BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian  tindakan  kelas  mengenai  keterampilan  menulis  sudah  pernah dilakukan  sebelumnya.  Penelitian  tersebut  sebagian  besar  bertujuan  untuk
meningkatkan  hasil  pembelajaran.  Namun,  penelitian  di  bidang  menulis  masih cukup    luas    dan    masih    banyak    yang    harus    diteliti    untuk    menyempurnakan
penelitian  terdahulu.  Beberapa  penelitian  dahulu    yang  relevan  dapat  dijadikan sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan
oleh  Andrzejczak  2005,  Martofiah  2008,  Hidayah  2009,  Jacobson  2009, Kinasih 2009, Laily 2010, Nuraeni 2010.
Andrzejczak  2005  dalam  jurnal  internasional  Internasional  Journal  of Education  and  the  Arts  menulis  artikel  yang  berjudul
“From  Image  to  Text  : Using  Images  in  the  Writing  Proce
s” meneliti tentang manfaat mengintegrasikan gambar  untuk  proses  menulis.  Penelitian  ini  menilai  keefektifan  penggunaan
gambar untuk meningkatkan proses penulisan. Keuntungan menggunakan gambar bagi  siswa  dalam  proses  pra-menulis  memberikan  titik  masuk  motivasi,  cara
untuk  mengembangkan  dan  menguraikan  gagasan.  Studi  ini  menunjukkan  bahwa manfaat  gambar  rupa  dapat  meningkatkan  pemikiran  dan  menulis.  Relevansi
penelitian  Andrzejczak,  dkk  dengan  penelitian  ini  terletak  pada  media pembelajaran  yaitu  gambar  pada  kartu  pantun,  sedangkan  perbedaannya  terletak
masalah   yang   dikaji.     Penelitian   ini   terdapat   kekurangan,   yaitu   kurangnya
modifikasi  pada  gambar  agar  menjadi  lebih  menarik,  pada  penelitian  ini  peneliti menggunakan  media  kartu  pantun  yang  di  dalamnya  terdapat  suatu  gambar
berdasarkan tema pantun tersebut. Murtofiah  2008  dalam  penelitiannya  yang  berjudul
“Peningkatan Kemampuan  Menulis  Pantun  Anak  dengan  Teknik  Latihan  Terbimbing  Siswa
Kelas  IV  A  SD  Islam  Al  Madina  Sampangan  Semarang ”  menyimpulkan bahwa
kemampuan  menulis  pantun  anak  siswa  dapat  meningkat  setelah  menggunakan teknik  latihan  terbimbing.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  siklus  1  terjadi
peningkatan  sebesar  36,49  dengan  nilai  rata-rata  sebesar  67,96  dan  pada  siklus II mengalami peningkatan sebesar 30,16 dengan nilai rata-rata 88,46.
Penelitian  tersebut  tidak  hanya  meningkatkan  hasil  belajar  siswa,  tetapi  juga menunjukkan  adanya  perubahan  perilaku  siswa.  Perubahan  tersebut  terjadi  pada
siklus  II  yaitu  perubahan  perilaku  negatif  menjadi  perilaku  positif.  Pada  siklus  II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang
dan  menikmati  pembelajaran  menulis  pantun  anak  dengan  teknik  latihan terbimbing.
Persamaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Martofiah  2008 pada  masalah  yang  dikaji  yaitu  peningkatan  keterampilan  menulis  pantun,
sedangkan  perbedaan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  peneliti  dengan  Martofiah 2008  terletak  pada  tindakan  yang  diberikan  untuk  mengatasi  masalah  tersebut.
Dalam  penelitiannya,  Martofiah  menggunakan  teknik  terbimbing  untuk meningkatkan  keterampilan  menulis  pantun,  sedangkan  penelitian  yang  peneliti
lakukan  menulis  pantun  menggunakan  model  pembelajaran  ARIAS  Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction dengan media kartu pantun.
