124
Laporan Tahunan 2016
PT Samindo Resources Tbk
The Company’s management has consistently maintain the Company’s performance to constantly grow over time. In
regards to this commitment, the Company has prepared a concept developed from one of the four main points of
the Corporate Culture that is “growing together”. The key message of the point is the Company and all stakeholders
feel the positive impact of the Company’s growth through the development of the surrounding environment Company
simultaneously.
To support the creation of sustainable growth through the environment development, the Company has mapped its
environmental scope into three main parts, namely:
1. Living Environment, 2. The Company’s External Environment Local Communities,
3. The Company’s Internal Environment Employees.
The Company focused the environment development activities on the three components through various social
responsibility activities.
Pertumbuhan Berkelanjutan
Sustainable Growth
Jajaran manajemen Perseroan secara konsisten terus menjaga agar kinerja Perseroan terus bertumbuh dari
waktu ke waktu. Terkait komitmen tersebut, Perseroan telah menyusun sebuah konsep yang dikembangkan dari salah
satu dari empat poin utama dalam Budaya Perseroan yaitu, “tumbuh bersama”. Pesan pokok dari poin tersebut adalah
Perseroan dan seluruh stakeholders merasakan dampak positif atas pertumbuhan Perseroan melalui pengembangan
lingkungan sekitar Perseroan secara simultan.
Untuk mendukung terciptanya pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pengembangan lingkungan, Perseroan
telah memetakan cakupan lingkungannya menjadi tiga bagian utama, yaitu:
1. Lingkungan Hidup, 2. Lingkungan Eksternal Perseroan Komunitas Lokal,
3. Lingkungan Internal Perseroan Perseroan Karyawan.
Perseroan memfokuskan kegiatan pengembangan lingkungan pada tiga komponen tersebut melalui berbagai
aktiitas tanggung jawab sosial.
125
PT Samindo Resources Tbk
2016 Annual Report
Mining activities cannot be separated from the environmental damage issue. In conducting its activities, the Company
continously makes every efort to reduce environmental damage. The Company understands that the lack of
awareness on the environmental preservation will afect the Company’s activities in the future.
Raw Materials and Energy Management
Energy is the most important raw material in coal mining activity. More than 50 of the Company’s total cost of
revenues was spent for energy, which is fuel consumption. As a major component in the Company’s cost of revenues,
currently the role of fossil energy still cannot be replaced by diferent variants of renewable energy. However, the
Company continues striving to improve fuel utilization eiciency. In addition of providing a positive impact on the
fuel cost, the main purpose of the fuel utilization eiciency is to reduce the exhaust gases that can pollute the surrounding
air content. Here are some of the initiatives that have been carried out to achieve eicient in the fuel utilization.
Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Hidup
Responsibility to the Environment
Aktiitas penambangan tidak dapat terpisahkan dengan isu kerusakan lingkungan. Perseroan dalam menjalankan
aktiitasnya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Perseroan
memahami bahwa kurangnya kesadaran atas pelestarian lingkungan akan berdampak terhadap kegiatan Perseroan di
masa yang akan datang.
Pengelolaan Bahan Baku dan Energi
Energi merupakan bahan baku yang paling utama dalam kegiatan pertambangan batubara. Lebih dari 50 total biaya
pokok pendapatan Perseroan adalah biaya untuk energi, yaitu pengunaan bahan bakar. Sebagai komponen utama
dalam komponen biaya pokok pendapatan Perseroan, saat ini peranan bahan bakar fosil masih belum dapat
tergantikan oleh berbagai varian energi terbarukan. Namun demikian Perseroan terus berusaha semaksimal mungkin
untuk melakukan eisiensi atas penggunaan bahan bakar. Selain memberikan dampak positif terhadap biaya bahan
bakar, tujuan utama dari eisiensi penggunaan bahan bakar adalah untuk mengurangi gas buang sisa hasil pembakaran
yang dapat merusak kandungan udara disekitar. Berikut beberapa inisiatif yang telah dilakukan dalam rangka eisiensi
penggunaan bahan bakar.
126
Laporan Tahunan 2016
PT Samindo Resources Tbk
1. Maintenance Management System
MMS is an early warning system developed by the Company. The system uses statistical data to analyze and
provides recommendations for the improvement of the entire main equipment in the operational activities. An
optimal machine has a signiicant impact on the amount of fuel consumed. Problematic equipment has a tendency
to consume fuel excessively. The implementation of MMS has proven successfully reduced the amount of
fuel being consumed. This can be seen from the total fuel consumed in two main activities, the overburden
removal and coal hauling has experience a decreases by -7.8 and -15.4 respectively.
