untuk terus menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif.
Untuk itu, peneliti menyarankan agar model pembelajaran ini bisa terus dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk membiasakan siswa
belajar bersama sebagai suatu kelompok sosial dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
C. Keterbatasan
Peneliti sekaligus pengamat menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Kemampuan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dalam
diskusi kelas masih lemah. Dalam penelitian ini, aspek ini kurang mendapat perhatian serius dari guru dan peneliti sehingga peningkatan keterlibatan siswa
dalam aspek ini belum optimal. Oleh karena itu masih diperlukan upaya di masa mendatang untuk mengatasi ketidak optimalan tersebut.
2. Dalam hubungan dengan pembagian kelompok kooperatif, guru dan peneliti
menggabungkan dua aspek yang disarankan oleh Kagan 1994: 15 yaitu aspek kemampuan dan ketertarikan. Dalam pembagian kelompok peneliti
tidak hanya berkonsultasi dengan guru tetapi dikomunikasikan juga kepada siswa. Akibatnya ada kelompok yang tidak seimbang jika dilihat dari aspek
kemampuan akademis. Dan hal ini ternyata berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, terutama kemampuan siswa mengerjakan kuis. Oleh karena itu, perlu
diupayakan pembagian kelompok yang lebih baik agar bisa mengatasi kepeincangan tersebut.
3. Pengamatan terhadap kegiatan kelompok kooperatif dilakukan sendiri oleh
peneliti menggunakan lembar pengamatan sosiogram dan video camcorder. Akibatnya ketika pengamat merekam proses interaksi satu kelompok dengan
sendirinya interaksi antarsiswa dalam kelompok lain pada saat yang sama tidak teramati. Karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian serius peneliti
yang ingin melanjutkan penelitian ini pada siklus berikutnya dengan mengikut sertakan pengamat lain atau sekaligus mengaktifkan semua pihak yang
berkolaborasi dalam penelitian untuk bertindak sebagai pengamat kegiatan kelompok kooperatif.