Keterbatasan Penelitian Eksplorasi PENUTUP

meningkat dari siklus I menjadi 70,01 dengan persentase 90 dimana terdapat 19 siswa dengan kriteria minimal cukup aktif. 5.1.3 Pembelajaran dengan metode role-play dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IIB SD Kanisius Sorowajan pada semester gasal tahun ajaran 20152016. Pada kondisi awal nilai rata-rata kelas adalah 72,4 dengan persentase 26,6 dimana siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 8 dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus I rata-rata nilai kelas menjadi 73 dengan persentase 28 dimana siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 6 dari jumlah keseluruhan 21 siswa. Target yang telah ditetapkan peneliti adalah 80 sehingga setelah dilakukan tindakan pada siklus I target tersebut belum tercapai. Kemudian peneliti melakukan tindakan pada siklus II, hasil yang diperoleh di atas target meningkat menjadi 83 dengan persentase 85 dimana siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 18 dari jumlah keseluruhan 21 siswa.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IIB SD Kanisius Sorowajan pada semester gasal tahun ajaran 20152016, adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang telah dilaksanakan antara lain: 5.2.1 Dalam kegiatan penelitian, ruang kelas yang sempit sedikit menghambat aktivitas di dalam kelas dalam penggunaan metode role-play. 5.2.2 Penggunaan metode role-play membutuhkan waktu yang cukup lama, sedang waktu yang tersedia hanya sedikit sehingga perlu perencanaan waktu yang lebih.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan dapat dikemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 5.3.1 Bagi Sekolah: Dalam rangka penyelenggaran pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat menerapkan penggunaan metode role-play dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.

5.3.2 Bagi Guru:

Untuk memperbaiki pembelajaran, salah satu di antaranya dengan penggunaan metode role-play dalam pembelajaran, agar dapat memperoleh pengalaman nyata dan menjadi alternatif pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Meskipun ada beberapa kelemahan dari penelitian ini.

5.3.3 Bagi Siswa

Untuk lebih fokus dan serius dalam mengikuti pembelajaran karena dapat membantu diri sendiri dan temannya dalam memahami materi pembelajaran hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong di rumah dan di sekolah. Selain itu dalam menggunakan metode role-play untuk lebih percaya diri lagi.

5.3.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini memberikan gambaran dalam penggunaan metode role-play dengan harapan memberikan hasil penelitian yang lebih baik lagi. 119 DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Astuti, Alexandra Janu Dwi. 2014. Peningkatan Keterlibatan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Motode Role Playing dalam Mata Pelajaran PKN Kelas IV SD Kanisius Kadirojo Semester Genap Tahun Ajaran 20112012. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dananjaya, Utomo. 2013. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia. Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta. Diarani, Noraning. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar Metode Bermain Peran Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Kanisius Manding, Bantul Semester Genap Tahun Pelajaran 20112012. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Joni, T. Raka. 1984. Cara Belajar Siswa Aktif: Implikasinya terhadap Sistem Penyampaian. Jakarta: Depdiknas. Kock, Heinz. 1981. Saya Guru yang Baik. Yogyakarta: Kanisius. Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks. Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poerwaminta. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto. 2013. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II SD Negeri Kledokan dengan Menerapkan Mertode Role-Play. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana, Djudju. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung: Alfabeta. _______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta. _______. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharso dan Retnoningsih, Ana. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widyakarya. Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sunarso. 2009. Pelajaran PKn 2. Bogor: Yudhistira. Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada. _____________. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tampubolon, Saur M. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah B., 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wahab, Abdul Azis. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Widoyoko, Eko Putro. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani M. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Zaini, Hisyam; Munthe, Bermawy; Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 122 Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 3 Silabus Pembelajaran Lampiran 4 RPP 1 Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP SIKLUS I Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sorowajan Mata Pelajaran : PKn Hari, tanggal Pertemuan ke : Kamis, 13 Agustus 2015 1 Kelas Semester : II Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

1. Membiasakan hidup bergotong royong. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong- menolong. C. Indikator

1. Competence

1.1.1 Menjelaskan arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong di rumah dan di sekolah. 2. Conscience 1.1.2 Terlibat aktif dalam diskusi kelompok. 1.1.3 Bertanggung jawab dalam kegiatan diskusi atau kerja kelompok. 3. Compassion 1.1.4 Membantu teman yang kesulitan memahami materi.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Competence

1.1.1.1 Siswa mampu menjelaskan arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong di rumah dan di sekolah. 2. Conscience 1.1.2.1 Siswa mampu terlibat aktif dalam diskusi kelompok. 1.1.3.1 Siswa mampu bertanggung jawab dalam kegiatan diskusi atau kerja kelompok. 3. Compassion 1.1.4.1 Siswa mampu membantu teman yang kesulitan memahami materi.