2. Management of Shift Changes and Rest
At the time of shift changes takes place, fuel wastage often happens which caused by the operators’ behavior who
rarely turn of their vehicle. This condition automatically results in wasted fuel. Similarly with the shift change,
rest time also often causes a waste of energy by leaving equipment such as computers and chargers turn on. To
reduce waste of energy, currently the Company issues a policy that requires the employees to shut down vehicle
during shift changes or when the vehicle is parked.
3. Fuel Monitoring
The Company regularly conducts monitoring on fuel consumption. Fuel monitoring aims to assess which
operators that have relatively high total fuel consumption compared to the average. Once the Company obtained
this information, the related department will review the driving habits patterns of each problematic operator. If
the Company inds any driving patterns that are not in accordance with the regulations, the driver must attend
simulated driving training.
4. Dumping Area Relocation
The main purpose of overburden removal activity is to take out rocks from the pit so that coal can be mined. The
rocks will be placed at the dumping area. The dumping area location will be further away as more rock piles up.
The farther dumping area location automatically will require additional fuel to transport it. To manage this, the
planning department regularly relocates the dumping area. In addition to relocating the dumping area, the
strategy done by the Company is by creating disposal area inside the pit. This measure will automatically
reduce the amount of fuel consumed.
5. Measurement of road slope
Increased mining activities automatically will have an impact on the deepening of the pit area. It will certainly
have an impact in the road slope. The higher the degree
1. Maintenance Management System
MMS adalah sistem peringatan dini yang dikembangkan oleh Perseroan. Sistem tersebut menggunakan data-
data statistik untuk menganalisa dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk seluruh peralatan utama
dalam kegiatan operasional. Optimal tidaknya mesin berdampak signiikan terhadap jumlah bahan bakar
yang dikonsumsi. Peralatan yang bermasalah memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi bahan bakar
berlebih. Penerapan MMS terbukti berhasil menekan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi. Indikasi tersebut
terlihat dari total bahan bakar yang dikonsumsi untuk dua aktiitas utama Perseroan, pemindahan batuan
penutup dan pengangkutan batubara yang masing mengalami penurunan sebesar -7,8 dan -15,4.
2. Pengelolaan Pergantian Shift dan Waktu Istirahat
Pada saat berlangsung pergantian shift sering kali terjadi pemborosan bahan bakar yang diakibatkan oleh
perilaku operator, yaitu tidak mematikan kendaraan. Kondisi ini otomatis yang mengakibatkan bahan bakar
terbuang. Sama halnya dengan pergantian shift, pada waktu istirahat juga sering kali terjadi pemborosan
energi dengan membiarkan peralatan seperti komputer dan charger
pada kondisi menyala. Untuk mengurangi terbuangnya energi dengan percuma, saat ini Perseroan
telah memerintahkan untuk mematikan kendaraan baik saat pergantian shift ataupun pada saat kendaraan
operasional di parkir.
3. Fuel Monitoring
Perseroan secara reguler melakukan monitoring atas pemakaian bahan bakar. Monitoring bahan bakar
bertujuan untuk mengetahui operator-operator yang total konsumsi bahan bakarnya relatif tinggi dibandingkan
dengan rata-rata. Setelah didapatkan operator-operator yang bermasalah, departemen terkait akan mereviu pola
kebiasaan mengemudi dari masing-masing operator yang bermasalah. Jika ditemukan pola mengemudi yang
tidak sesuai dengan ketentuan, maka pengemudi akan di training
dengan simulasi mengemudi.
4. Relokasi Dumping Area
Tujuan utama dari aktiitas pemindahan batuan penutup adalah memindahkan batuan-batuan yang
berada di dalam pit agar batubara dapat ditambang.
Batuan yang dipindahkan tersebut akan diletakkan di area pembuangan. Lokasi area pembuangan otomatis
akan semakin jauh sejalan dengan semakin banyaknya timbunan batuan. Lokasi area pembuangan yang
semakin jauh otomatis akan membutuhkan tambahan bahan bakar untuk mengangkutnya. Untuk mengatasi
hal tersebut secara reguler departemen perencanaan melakukan relokasi area pembuangan. Selain melakukan
relokasi area pembuangan, strategi yang dilakukan adalah dengan membuat area pembuangan yang berada
di dalam pit
. Dengan cara tersebut otomatis akan dapat mengurangi jumlah bahan bakar yang dikonsumsi.