Penelitian  Murtofiah  2008  berjudul “Peningkatan  Kemampuan  Menulis
Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas  IV A SD Islam Al Madina  Sampangan  Semarang
”  terdapat kekurangan  yaitu dengan teknik  latihan terbimbing   maka   akan   sulit   untuk   membentuk   kelompok   yang   homogen,
seringkali  siswa  tidak  cocok  dengan  anggota  kelompoknya  karena  masing-msing siswa  membutuhkan  latihan  terbimbing  dari  guru  dan  dalam  penelitian  ini  juga
tidak menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran. Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan melakukan
penelitian  peningkatan  keterampilan  menulis  pantun  menggunakan  model pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest,  Assessment,  Satisfaction
yang  akan  meningkatkan  rasa  percaya  diri  siswa  baik  secara  individu  maupun dalam kelompok belajar dan menggunakan media kartu pantun yang memudahkan
siswa untuk menggali ide gagasannya. Hidayah    2009    dalam    penelitiannya    yang    berjudul
“Peningkatan Keterampilan  Menulis  Pantun  dengan  Model  Pembelajaran  Numbered  Heads
Together NHT dan Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP PGRI  3  Boja  Kabupaten  Semarang  Tahun  Ajaran
20092010”  menyimpulkan bahwa  kemampuan  menulis  pantun  siswa  mengalami  peningkatan  setelah
menggunakan  model  numbered  heads  together  dan  teknik  pancingan  kata  kunci. Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  siklus  I  terjadi  peningkatan  dengan  nilai  rata-rata
sebesar  61,43  dan  pada  siklus  II  mengalami  peningkatan  dengan  nilai  rata-rata 71,63.
Penelitian  tersebut  tidak  hanya  meningkatkan  hasil  belajar  siswa,  tetapi  juga menunjukkan  adanya  perubahan  perilaku  siswa.  Perubahan  tersebut  terjadi  pada
siklus  II  yaitu  perubahan  perilaku  negatif  menjadi  perilaku  positif.  Pada  siklus  II siswa  semakin  aktif  dan  antusias  dalam  pembelajaran,  karena  siswa  mulai
menikmati menulis pantun dengan model pembelajaran numbered heads  together nht dan teknik pancingan kata kunci.
Persamaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Hidayah  2008 adalah pada masalah  yang dikaji  yaitu peningkatan keterampilan menulis  pantun,
sedangkan  perbedaan  penelitian    yang  dilakukan  oleh  peneliti  dengan  Hidayah 2009  terletak  pada  tindakan  yang  diberikan  untuk  mengatasi  masalah  tersebut.
Dalam    penelitiannya,    Hidayah    menggunakan    model    pembelajaran    numbered heads together dan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan
menulis  pantun,  sedangkan  peneliti  dalam  penelitiannya  menggunakan  model pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest,  Assessment,  Satisfaction
dengan media kartu pantun. Penelitian Hidayah  2009  yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun  dengan  Model  Pembelajaran  Numbered  Heads  Together  NHT  dan
Teknik  Pancingan  Kata  Kunci  pada  Siswa  kelas  VII  A  SMP  PGRI  3  Boja Kabupaten  Semarang  Tahun  Ajaran  20092010
”  terdapat  kekurangan,  menulis pantun  menggunakan  model  Numbered  Heads  Together  kurang  cocok  karena
jumlah siswa yang banyak, membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh  guru.  Dengan  mengggunakan teknik  pancingan
kata  kunci  maka  siswa  yang  merasa  sudah  bisa  akan  cenderung  dibatasi  dalam pemilihan  kata  sehingga  tidak  dapat  mengembangkan  ide  gagasannya.  Alangkah
baiknya  jika  menggunakan  media  pembelajaran  untuk  menunjang  proses  belajar mengajar.  Sehingga  untuk  menyempurnakan  penelitian  tersebut,  peneliti  ini  akan
melakukan  penelitian  peningkatan  keterampilan  menulis  pantun  menggunakan model  pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest,  Assessment,
Satisfaction  yang  akan  meningkatkan  rasa  percaya  diri  siswa  dalam  kelompok belajar  dan  menggunakan  media  kartu  pantun  mempermudah  siswa  dalam
mengembangkan ide atau gagasannya dalam menulis pantun. Penelitian  menulis  juga  dilakukan  oleh  Kinasih  2009  yang  berjudul
“Peningkatan  Keterampilan  Menulis  Pantun  dengan  Teknik  Pemancingan  Kata Kunci  Siswa  Kelas    IV  SD  Negeri  2  Ngempon    Kecamatan  Bergas  Kabupaten
Semarang ”  menyimpulkan  bahwa  kemampuan  menulis  pantun  siswa  mengalami
peningkatan setelah menggunakan teknik pancingan kata kunci. Hal tersebut dapat dilihat  dari  siklus  I  terjadi  peningkatan  sebesar  24,74  dengan  nilai  rata-rata
74,23  dan  pada  siklus  II  mengalami  peningkatan  sebesar  19,22  dengan  nilai rata-rata 88,74 termasuk dalam kategori baik.