E. Materi Pokok

Arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong di rumah dan di sekolah. F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model : Paradigma Pedagogi Reflektif 2. Metode : Teknik Jigsaw II, tanya jawab, diskusi, penugasan kelompok dan penugasan individu.

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal 10 menit

a. Salam pembuka dan doa. b. Presensi kehadiran siswa. c. Guru dan siswa membuat kesepakatan kontrak belajar. d. Apersepsi : Guru bertanya: Siapa yang tadi pagi sebelum berangkat sekolah berpamitan dengan orang tua? Termasuk perbuatan ... terpuji. e. Motivasi : Guru membangkitkan motivasi siswa dengan mengajak bernyanyi. f. Orientasi : Dari lagu tersebut, siswa diharapkan mengetahui tujuan belajar yang akan dicapai.

2 Kegiatan Inti 60 menit

a. Eksplorasi

1 Guru melakukan tanya jawab mengenai materi pembelajaran arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong yang pernah dilakukan siswa untuk menggali pengetahuan siswa. 2 Siswa mendengarkan penjelasan materi pembelajaran dari guru. 3 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil 1 kelompok 1-3 siswa. Siswa belajar dalam kelompok besar yang terdiri dari 1-7 siswa dengan memperhatikan keheterogenan. 4 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika ada pertanyaan.

b. Elaborasi

1 Siswa secara berkelompok menyimak sebuah cerita dalam kelompok asal terdapat kelompok asal yang saling bekerjasama secara positif dan tanggung jawab. 2 Dari cerita tersebut, siswa secara berkelompok berdiskusi mengenai arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong- menolong dalam kelompok ahli terdapat kelompok yang saling bekerjasama secara positif dan tanggung jawab.. 3 Siswa secara berkelompok pada masing-masing kelompok ahli mempelajari materi arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong terdapat kelompok ahli yang saling bekerjasama secara positif dan tanggung jawab. 4 Siswa kembali pada kelompok asal untuk membagikan ilmu yang didapat dari hasil diskusi kelompok ahli terdapat kelompok asal yang saling bekerjasama secara positif dan tanggung jawab. 5 Guru mendorong terjadinya interaksi sesama anggota di dalam kelas. 6 Siswa dalam kelompok asal mengerjakan tugas kelompok. 7 Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi.

c. Konfirmasi

1 Siswa diberi kesempatan mencatat dari hasil diskusi. 2 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa. 3 Guru memotivasi siswa baik yang sudah aktif atau yang belum aktif selama pembelajaran berlangsung. 3 Kegiatan Akhir 10 menit a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. b. Evaluasi : Siswa secara mandiri mengerjakan latihan 1. c. Refleksi dan aksi Refleksi : i. Bagaimana perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini? ii. Apakah kamu sudah aktif dan bertanggung jawab hari ini? iii. Kesulitan apa yang kamu alami? Aksi : Apa rencana tindak lanjut pembelajaran pertemuan selanjutnya? Contoh: rukun dengan kakak dan adik, serta teman. d. Tindak lanjut : Guru memberi PR siswa. e. Doa dan Salam Penutup.

H. Alat dan BahanSumber Belajar

1. Alat dan bahan : papan tulis, lembar kerja kelompok, lembar kerja individu, teks bacaan 2. Media : lagu dan gambar 3. Sumber buku :  Sumantoro, dkk. 2009. Ayo Belajar PKn. Yogyakarta: Kanisius.  Sunarso. 2009. Pelajaran PKn 2. Bogor: Yudhistira. hal: 3-24.  Mulyanto, Agus Sri; Sukadi; Suparto, Joko, dan S., Yulianto Bambang. 2009. pendidikan kewarganegaraan 2 untuk sdmi kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.  Halili; Prioko, Dwi Sunu. 2009. Wahana Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SDMI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.  Sadiman, Sri; Mahfud. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 untuk SD dan MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Lampiran a Materi Pembelajaran 1 Hidup Rukun a. Arti Hidup Rukun Rukun berarti hidup berdampingan dengan orang lain. Hidup rukun dilakukan di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dengan anggota keluarga kita harus rukun. Dengan teman di sekolah kita harus rukun. Dengan tetangga di lingkungan masyarakat kita juga harus rukun. Contoh: belajar bersama teman, membantu adik mengerjakan PR, dan menyapa teman di sekolah.