5. Pengukuran kemiringan Jalan
Peningkatan aktiitas penggalian otomatis akan berdampak pada semakin dalamnya area pit
. Hal in tentu akan berdampak terhadap tingkat kemiringan jalan.
127
PT Samindo Resources Tbk
2016 Annual Report
of the road slope, the higher the diiculty level and efort required, especially when it rains. To reduce the
road slope, the planning department regularly builds alternative paths. The goal is to reduce efort used by
dumping truck to get out of the pit.
Clean Water Management
The role of water is very vital in a variety of activities both operational and non operational. Water utilization in the
operational activities is very useful for reducing the levels of air pollution as a result of dust around the mining area.
Therefore a water tank serves regularly to watering the road in an efort to reduce pollution resulting from dust.
Mining activities also have the potential to contaminate water with the remnants of lubricants from heavy equipment at the
time of cleaning. The HSE Departement has implemented a number of policies related to clean water management,
namely:
1. Rain Water Shelter
The high water utilization level in the mining activities will certainly suck ground water reserves in the surrounding
environment of the operational area. If this lasts for a long time, the groundwater reserves in the surrounding
environment will be depleted and will lead to a shortage of water. To overcome this, the HSE department has
developed a rainwater storage in the pit. This rainwater storage is equipped with a water ilter, so it can be used
for various purposes.
2. Establishment of Settling Pond
Settling Pond serves as a place to house the mine water as well as precipitate solid particles that come with the
water from the mine. The settling ponds is made on the lowest location in the mining region, so that the water will
lows into the settling pond naturally and then lows into the river through sewer channel. By the existence of the
settling pond, the Company expects that the water from the mining area will have no trace of solid particles thus
avoiding any turbidity in the rivers or the sea. It is also expected that this will not cause any river shallowing due
to solid particles that carried along with the water.
Hazardous and Toxic Waste Management
According to GR No. 181999, hazardous and toxic waste is a waste from a business and or activity that contains
hazardous and or toxic materials that due to their nature and or concentration and or amount, both directly or indirectly,
may pollute or damage the environment and or endanger the environment, the health and safety of mankind and other
living beings. In short, hazardous and toxic waste is all types of materials that due to its concentration and or amount
endanger mankind, living beings, and the environment, regardless of the type of waste.
Semakin tinggi tingkat kemiringan jalan, semakin tinggi tingkat kesulitan dan tenaga yang dibutuhkan, terutama
pada saat hujan. Untuk mengurangi tingkat kemiringan jalan departmen perencanaan secara berkala melakukan
pembuatan jalur-jalur alternatif. Tujuannya adalah untuk mengurangi tenaga yang digunakan oleh dumping truck
untuk keluar dari dalam pit
.
Pengelolaan Air Bersih
Peranan air sangatlah vital dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non operasional. Dalam
kegiatan operasional penggunaan air sangat berguna untuk mengurangi tingkat polusi udara akibat dari debu-debu di
sekitar area penambangan. Oleh karenanya secara berkala selalu ada water tank yang secara reguler menyirami jalanan
untuk mengurangi polusi akibat dari debu.
Kegiatan pertambangan juga memiliki potensi untuk mencemari air dengan sisa-sisa pelumas yang berasal dari
alat-alat berat pada saat dibersihkan. Departemen HSE telah menerapkan beberapa kebijakan terkait pengelolaan air
bersih, yaitu:
1. Penampungan Air Hujan
Tingginya tingkat penggunaan air pada kegiatan pertambangan tentu akan menghisap cadangan
air tanah di lingkungan sekitar daerah operasi. Jika berlangsung dalam waktu lama, tentu cadangan air
tanah pada lingkungan sekitar akan menipis dan akan mengakibatkan kekurangan air. Untuk mengatasi hal
tersebut, departemen HSE telah mengembangkan penampungan air hujan yang berada di dalam pit
. Penampungan air hujan tersebut dilengkapi dengan
ilter air, sehingga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
2. Pembuatan Settling Pond
Settling Pond berfungsi sebagai tempat menampung air tambang sekaligus untuk mengendapkan partikel-
partikel padatan yang ikut bersama air dari lokasi penambangan. Kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi
terendah dari suatu daerah penambangan, sehingga air akan masuk ke settling pond secara alami dan selanjutnya
dialirkan ke sungai melalui saluran pembuangan. Dengan adanya settling pond, diharapkan air yang keluar
dari daerah penambangan sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada
sungai atau laut sebagai tempat pembuangan akhir. Selain itu juga tidak menimbulkan pendangkalan sungai
akibat dari partikel padatan yang terbawa bersama air.
Pengelolaan Limbah B3
Menurut PP No. 181999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi yang
karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk
hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
128
Laporan Tahunan 2016
PT Samindo Resources Tbk
Limbah B3 yang dihasilkan Perseroan dalam kegiatan operasional terutama berasal dari alat-alat berat. Limbah
yang dihasilkan seperti oli mesin dan pelumas. Berikut beberapa mekanisme yang telah diimplementasikan oleh
Perseroan dalam pengelolaan limbah:
1. Tempat Penampungan Sementara
Perseroan menyediakan TPS untuk menampung limbah B3. Seluruh limbah B3 akan ditampung di TPS sebelum
akhirnya dikirim kepada pihak ketiga. Setelah masuk ke TPS, petugas yang berada di TPS akan memberi
label setiap limbah B3. Pemberian label dilakukan untuk mempermudah identiikasi dan pengangkutan.
Tahapan selanjutnya setelah pemberian label adalah mengeluarkan limbah ke pengumpul limbah. Khusus
untuk limbah B3 dalam bentuk padat, Perseroan mengirimkannya ke incinerator
milik PT KIDECO Jaya Agung untuk kemudian dimusnahkan.
2. Optimalisasi Limbah
Salah satu cara terbaik dalam pengelolaan limbah adalah dengan mengoptimalisasi limbah tersebut
menjadi material yang dapat digunakan dalam kegiatan operasional. Saat ini, yang telah diterapkan oleh
Perseroan adalah dengan mengunakan oli dan solar sisa operasional sebagai bahan bakar untuk peledakan
dalam akitiitas pemindahan batuan penutup.
Pengelolaan Lingkungan Tambang
Tidak dipungkiri lagi bahwa kegiatan pertambangan pasti akan membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Hal
tersebut adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengurangi dampak negatif dari
kegiatan pertambangan.
1. Program Penghijauan
Sebelum kegiatan pertambangan dilakukan, umumnya lokasi pertambangan adalah area hutan. Dengan
adanya kegiatan pertambangan, otomatis berbagai biota yang ada didalamnya harus dipindahkan atau
dikenal dengan istilah pembersihan lahan. Dalam aktiitas tersebut pohon-pohon akan ditebang. Sebagai
gantinya, Perseroan secara aktif saat ini terus melakukan program penghijauan dengan program penanaman
pohon. Program tersebut secara berkala dilakukan untuk menghijaukan kembali lingkungan sekitar. Perseroan
juga mendorong untuk menyediakan taman di area kantor. Tujuan utama dari pembuatan taman di area
kantor adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang hijau. Selain itu, diharapkan taman tersebut dapat
mengurangi polusi udara dari area tambang.
2. Pembersihan Oil Trap
Salah satu limbah dari aktiitas pertambangan adalah pelumas bekas. Seringkali terdapat tetesan pelumas dari
alat-alat berat yang dimiliki Perseroan. Oleh karenanya Perseroan menyediakan oil trap yang fungsinya untuk
menampung dan mengumpulkan tetesan pelumas. Secara berkala oil trap tersebut dibersihkan agar tidak
terjadi penimbunan pelumas bekas. The Company produces hazardous and toxic waste in its
operations mainly from heavy machinery. The waste is such as oil and lubricant. In relation to the waste management, the
Company has implemented the following waste management mechanism:
1. Temporary Storage Area
The Company provides a TSA to collect all hazardous and toxic waste. All of these hazardous and toxic wastes will
be collected at the TSA until subsequently dispatches to third parties. Upon entering the TSA, the oicer there
will label each waste. Labeling is done for identiication purpose and transportation of the waste. The next step
after it is labeled, the waste is then taken out to the waste collector hazardous and toxic. Waste that is solid form
is sent by the Company to the incinerator owned by PT KIDECO Jaya Agung to be demolished.
2. Waste Optimization
One of the best ways of waste management is to optimize the waste into materials that can be used in
the operational activities. Currently, what has been applied by the Company is to use residual oil and diesel
fuel from operational activities as fuel for blasting in the overburden removal activities.