Penelitian  tersebut  tidak  hanya  meningkatkan  hasil  belajar  siswa,  tetapi  juga menunjukkan  adanya  perubahan  perilaku  siswa.  Perubahan  tersebut  terjadi  pada
siklus  I  yaitu  perubahan  perilaku  negatif  menjadi  perilaku  positif.  Pada  siklus  II
siswa  semakin  aktif  dalam  pembelajaran,  karena  siswa  mulai  senang  mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan teknik pancingan kata kunci.
Persamaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Kinasih  2009 pada  masalah  yang  dikaji  yaitu  peningkatan  keterampilan  menulis  pantun,
sedangkan  perbedaan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Kinasih  terletak  pada tindakan  yang  diberikan  untuk  mengatasi  masalah  tersebut.  Dalam  penelitiannya,
Kinasih  menggunakan  teknik  pancingan  kata  kunci  untuk  meningkatkan keterampilan  menulis  pantun,  sedangkan  penulis  dalam  meneliti  menulis  pantun
menggunakan  model  pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest, Assessment, Satisfaction dengan media kartu pantun.
Penelitian  oleh  Kinasih  2009  yang  berjudul “Peningkatan  Keterampilan
Menulis  Pantun  dengan  Teknik  Pemancingan  Kata  Kunci  Siswa  Kelas  IV  SD Negeri   2   Ngempon   Kecamatan   Bergas   Kabupaten   Semarang
”   terdapat kekurangan  yaitu  menulis  pantun  dengan  teknik  pemancingan  kata  kunci  maka
siswa  yang  merasa  sudah  tahu  atau  sudah  bisa  akan  cenderung  dibatasi  dalam pemilihan   katanya   sehingga   tidak   dapat   mengembangkan   ide   gagasannya.
Sehingga  untuk  menyempurnakan  penelitian  tersebut,  peneliti  akan  melakukan penelitian  peningkatan  keterampilan  menulis  pantun  menggunakan  model
pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest,  Assessment,  Satisfaction yang  akan  meningkatkan  rasa  percaya  diri  siswa  dalam  kelompok  belajar  dan
menggunakan media kartu pantun sehingga siswa dapat mengembangkan ide atau gagasannya dengan mudah dalam menulis pantun.
