KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan metode permainan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa: peneltian tindakan kelas di MI Jam’iyyatul Khair Ciputat

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan seseorang dididik, dibina dan dibimbing untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bertanggung jawab, cerdas, sehat jasmani dan rohani, serta berkembang segala kemampuannya sehingga mampu bersaing dalam dunia global. Pendidikan adalah tugas negara yang penting dan sangat strategis untuk menciptakan bangsa yang maju dan unggul dalam persaingan global. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan prasyarat dasar bagi terbentuknya peradaban yang lebih baik dan sebaliknya, sumber daya manusia yang buruk akan menghasilkan peradaban yang buruk. Oleh sebab itu untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka dibutuhkan sebuah sistem pendidikan yang berkualitas. Sehubungan dengan itu, guru merupakan tokoh sentral yang memiliki peran cukup penting dalam keberhasilan suatu pendidikan. Guru sebagai tokoh sentral dapat berhadapan langsung dengan para peserta didik, di tangan gurulah mutu kepribadian mereka dibentuk. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa dalam proses pembelajaran pada umumnya terjadi interaksi antara yang mengajar guru dan yang diajar siswa. Sebagai tenaga pendidik professional guru tidak hanya bertugas sebagai alih ilmu pengetahuan transfer of knowledge, melainkan bertugas sebagai pemimpin, fasilitator, motivator, sekaligus sebagai pelayan belajar yang bertugas membantu kesulitan belajar para siswa. Dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah salah satu mata pelajaran yang diajarkan ialah matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan sejak sekolah dasar dan menengah, karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari para siswa, serta matematika juga diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjut. Namun pada kenyataannya mata pelajaran matematika sering kali dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang menakutkan dan kurang diminati oleh para siswa. 1 Menurut Iwan Pranoto seorang pengamat pendidikan sekaligus dosen matematika ITB menyatakan bahwa ketakutan anak pada matematika sering kali disebabkan oleh kurangnya variasi pola pengajaran yang dilakukan oleh guru dan pola pengajaran yang otoriter yang menganggap siswa harus patuh dengan apa yang diterangkan oleh guru. 2 Ketakutan tersebut membuat mereka enggan untuk belajar matematika secara lebih mendalam. Demikian dengan motivasi belajar matematika siswa di MI Jam’iyyatul Khair Ciputat. Melalui observasi yang dilakukan di kelas III.B diperoleh informasi bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika rendah, hal ini dapat terlihat dari kurangnya antusias siswa saat mengikuti pembelajaran. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, siswa cenderung diam dan tidak fokus. Ada beberapa siswa yang melakukan aktifitas lain seperti menggambar, bermain dengan benda-benda yang ada di atas meja bahkan ada siswa yang melamun dan terus melihat kearah luar. Kegiatan siswa selama proses pembelajaran ialah menyimak penjelasan guru, mencatat, dan mengerjakan latihan soal baik dari buku paket maupun LKS yang telah disediakan, sehingga siswa kurang dilibatkan secara aktif. Selain itu, melalui hasil wawancara kepada guru kelas III.B MI Jam’iyyatul Khair Ciputat diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru kurang mengembangkan kegiatan pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga proses 1 Haryati, Indaryanti dan Zulkardi, Pengembangan Materi Luas Permukaan Dan Volume Limas Yang Sesuai Dengan Karakteristik PMRI Di Kelas VIII SMPN 4 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1, 2008, h. 52 2 KOMPAS, Guru Kunci Utama Atasi Fobia Matematika, 2013, http:p4tkmatematika.org200811guru-kunci-utama-atasi-fobia-matematika pembelajaran lebih terpusat pada guru. Kurangnya alat peraga dan terbatasnya SDM guru yang tersedia juga menjadi salah satu kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran. Siswa juga masih kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya, sebagian besar siswa masih perlu dibimbing agar dapat menyampaikan pendapatnya. 3 Berdasarkan masalah yang telah diuraikan tersebut, harus ada perubahan baik dari diri siswa maupun proses pembelajaran yang perlu diperbaiki. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan diantaranya ialah kurikulum pendidikan, siswa sebagai sasaran dalam pengajaran, guru sebagai pengajar, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan, serta tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran yang dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Guru sebagai pelaksana pengajaran seharusnya dapat merancang suatu proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran matematika. Motivasi memiliki peranan yang cukup penting dalam proses belajar, dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan semangat dalam belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi belajar para siswa salah satunya ialah dengan penggunaan metode dan kegiatan pembelajaran yang beragam. 4 Hal ini dikarenakan setiap metode pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada satu metode pembelajaran yang dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode pembelajaran dapat dianggap efektif pada suatu situasi, namun belum tentu ampuh untuk situasi lain. Maka dari itu para guru dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, hal ini sangat penting dilakukan agar suasana proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membuat para siswa 3 Hasil wawancara dengan guru kelas mengenai pembelajaran matematika di MI Jam’iyyatul Khair Ciputat. 4 Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013, h. 321 merasa bosan atau jenuh, serta agar para siswa dapat menerima apa yang telah dipelajarinya dengan baik. Untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman tidak mungkin dicapai hanya dengan menggunakan metode pembelajaran yang bersifat teacher centered. Kini telah banyak sekali metode pembelajaran yang menarik yang membuat siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, salah satunya ialah dengan menerapkan metode permainan sebagai metode alternatif dalam proses pembelajaran. Pada hakikatnya metode permainan dapat mendukung dalam proses belajar siswa, karena selama proses pembelajaran disamping siswa dapat bermain mereka juga dapat mengasah keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki. Metode ini lebih sesuai dengan kondisi siswa sekolah dasar yang cenderung lebih suka bermain, dan melalui metode ini pembelajaran akan lebih menarik dan mudah diingat oleh siswa. Pada dasarnya semua anak-anak senang bermain, dunia anak-anak adalah dunia bermain. Ketika bermain, anak dapat berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak dapat mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki dan juga sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan baru yang belum pernah diketahui sebelumnya, dan semua itu dilakukan dengan cara yang menggembirakan hatinya. Dengan menerapkan metode permainan ini diharapkan mampu menjadikan para siswa lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti berupaya melakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MI Jam’iyyatul Khair Ciputat, khususnya pada siswa kelas III.B. Dengan mengimplementasikan metode permainan sebagai salah satu metode alternatif yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Dengan judul: “Penerapan Metode Permainan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas 3 MI Jam’ iyyatul Khair Ciputat ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini difokuskan pada beberapa masalah, diantaranya: 1. Motivasi belajar matematika siswa rendah 2. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran 3. Guru kurang mengembangkan kegiatan pembelajaran 4. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi 5. Pembelajaran lebih terpusat pada guru teacher centered

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis membatasi permasalahan pada: 1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode permainan dalam pembelajaran matematika 2. Motivasi belajar yang di maksud adalah motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran matematika

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana metode permainan dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa? 2. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan metode permainan? 3. Bagaimana hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode permainan?