Mining Environmental Management
No denying that mining activity will have a negative impact on the environment. It is something that cannot be avoided.
What can be done is to reduce the negative impact of the mining activities.
1. Restoration Program
Before the mining activities carried out, generally the mining site is a forest area. With the execution of mining
activities, automatically various biota inside the forest must be moved by an acitivity that is known as land
clearing. In this activity the trees will be cut down. To replace them, the Company is actively implementing
the restoration program by executing tree planting program. The program periodically done to reforest
the surrounding environment. The Company also encouraged to provide a garden in the oice area. The
main purpose of a garden in the oice area is to create a green work environment. In addition, the garden is
expected to reduce air pollution from the mining area.
2. Oil Trap Cleaning
One of the waste from mining activity is used oil. Often there are droplets of lubricant from heavy equipment
owned by the Company. Therefore the Company prepares an oil trap to collect droplets of lubricant. The
oil trapped is regularly cleaned to prevent accumulation of used oil.
129
PT Samindo Resources Tbk
2016 Annual Report
Tanggung Jawab Terhadap Karyawan
Responsibility to Employees
Pengaduan Masalah Lingkungan
Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan saat ini dikelola oleh Departemen HSE. Segala macam pengaduan
terkait permasalahan lingkungan dapat disampaikan kepada departemen tersebut. Tim HSE akan melakukan investigasi
setiap pengaduan yang masuk. Jika terbukti adanya permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
pertambangan yang dilkakukan oleh Perseroan, Departemen HSE akan bekerja sama dengan Departemen Corporate Social
Responsibility
CSR untuk berkomunikasi dengan komunitas sekitar.
Sertiikasi Lingkungan Hidup
Keseriusan Perseroan dalam mengelola lingkungan hidup ditunjukkan dengan sertiikasi terkait pengelolaan
lingkungan. Sejak tahun 2014 salah satu anak usaha Perseroan telah mendapatkan sertiikasi ISO 50001 dengan
spesialisasi pada Sistem Management Energi. Sebelumnya, Perseroan juga telah memiliki sertiikasi ISO 14001 terkait
Sistem Manajemen Lingkungan.
Tanggung Jawab Produk
Tanggung Jawab Produk adalah salah satu bentuk pelayanan yang diberikan baik kepada pelanggan maupun kepada
komunitas di sekitar area operasi. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, kegiatan operasi pertambangan
tentu akan memberikan dampak kepada lingkungan dan komunitas di sekitar daerah operasi. Pengaduan dari
komunitas dan juga umpan balik dari pelanggan merupakan masukan yang sangat berarti bagi Perseroan untuk
dapat terus melakukan perbaikan-perbaikan. Perseroan menerima komplain-komplain secara tertulis ataupun
dapat disampaikan langsung melalui jalur-jalur yang telah disediakan. Secara berkala Perseroan terus menjaga layanan
yang diberikan kepada klien, untuk mempertahankan kepuasan konsumen. Indikasi tersebut terlihat dari tidak
adanya komplain terhadap Perseroan atas layanan yang telah diberikan kepada klien.
Complaint Environmental Problems
All activities related to the environment is currently managed by the HSE Department. All sorts of complaint related to
environmental issues can be submitted to the department. The HSE team will conduct investigation of any complaint
received. If they ind any environmental problems caused by mining activities done by the Company, the HSE Department
will cooperate with the Corporate Social Responsibility CSR Department to communicate this problem with the
surrounding community.
Environmental Certiication
The seriousness of the Company in managing the environment shown by certiications related to environmental
management. Since 2014, one of the Company’s subsidiary has been certiied with ISO 50001 with a specialization in
Energy Management System. Previously, The Company had also received ISO 14001 certiication in term of and
Environmental Management System.
Product Responsibility
Product responsibility is a type of service aforded to the customers and to the communities surrounding the
Company’s operational area. As explained in prior sections, the Company’s mining operations afect the environment
and local communities surrounding the operational areas. Complaints from the local communities, as well as feedback
from customers, will provide invaluable input for the Company to be able to carry out a continuous improvement.
The Company receives formal written complaints directly or through the variety of channels made available. Periodically
the Company continues to maintain the services provided to the client in order to maintain customer satisfaction.
The indications can be seen from the absence of complaint against the Company for services they have rendered to the
client.