pengamanan jalur distribusi pangan dari daerah penghasil pangan ke pasar. Upaya pengurangan biaya transportasi akan di tempuh melalui perbaikan prasarana transportasi dan penambahan sarana tranportasi. Pengamanan pasokan bahan bakar minyak akan dilakukan dengan menjaga keseimbangan pasokan dan menertibkan alokasi bahan bakar minyak. Tabel 3.1 Kerangka Ekonomi Makro Kabupaten Muara Enim INDIKATOR 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan Ekonomi 5,31 5,42 5,53 5,64 PDRB ADHB Rp Triliyun 23.284 26.049 27.495 28.873 PDRBkapita Rp Juta 24,87 27,66 28,75 29,84 Inflasi tahun 8,4 6,12 6,27 5,91 Tingkat Kemiskinan 13,71 13,21 12,56 11,98 Tingkat Pengangguran 5,22 4,59 4,20 3,80 Penetapan berbagai asumsi kerangka ekonomi makro Kabupaten Muara Enim ditujukan untuk memberikan suatu dorongan stimulus dan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha untuk melakukan investasi baru dan mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya investasi dan meningkatnya skala usaha, pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pengurangan kemiskinan. Tahap pembangunan tahun 2014 terutama diarahkan untuk mendukung tercapainya Kabupaten Muara Enim menjadi pusat agribisnis dengan dukungan klaster usaha pertanian yang maju dan modern; serta Kabupaten Muara Enim menjadi pusat industri energi dengan dukungan klaster industri energi dan industri pengolahan terpadu dan saling mendukung. õöõ Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 III-3 Kebijakan ekonomi Kabupaten Muara Enim tahun 2014 juga didorong untuk memperkuat pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah tahun 2014 antara lain percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium MDGs; percepatan penanggulangan kemiskinan melalui empat klaster; perlindungan sosial berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan PNPM Mandiri; Peningkatan akses usaha mikro kecil dan menengah pada sumberdaya produktif melalui kredit usaha rakyat, serta peningkatan dan perluasan program pro rakyat; pelaksanaan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3Ei; serta peningkatan Ketahanan Pangan, Penanganan Transportasi Kota-kota Besar, dan Perluasan kesempatan kerja. Kebijakan ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 juga diarahkan untuk mendukung penguatan keterkaitan konektivitas pembangunan antar kecamatan sebagai wujud dari pelaksanaan pembangunan berdimensi kewilayahan. Oleh sebab itu, kebijakan ekonomi tahun 2014 akan didukung dengan reorientasi seluruh prioritas-prioritas kebijakan dan program untuk setiap SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Muara Enim secara lebih baik, terukur dan koprehensif. Dengan pemahaman keterkaitan ekonomi antar SKPD secara lebih baik, penentuan alokasi dan lokasi program dan kegiatan investasi secara bertahap akan menjadi lebih akurat dalam mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing daerah. Penekanan pembangunan berdimensi kewilayahan pada tahun 2014 menegaskan pentingnya optimalisasi potensi ekonomi daerah kabupaten Muara Enim, peningkatan daya saing daerah, dan penguatan keterkaitan ekonomi antar daerah. Kebijakan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam empat strategi pembangunan Four Track Strategy: peningkatan pertumbuhan ekonomi pro-growth, Penurunan kemiskinan Pro-Poor, pengurangan pengangguran pro-jobs, dan pengurangan dan pencegahan kerusakan lingkungan pro-environment. Pembangunan berdimensi kewilayahan juga diarahkan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim ÷ø÷ Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 III-4 Kebijakan ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 juga ditujukan untuk mendorong penguatan kerjasama dan keterkaitan antar daerah dan pengembangan wilayah dalam suatu kesatuan wilayah berdasarkan keterkaitan etnis, sosial dan kultural. Berbagai kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 akan didukung dengan berbagai program dan kegiatan pembangunan yang berpihak kepada rakyat miskin antara lain program berobat gratis, sertifikasi lahan gratis, bantuan 2.000 unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, bantuan benihbibit dan sarana produksi pertanian, pengembangan ternak integrasi sapi-sawit, dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi UMKM-K. Upaya percepatan pengurangan kemiskinan juga didorong oleh berbagai program yang diarahkan untuk memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, serta mengamankan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dengan akses dan harga yang terjangkau. Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Muara Enim tahun 2013 mencakup arah dan kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

a. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Rencana pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya. 1. Pendapatan Asli Daerah PAD Untuk penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan hal- hal sebagai berikut : a. Dalam merencanakan target PAD mempertimbangkan kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait. 3.2Arah Kebijakan Keuangan Daerah ùúù Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 III-5 b. Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga dilarang menganggarkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang peraturan daerahnya bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan atau telah dibatalkan. c. Kebijakan penganggaran tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha. d. Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok Pendapatan Asli Daerah, jenis lain-lain PAD yang Sah, obyek hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. 2. Dana Perimbangan a. Perhitungan alokasi Dana Alokasi Umum DAU didasarkan pada alokasi DAU Tahun anggaran 2014 dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran 2013. b. Perhitungan alokasi Dana Bagi Hasil DBH mempertimbangkan besaran alokasi DBH yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Tahun Anggaran 2013, dengan mengantisipasi kemungkinan tidak stabinya harga hasil produksi minyakgaspertambangan lainnya tahun 2014 danatau tidak tercapainya hasil produksi minyakgaspertambangan lainnya tahun 2014, serta memperhatikan realisasi DBH Tahun Anggaran 2012. c. Alokasi Dana Khusus DAK, dapat dianggarkan sebagai pendapatan daerah, sepanjang telah ditetapkan dalam APBN tahun 2014. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Muara Enim akan memperoleh DAK Tahun Anggaran 2014 setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka Pemerintah Kabupaten Muara Enim menganggarkan DAK dimaksud dengan cara terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati Muara Enim tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD Kabupaten Muara Enim, selanjutnya DAK dimaksud ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014. 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Penetapan target penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalamluar negeri yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran