Deskripsi Siklus II DESKRIPSI PENELITIAN

dapat meningkatkan daya analisis siswa terhadap masalah yang timbul dari hasil percobaan. Peneliti mencoba memberikan penjelasan ketika siswa sudah tidak bisa menerangkan secara tepat. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang belum diketahui siswa terkait materi praktikum, sehingga dapat digunakana sebagai bahan pendalaman pembahasan dilaporan praktikum. Ditahap terakhir pembelajaran, tak lupa peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari itu. Selanjutnya menyampaikan perihal pengumpulan laporan praktikum. Sebelum menghakhiri pembelajaran, dilakukan post-test untuk siklus II. Soal post-test dibagikan bersamaan dengan kuesioner afektif. Siswa diminta mengerjakan post-test dahulu, baru kemudian setelah selesai dilanjutkan dengan mengisi kuesioner afektif.Post-test bertujuan untuk mengetahui ketercapaian pembelajar disiklus II, sedangkan kuesioner digunakan untuk mengetahui sikap sains siswa selama mengikuti pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II. Gambar 14. Siswa sedang mengerjakan soal post-test dan kuesioner afektif Pembelajaran berakhir, peneliti mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya selama ini. Sebelum pulang kemudian melakukan doa bersama. Demikian pelaksanaan penelitian dengan 2 siklus ini berakhir.

c. Refleksi

Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini juga diakhiri dengan tahap refleksi. Meskipun dirasa sudah melakukan perbaikan dari siklus sebelumnya, namun tetap saja masih ada kendala yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai perbaikan. Misalnya peneliti masih kesulitan memfokuskan siswa dalam pembelajaran. Masih saja ada siswa yang ngobrol sendiri ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Padahal sudah diperingatkan, bahkan oleh guru kolaborator. Dari hasil penilaian pada siklus II ini terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang pada siklus I belum aktif, sudah mulai terlihat aktif dan percaya diri meskipun terkadang masih butuh bimbingan dari guru. Hasil tes juga menunjukkan siswa yang kurang maksimal disiklus I kini disiklus II menunjukkan adanya peningkatan. Saran jika akan diadakan perbaikan sebaiknya bijak menentukan waktu penelitian. Sebaiknya diperhitungkan dengan waktu sibuk sekolah. Karena sebagaimana dijelaskan dari awal waktu penelitian untuk materi sistem indra ini bertepatan dengan waktu persiapan Ujian Nasional, sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi kondisi dan niat belajar siswa.

B. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Analisis Peningkatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alatbahan, dan mengkomunikasikan konsep. Keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, dan menggunakan alatbahan diukur dengan menggunakan lembar observasi. Sementara keterampilan mengkomunikasikan konsep diukur dengan hasil laporan praktikum siswa. Berikut ini adalah hasil analisis peningkatan keterampilan proses.

a. Hasil Observasi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik itu pada siklus I maupun siklus II. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh 2 orang observer yang merupakan rekan mahasiswa dari Pendidikan Biologi. Hasil observasi kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan proses siswa. 1 Hasil Analisis Observasi Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, seluruh aspek keterampilan proses yang dilakukan sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil observasi keterampilan proses pada siklus I. Lampiran 3 Tabel 9.1.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik Aspek Kelompok Total Persentase I II III IV V VI VII VIII Kemampuan Mengamati 3 3.5 4 4 3 3.5 3.5 3.5 28 87.5 Mengajukan Pertanyaan 3 2.5 3.5 4 3 4 3 2.5 25.5 79.68 Merencanakan Percobaan 3 2.5 3 3 3 3 3 3 23.5 73.43 Menggunakan Alat dan Bahan 3.5 3.5 3 3.5 3.5 3 4 3.5 27.5 85.93 Dari data diatas dapat diketahui bahwa keempat aspek dalam penilaian secara observasi sudah memenuhi kriteria ketercapaian. Dimana masing-masing persentase aspek kemampuan mengamati 87.5 , mengajukan pertanyaan 79.68 , merencanakan percobaan 73.43 serta menggunakan alat dan bahan 85.93 . Berdasarkan data awal yang diperoleh saat observasi, diketahui bahwa masing-masing hasil dianalisis per aspek psikomotoriknya yang bertujuan untuk mengetahui persentase siswa yang tuntas KKM. Sehingga berikut ini adalah penjabaran dari persentase masing-masing aspek tersebut. Untuk selanjutnya dianalisis dan dikategorikan dalam kriteria seperti tabel dibawah ini. Lampiran 3 Tabel 9.1.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I No. Kelompok 4 orang Pertemuan Total Skor Nilai Rata-rata Kriteria