Jacobson 2009 dalam jurnal internasional  College  of Education and Human Sciences  menulis  artikel  yang  berjudul
“Improving  the  Writing  Performance  of High  School  Students  with  Attention  Deficit  Hyperactivity  Disorder  and  Writing
Difficultie s”  meneliti  tentang  hubungan  aktivitas  siswa  yang  hiperaktif  dengan
kemampuan atau kesulitan menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan strategi  esai  persuasif  dengan  menggunakan  strategi  model  pengembangan
pengaturan   diri   dalam   keterampilan   menulis   siswa   kelas   XII   SMA   yang mengalami  kelainan  hiperaktif.  Hasil  penelitian  ini  mengindikasikan  kenaikan
sejumlah  struktur  esai,  panjang  karangan,  dan    kualitas  holistik  pada  karangan siswa.  Relevansi  penelitian  Jacobson  dengan  penelitian  ini  terletak  pada
keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya pada model dan subjek penelitian. Laily  2010  melakukan  penelitian  dengan  judul
“Peningkatan  Keterampilan Menulis  Cerpen  dengan  Model  Pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,
Interest,  Assessment,  Satisfaction  Melalui  Strategi  3M  Siswa  Kelas  IX-A  MTs. Darul    Ma
’arif    Pringapus    Kabupaten    Semarang”    menyimpulkan    bahwa kemampuan  menulis  cerpen  siswa  mengalami  peningkatan  setelah  menggunakan
metode  pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest,  Assessment, Statisfaction  melalui  Strategi  3M.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  nilai  rata-rata  pada
siklus I sebesar 62,06 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus II  nilai  rata-rata  kelas  meningkat  sebesar  16,95  menjadi  76,09  termasuk  dalam
kategori baik. Penelitian  tersebut  tidak  hanya  meningkatkan  hasil  belajar  siswa,  tetapi  juga
menunjukkan  adanya  perubahan  perilaku  siswa.  Perubahan  tersebut  terjadi  pada
siklus  I  yaitu  perubahan  perilaku  negatif  menjadi  perilaku  positif.  Pada  siklus  II siswa  semakin  aktif  dan  antusias  dalam  pembelajaran  menulis  pantun
menggunakan  model  pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest, Assessment, Satisfaction melalui strategi 3M.
Persamaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Laily  2010 adalah  terletak  pada  tindakan  yang  diberikan  untuk  mengatasi  masalah  tersebut
yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS  Assurance, Relevance, Interest, Assessment,  Satisfaction.  Walaupun  menggunakan  tindakan  yang  sama  akan
tetapi  penelitian  Laily  2010  dan  penelitian  ini  memiliki  tahap  atau  langkah- langkah  yang  berbeda.  Pada  penelitian  Laily  menggunakan  Model  Pembelajaran
ARIAS Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction melalui strategi 3M, yaitu dengan komponen model pembelajaran ARIAS Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction yang digabungkan dengan strategi 3M, dimulai dari tahap meniru, tahap mengolah dan tahap mengembangkan jadi yang berperan
besar  dalam  penelitian  ini  adalah  strategi  3M,  sedangkan  peneliti  menggunakan model  pembelajaran  ARIAS  dengan  langkah-langkah  assurance,  relevance,
interest,  assessment  dan  satisfaction  tanpa  menggunakan  gabungan  strategi  yang lain  hanya  menggunakan  model  pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,
Interest,  Assessment,  Satisfaction.  Perbedaan  penelitian  Laily  2010  dengan penelitian penulis terletak pada masalah  yang dikaji, pada penelitian  Laily adalah
meningkatkan keterampilan cerpen sedangkan masalah  yang dikaji penulis dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis pantun.
Laily  2010  dalam  penelitiannya  yang  berjudul “Peningkatan  Keterampilan
Menulis  Cerpen  dengan  Model  Pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance, Interest,  Assessment,  Satisfaction  Melalui  Strategi  3M  Siswa  Kelas  IX-A  MTs.
Darul  Ma ’arif  Pringapus  Kabupaten  Semarang”  terdapat  kekurangan  dengan
menggunakan  Strategi  3M,  yaitu  ketika  siswa  menulis  pantun  cenderung  melihat contoh  yang  sudah  ada  sehingga  siswa  tidak  menggunakan  ide  kreatifnya
menyebabkan  kemampuan  siswa  kurang  berkembang.  Sehingga  untuk meningkatkan  penelitian  tersebut,  peneliti  melakukan  penelitian  peningkatan
keterampilan  menulis  pantun  menggunakan  model  pembelajaran  ARIAS Assurance,    Relevance,    Interest,    Assessment,    Satisfaction    yang    akan
meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dengan media kartu pantun untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan ide atau gagasannya.
