1. Akuntansi sebagai Sistem Informasi
2. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa: Jurnal dan Posting
3. Penyesuaian adjustment pada Perusahaan Jasa
4. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa: Pelaporan Keuangan, Penutupan Buku, dan
Penyesuaian kembaliPembalikan. Dalam praktik akuntansi sesungguhnya, pecatatan suatu transaksi atau
beberapa transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku besar, tetapi masing- masing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen
persamaan akuntansi seperti aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya. Hasil analisis transaksi tersebut dituangkan dalam suatu alat pencatatan yang
disebut jurnal. Dengan demikian jurnal adalah penghubung antara transaksi dengan buku besar. Atas dasar inilah maka jurnal dibahas secara khusus dalam
materi pembelajaran Ekonomi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sebuah siklus akuntansi. Materi pokok jurnal adalah pengertian jurnal, fungsi jurnal, jenis
jurnal dan bentuk jurnal.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Antil, L. R., Jenkins, J. R., Wayne, S. K., dan Vadasy, P. F. 1998: 424- 425, melakukan studi untuk menguji hubungan antara kelaziman,
konseptualisasi, dan praktik penggunaan pembelajaran kooperatif oleh guru-guru sekolah dasar. Hasil survey terhadap 85 orang guru sekolah dasar yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif dan dari hasil wawancara dengan 21 guru yang dipilih secara acak dari 85 guru sekolah dasar menunjukkan bahwa
mereka menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pertimbangan bahwa pembelajaran kooperatif membantu siswa:
1 Meningkatkan pengetahuan akademik.
Dari penelitian ini, 16 76 guru yakin dan percaya bahwa pembelajaran kooperatif sangat membantu mema jukan pengetahuan akademik siswa.
Pembelajaran kooperatif membantu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa dan secara keseluruhan mempercepat proses belajar siswa. Dalam
pembelajaran kooperatif siswa bisa belajar dari temannya yang lain. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Ajisukmo 1996: 128-129
bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil terdiri dari tiga sampai empat orang. Hal ini dimaksudkan agar
interaksi siswa menjadi maksimal dan efektif. Pembelajaran kooperatif tidak semata- mata meminta siswa bekerja secara kelompok dengan cara mereka sendiri
tetapi mereka harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini berpandangan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memaha mi konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya.
Selain itu, Nichols 1996: 474-475 dalam penelitiannya membuktikan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif ini mempunyai pengaruh terhadap prestasi hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari prestasi belajar siswa
yang sangat menggembirakan karena meningkat dari saat ke saat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Siswa terlibat aktif
Secara rasional, pembelajaran kooperatif membantu siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, 15 71 guru mengungkapkan
bahwa pembelajaran kooperatif sangat bangus sebab dalam pembelajaran kooperatif siswa berpartisipasi aktif dalam pelajaran, aktif dalam belajar, dan
bekerja sama didalam kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas.
Senada dengan hal ini, Sunaryanto 1998: 252-262 yang dalam
penelitiannya bekerja sama dengan 15 orang guru SD di Victoria - Australia, menemukan bahwa pembelajaran kooperatif sangat membantu siswa bekerja sama
dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas akademik dan para guru juga menyadari bahwa pembelajaran kooperatif menciptakan ketergantungan positif
diantara siswa. Karena itu, menurut para guru aktivitas siswa dalam kelompok seharusnya distruktur sedemikian rupa sehingga siswa bekerja sebagai suatu
kelompok dan bukan hanya bekerja dalam kelompok. Dengan bekerja sebagai kelompok maka siswa akan memperoleh hasil yang lebih optimal sebagai
implementasi dari pembelajaran kooperatif. Untuk menghindari terjadinya kelompok semu di mana anggota kelompok
bekerja sendiri-sendiri, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan pengajar sebagaimana dikemukakan oleh Roger dan David Johnson Anita Lie, 2002: 30-
36 yang dapat dirumuskan secara operasional sebagai berikut: a siswa harus dapat merasakan bahwa mereka saling bergantung secara positif dan saling terikat
antar sesama kelompok. Anggota kelompok harus mempunyai keyakinan bahwa mereka tidak akan suskses bila siswa lain tidak sukses; b harus terjadi
komunikasi verbal antar anggota kelompok. Dalam hal ini siswa membutuhkan tatap muka secara langsung, saling berhadapan dan saling membantu dalam
pencapaian tujuan belajar. Denga n demikian siswa juga belajar mengembangkan keterampilan komunikasi; c agar masing- masing siswa dapat memberikan
sumbangan pada kelompok maka setiap siswa harus menguasai materi ajar. Untuk mencapai keberhasilan kelompok maka perlu adanya tutor sebaya di mana siswa
yang telah mengerti dapat menjelaskan kepada teman-temannya; d perlu pula diperhatikan keterampilan anggota kelompok berinteraksi dan keefektifan kerja
kelompok. Untuk itu, perlu adanya ketua kelompok yang dapat mengatur proses kerja kelompok.
3 Pengetahuan sosial
Kepercayaan kelompok ini 15 atau 71 terpusat pada keunggulan aspek sosial dari pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa
dibantu belajar bekerja sama dengan teman sebayanya dan berusaha untuk menemukan nilai kebersamaan di dalam kelompok belajar. Selain itu, dalam
pembelajaran kooperatif siswa dapat mempelajari berbagai ketrampilan sosial seperti: belajar mengemukakan pendapat, belajar mendengarkan pendapat orang
lain dan belajar hormat satu terhadap yang lain.
E. Kerangka Berpikir