1. I

Pertama 12 75 78.12 Tinggi Kedua 13 81.25

2. II

Pertama 10 62.5 75 Tinggi Kedua 14 87.5

3. III

Pertama 13 81.25 84.37 Sangat Tinggi Kedua 14 87.5

4. IV

Pertama 14 87.5 90.62 Sangat Tinggi Kedua 15 93.75

5. V

Pertama 12 75 78.12 Tinggi Kedua 13 81.25

6. VI

Pertama 13 81.25 84.37 Sangat Tinggi Kedua 14 87.5

7. VII

Pertama 13 81.25 84.37 Sangat Tinggi Kedua 14 87.5

8. VIII

Pertama 12 75 78.12 Tinggi Kedua 13 81.25 Rata-rata 81.63 Sangat Tinggi Dari hasil diatas kita dapat mengetahui bahwa, Tabel 9.1.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 1. Nilai Terendah 75 2. Nilai Tertinggi 90.62 3. Nilai Rata-rata 81.63 4. Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Rendah 0-20 - 5. Jumlah Siswa dengan Kategori Rendah 21-40 - No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 6. Jumlah Siswa dengan Kategori Cukup 41-60 - 7. Jumlah Siswa dengan kategori Tinggi 61-80 16 Orang 50 8. Jumlah Siswa dengan kategori Sangat Tinggi 81-100 16 Orang 50 Keterampilan proses sains siswa aspek psikomotorik sudah memenuhi kriteria ketercapaian indikator yang ditetapkan diawal yaitu keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa di kelas rata-rata ≥ 61.00 termasuk kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai siswa yang diperoleh siswa termasuk kedalam kategori Tinggi dan Sangat Tinggi. Nilai terendah siswa adalah 75, nilai tertinggi siswa adalah 90.62 dan nilai rata-ratanya 81.63. Persentase siswa yang masuk kategori tinggi dan Sangat Tinggi masing-masing adalah 50 .Dengan demikian 16 orang siswa dikelas tesebut termasuk kategori tinggi dan 16 orang siswa lainnya masuk dalam kategori sangat tinggi.Meskipun begitu, peneliti bersama guru kolaborator masih beranggapan kurang maksimal untuk beberapa kelompok. Sehingga, siklus II akan dilaksanakan guna untuk memperoleh hasil yang semakin mantap serta mengetahui kembali ada tidaknya peningkatan keterampilan proses sains siswa. Untuk hasil keterampilan proses sains siswa pada siklus I ini diperoleh dari hasil kerjasama siswa dalam kelompok. 2 Hasil Analisis Observasi Siklus II Pada siklus II ini terjadi peningkatan untuk ketercapaian keterampilan proses siswa. Meskipun ketercapaian tidak banyak, namun beberapa kelompok yang berdasarkan hasil observasi sebelumnya masih kurang maksimal untuk aspek keterampilan proses sains, disiklus II ini menunjukkan adanya peningkatan. Ada yang meningkat ada pula yang turun maupun tetap. Lampiran 3 Tabel 9.2.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik Aspek Kelompok Total Persentase I II III IV V VI VII VIII Kemampuan Mengamati 3 3.5 4 4 3 3.5 3.5 3.5 28 87.5 Mengajukan Pertanyaan 3 3 4 4 3 3.5 3 3 26.5 82.81 Merencanakan Percobaan 2 3 3 3 3 3 3 3 23 71 Menggunakan Alat dan Bahan 3 3.5 3 4 4 3.5 4 3.5 28.5 89 Dari data diatas dapat diketahui bahwa keempat aspek dalam penilaian secara observasi sudah memenuhi kriteria ketercapaian.Dimana masing-masing persentase aspek kemampuan mengamati 87.5 , mengajukan pertanyaan 82.81 , merencanakan percobaan 71 serta menggunakan alat dan bahan 89. Berdasarkan data awal yang diperoleh saat observasi, diketahui bahwa masing-masing hasil dianalisis per aspek psikomotoriknya yang bertujuan untuk mengetahui persentase siswa yang tuntas KKM. Sehingga berikut ini adalah penjabaran dari persentase masing-masing aspek tersebut. Untuk selanjutnya dianalisis dan dikategorikan dalam kriteria-kriteria seperti tabel dibawah ini. Tabel 9.2.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II No. Kelompok 4 orang Pertemuan Total Skor Nilai Rata-rata Kriteria