Penelitian  menulis  juga  dilakukan  oleh  Nuraeni  2010  yang  berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM
dengan  Media  Kartu  Warna  Edukasi  pada  Siswa  Kelas  IX  AP  1  SMK  Widya Praja  Ungara
n”  menyimpulkan  bahwa  keterampilan  menulis  wacana  dapat meningkat setelah menggunakan pendekatan PAIKEM dengan media kartu warna
edukasi  menunjukkan  adanya  suatu  peningkatan.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 16,76 dengan nilai rata-rata 57,69 dan pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 32,15 dengan nilai rata-rata 76,24 dan termasuk dalam kategori baik.
Penelitian  tersebut  tidak  hanya  meningkatkan  hasil  belajar  siswa,  tetapi  juga menunjukkan  adanya  perubahan  perilaku  siswa.  Perubahan  tersebut  terjadi  pada
siklus  I  yaitu  perubahan  perilaku  negatif  menjadi  perilaku  positif.  Pada  siklus  II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang
dan  menikmati  pembelajaran  dan  menikmati  pembelajaran  menulis  wacana menggunakan pendekatan paikem dengan media kartu warna edukasi.
Persamaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Nuraeni  2010 adalah  media  pembelajaran  yang  digunakan  dalam  keterampilan  menulis  pantun
yaitu  media  kartu,  akan  tetapi  pada  penelitian  Nuraeni  2010  menggunakan media  kartu  yang  berwarna  untuk  menulis  pantun  oleh  siswa  sedangkan  dalam
penelitian  ini  menggunakan  media  kartu  yang  di  dalamnya  terdapat  pantun  yang belum lengkap atau rumpang dan terdapat gambar dan tema untuk mempermudah
siswa  dalam  menulis  pantun.  Perbedaan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  peneliti Nuraeni  2010  terletak  pada  tindakan  yang  diberikan  untuk  mengatasi  masalah
tersebut.    Dalam    penelitiannya,    Nuraeni    2010    mengkaji    peningkatan keterampilan  menulis  wacana  menggunakan  pendekatan  PAIKEM,  sedangkan
penulis  dalam  mengkaji  peningkatan  keterampilan  menulis  pantun  menggunakan model  pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest,  Assessment,
Satisfaction. Penelitian  oleh  Nuraeni  2010  yang  berjudul
“Peningkatan  Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna
Edukasi  pada  Siswa  Kelas  IX  AP  1  SMK  Widya  Praja  Ungara n”  terdapat
kekurangan yaitu pada media kartu warna yang digunakan kurang menarik karena hanya kartu berwarna saja tidak terdapat gambar ataupun modifikasi yang lainnya.
Untuk   menyempurnakan   penelitian   tersebut,   peneliti   melakukan   penelitian
peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan media kartu pantun  yang didalamnya  terdapat  gambar  dan  sebuah  pantun  yang  masih  rumpang  sehingga
siswa dapat mengembangkan ide gagasannya dengan mudah. Berdasarkan  uraian  di    atas,  dapatlah  diketahui    bahwa  penelitian  mengenai
keterampilan  menulis  siswa  sudah  banyak  dilakukan  dengan  berbagai  teknik, metode,   dan   media.    Penelitian   tersebut    bertujuan   untuk    meningkatkan
keterampilan  siswa  dalam  menulis.  Meskipun  keterampilan  menulis  telah  banyak dilakukan,  peneliti  tetap  menganggap  bahwa  penelitian  ini  penting  dan  harus
dilakukan  oleh  penulis  bertujuan  untuk  melengkapi  penelitian  yang  sebelumnya. Penelitian  ini  memberikan  alternatif  lain  bagi  pembelajaran  menulis  khususnya
menulis  pantun.  Alternatif  lain  dalam  penelitian  ini  berupa  penggunaan  model pembelajaran dan media pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini menggunakan
model  pembelajaran  ARIAS  Assurance,  Relevance,  Interest,  Assessment, Satisfaction  dengan  media  kartu  pantun  diharapkan  dapat  melengkapi  hasil-hasil
penelitian sebelumnya serta dapat dijadikan pijakan bagi peneliti selanjutnya.
2.2 Landasan Teoretis