Relating to Operating Expense Terkait dengan Teknologi Informasi Terkait dengan Sumber Daya Bidang Operasional

Tanggung Jawab Sosial Perushaan Data Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian BRI Syariah 20 Pada saat bersamaan, bebannya justru mengalami kenaikan sebesar 18,71. Jika pada tahun 2013 sebesar Rp14,02 triliun, pada tahun 2014 menjadi Rp16,44 triliun. Kondisi ini membuat tekanan pada laba tahun berjalan yang turun drastis, yaitu 53,04, dari Rp4,36 triliun menjadi Rp2,05 triliun. Bahkan menjelang tutup tahun 2014, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI rate, dari 7,50 menjadi 7,75. Hal ini berpotensi menaikkan cost of fund bank. PEMBERIAN SARAN DAN NASIHAT Sepanjang tahun 2014, beberapa saran dan nasihat yang telah disampaikan oleh Dewan Komisaris agar menjadi perhatian Direksi, di antaranya:

1. Terkait dengan Kredit Bermasalah atau Non Performing Financing NPF

Peningkatan NPF merupakan sinyal awal yang paling jelas dari memburuknya kualitas aset bank. Karena itu, Direksi perlu bersungguh-sungguh untuk menekan angka NPF dengan menggunakan beberapa strategi secara simultan: - Meningkatkan kinerja penanganan aset bermasalah special asset management SAM baik melalui penagihan, restrukturisasi, maupun likuidasi jaminan. - Meningkatkan kualitas pengawasan dan penagihan collection pembiayaan, khususnya dengan memanfaatkan data- data di sistem secara lebih efektif. - Memperbesar aset dengan menciptakan banyak pembiayaan baru sehingga rasio aset bermasalah menjadi turun.

2. Terkait dengan Biaya Operasional

Dewan Komisaris mengingatkan agar manajemen memperbaiki rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO dengan melakukan eisiensi biaya dan meningkatkan potensi pendapatan. Selain itu, biaya untuk memperoleh dana cost of fund juga perlu diturunkan dengan menambah basis nasabah retail dengan jumlah penempatan dana yang memberikan net marjin yang baik. At the same time, expense increased by 18.71. Expense in 2013 amounted to Rp14.02 trillion, while in 2014 it amounted to Rp16.44 trillion. These conditions create pressure on the current year proit which dropped drastically, ie 53.04, from Rp4.36 trillion to Rp2.05 trillion. Even prior to the closing of 2014, Bank Indonesia raised its benchmark interest rate BI rate, from 7.50 to 7.75. This could potentially raise the cost of funds of banks. THE PROVISION OF SUGGESTIONS AND ADVICE Throughout 2014, a number of advice and recommendations that have been conveyed by the Board of Commissioners to the attention of the Board of Directors, including:

1. Relating to Non Performing Financing NPF

The increase of NPF is the clearest initial signal of the deteriorating quality of bank assets. Therefore, the Board of Directors needs to be determined to reduce the number of NPF by using multiple strategies simultaneously: - Improve the handling of non performing assets’ performance special asset management SAM both through billing, restructuring, or liquidation of collateral - Improve the quality of inancing supervision and billing collection, particularly by utilizing the data in the system in a more efective manner. - Boost assets by creating many new inancing, subsequently decreasing the non performing assets ratio.

2. Relating to Operating Expense

The Board of Commissioners reminds the management to improve the ratio of operating expenses to operating income through cost eiciency and increase revenue potential. In addition, the cost of funds also needs to be reduced by increasing the basis number of retail customer with placement of funds that gives a good net margin. Laporan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners Corporate Social Responsibility Corporate Data Consolidated Financial Statements Laporan Tahunan 2014 Annual Report 21

3. Terkait dengan Teknologi Informasi

Dewan Komisaris berpandangan bahwa kualitas teknologi informasi TI perlu terus- menerus ditingkatkan, baik fungsi eksternal pelayanan nasabah, kualitas operasional, electronic banking maupun fungsi internal oice automation, business intelligenceMIS. Indikator kinerja TI, selain ketersediaan layanan dan pengembangan, juga peningkatan eisiensi internal dalam bentuk cost unit of processing yang semakin kecil. Dalam perkembangan ke depan, overhead TI juga harus dapat didistribusikan secara proporsional kepada unit-unit bisnis yang menggunakan layanan TI berdasarkan tingkat penggunaan layanan.

4. Terkait dengan Sumber Daya

Manusia Isu SDM yang patut menjadi perhatian Direksi, terutama terkait dengan produktivitas karyawan, terutama di bidang bisnis. Kemudian, pengembangan karakter SDM dan budaya perusahaan, serta kualitas pelayanan bagi karyawan. PENILAIAN ATAS KINERJA DIREKSI Dewan Komisaris berpendapat bahwa manajemen telah memberikan upaya optimal untuk meningkatkan kinerja perusahaan selama tahun 2014, walaupun belum maksimal merealisasikan rencana bisnis yang telah ditetapkan. Indikator kinerja yang positif ini bisa di lihat melalui beberapa indikator:

1. Bidang Operasional

Menjelang akhir tahun 2014, BRISyariah meluncurkan layanan Internet Banking. Fasilitas ini merupakan layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet yang dapat diakses selama 24 jam, kapan dan di manapun nasabah berada menggunakan personal computer, notebook atau smartphone. Internet Banking Perusahaan akan memberikan kemudahan, kepraktisan, keamanan serta kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi secara online. Dengan layanan Internet Banking, transaksi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, selama terdapat koneksi jaringan internet.

3. Relating to Information Technology