Penelitian tindakan kelas PTK merupakan bentuk khusus dari penelitian tindakan, seperti yang dijelaskan oleh Sanford dan Kemmis diatas. Dan Arikunto
2007: 2-3 merinci pengertian tindakan kelas sebagai berikut: a.
Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan- menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang senagaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. c.
Kelas-menunjuk pasa sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan batasan pengertian tiga kata inti di atas, Arikunto menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Lebih tegas lagi dapat dikatakan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah kajian yang dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
belajar-mengajar, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
2. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Hopkins 1993: 57-61 menyebutkan dan menjelaskan bahwa ada enam prinsip dasar yang menjadi dasar pijak bagi pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
a. Prinsip pertama bahwa tugas dosen dan guru yang utama adalah
menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Prinsip pertama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang
berkelanjutan secara siklustis sampai dengan terjadinya peningkatan, perbaikan, atau ‘kesembuhan’ sistem, proses, hasil, dan sebaginya.
b. Prinsip kedua bahwa meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran,
yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapan-tahapan penelitian tindakan selaras dengan pelaksanaan
pembelajaran, yaitu, persiapan planning, pelaksanaan pembelajaran action, observasi kegiatan pembelajaran observation, evaluasi proses dan hasil
pembelajaran evaluation, dan refleksi proses dan hasil pembelajaran reflection. Prinsip kedua ini mengisyaratkan agar proses dan hasil
pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistematik dan terkendali menurut kaidah ilmiah.
c. Prinsip ketiga bahwa kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari
pembelajaran, harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah, mulai dari pendiagnosisan masalah sampai dengan analisis data.
Objektivitas, reliabilitas, dan validitas proses, data dan hasil tetap dipertahankan selama penelitian berlangsung. Prinsip ketiga ini
memprasyaratkan bahwa dalam menyelenggarakan penelitian tindakan agar tetap menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
d. Prinsip keempat bahwa masalah yang ditangani adalah masalah-masalah
pembelajaran yang riil dan merisaukan tanggungjawab professional dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komitmen terhadap mutu pembelajaran. Prinsip ini menekankan bahwa diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam
konteks pembelajaran yang sesungguhnya. e.
Prinsip kelima bahwa konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting
karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil lalu, tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh.
f. Prinsip keenam adalah cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak
seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kuliah atau kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar ruang kuliah atau kelas, misalnya:
tataran system atau lembaga.
3. Model Penelitian Tindakan Kelas