1. I

Ketiga 11 68.75 68.75 Tinggi Keempat 11 68.75

2. II

Ketiga 12 75 81.25 Sangat Tinggi Keempat 14 87.5

3. III

Ketiga 14 87.5 87.5 Sangat Tinggi Keempat 14 87.5

4. IV

Ketiga 15 93.75 93.75 Sangat Tinggi Keempat 15 93.75

5. V

Ketiga 13 81.25 81.25 Sangat Tinggi Keempat 13 81.25

6. VI

Ketiga 12 75 84.37 Sangat Tinggi Keempat 15 93.75

7. VII

Ketiga 13 81.25 84.37 Sangat Tinggi Keempat 14 87.5

8. VIII

Ketiga 12 75 81.25 Sangat Tinggi Keempat 14 87.5 Rata-rata 82.81 Sangat Tinggi Dari hasil diatas kita dapat mengetahui bahwa, Tabel 9.2.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 1. Nilai Terendah 68.75 2. Nilai Tertinggi 93.75 3. Nilai Rata-rata 82.81 4. Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Rendah 0-20 - 5. Jumlah Siswa dengan Kategori Rendah 21-40 - No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 6. Jumlah Siswa dengan Kategori Cukup 41-60 - 7. Jumlah Siswa dengan kategori Tinggi 61-80 4 orang 12.5 8. Jumlah Siswa dengan kategori Sangat Tinggi 81-100 28 orang 87.5 Ketercapaian keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa pada siklus II ini sudah Sangat Tinggi dan mencapai kriteria yaitu dengan nilai rata-rata 82.81. Nilai terendah adalah 68.75, dan nilai tertingginya adalah 93.75.Pada siklus II ini tidak ada siswa dengan kategori sangat rendah, rendah dan cukup.Sedangkan jumlah siswa dengan kategori tinggi adalah 4 orang 12.5 , kategori Sangat Tinggi 28 orang 87.5.Perlu diketahui bahwa pada siklus II ini dilakukan perombakan kelompok dari kelompok awal pada siklus I. Hal ini tentunya sudah peneliti konsultasikan bersama dengan guru kolaborator.Perombakan kelompok ini dilakukan berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kemampuan siswa di kelas dan hasil data serta refleksi pada siklus I. Meskipun begitu tetap saja ada kelompok yang dirasa sudah cukup baik namun ketika kelompokknya dirombak malah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.Sehingga jika ada kesempatan serta waktu masih perlu dilakukan kembali penelitian ini untuk siklus yang ke III.

Dokumen yang terkait

Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry

6 19 183

Perapan model pembelajaran guide inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa: penelitian tindakan kelas di SMA Triguna Utama Ciputat

1 6 91

PENGEMBANGAN MODEL DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS GUIDED DISCOVERY INQUIRY BERVISI SETS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

1 37 253

KEEFEKTIFAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MATERI LARUTAN PENYANGGA

3 49 193

PENERAPAN PRAKTIKUM BERBASIS MASALAH PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

2 23 231

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM SISWA (LKPS) TERINTEGRASI GUIDED INQUIRY UNTUK KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MATERI ASAM BASA KELAS XI

0 22 161

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI LAJU REAKSI.

1 1 16

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI.

1 1 20

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMK SABUMI PERTAMBANGAN BANJARBARU PADA MATERI FLUIDA STATIS

0 0 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMK SABUMI PERTAMBANGAN BANJARBARU PADA MATERI FLUIDA STATIS

0 0 12