b. Pentingnya Hidup Rukun

Dalam lingkungan rumah dan sekolah pasti ada suatu perbedaan, yaitu beda agama, ras, dan suku bangsa. Tetapi walaupun ada perbedaan kita harus hidup rukun agar dapat menciptakan suasana yang damai dan nyaman. Untuk mewujudkan hidup rukun kita harus mau berteman dengan siapa saja dan juga harus saling mengasihi, menyayangi, dengan sesama manusia tanpa membeda-bedakan agama dan suku bangsa. 2 Saling Berbagi a. Pentingnya Hidup Saling Berbagi Manusia tidak bisa hidup sendiri. Kita hidup bersama orang lain. Jadi, kita perlu saling berbagi. Di rumah kita saling berbagi dengan ayah, ibu, kakak, dan adik. Di sekolah kita saling berbagi dengan teman. Di lingkungan masyarakat kita juga saling berbagi dengan tetangga. Perbedaan jenis kelamin, suku, agama tidak menjadi penghalang untuk berbagi. Saling berbagi membuat pekerjaan lebih ringan. Kerukunan dapat diciptakan. Hidup lebih menyenangkan. 3 Tolong-menolong a. Arti Menolong Menolong artinya membantu seseorang yang kesulitan. Tolong menolong berarti saling membantu untuk meringankan beban. Orang yang suka menolong biasanya memiliki banyak teman dan disukai orang lain. Tolong-menolong dapat dilakukan di rumah, sekolah, dan di masyarakat.

b.Pentingnya Saling Tolong-menolong

Dalam lingkungan rumah dan sekolah kita harus hidup saling tolong-menolong meskipun kita berbeda agama dan suku bangsa karena manusia itu tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Contoh menolong dengan harta benda, yaitu memberikan buku bacaan yang sudah tidak dibaca. Contoh menolong dengan bantuan tenaga, yaitu membantu mengumpulkan sumbangan dan menyalurkan kepada yang berhak. Saling tolong-menolong merupakan pencerminan sikap gotong royong dan sebagai sesama makhluk Tuhan memang sepantasnya saling mengasihi tanpa membeda-bedakan agama dan suku bangsa. Tolong-menolong sangat penting untuk mewujudkan hidup rukun. Sumber belajar: Sunarso,2009:3- 24. Lampiran b Lagu Pembelajaran Lagu 1 “ Gubahan Lagu Sayang Semua” Hidup Sejahtera Satu satu ayo hidup rukun Dua dua saling berbagi Tiga tiga tolong menolong Satu dua tiga hidup sejahtera Lampiran c Teknik Pembelajaran Jigsaw II Jigsaw II 1. Pengertian Jigsaw II Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah pengembangan teknik belajar bersama. Dalam hal ini belajar bersama berarti melakukan sesuatu secara bersama, saling membantu, dan bekerja sebagai sebuah tim Suwarno, 2007:139. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw sangat membantu memotivasi siswa untuk menerima tanggung jawab mempelajari sesuatu dengan cukup baik untuk diajarkan kepada teman – teman mereka. Dengan demikian, siswa saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

2. Komponen yang terdapat dalam pembelajaran Jigsaw II

a. Kelompok Asal : Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa

dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam heterogen. b. Kelompok Ahli : Kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. 3. Karakteristik dari pembelajaran Jigsaw II Pembelajaran kooperatif dengan Jigsaw II mempunyai karakteristik atau ciri sebagai berikut : a. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan. b. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. c. Terdapat kelompok asal dan kelompok hasil ahli yang saling bekerjasama. 4. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Jigsaw II a. Tahap Awal  Guru memberikan apersepsi awal sebelum memulai pembelajaran.

b. Tahap Eksplorasi

 Guru menjelaskan topik pelajaran.  Guru memberikan soal atau permasalahan yang dikerjakan siswa.

c. Tahap Diskusi Kelompok

 Langkah 1 : Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, jumlah anggota kelompok sesuai dengan masalah yang akan dibahas, setiap anggota kelompok mempunyai nomor dengan tujuan untuk membahas masalah sesuai dengan nomor permasalahan.  Langkah 2 : Setelah setiap anggota kelompok mendapat permasalahan maka langkah selanjutnya anggota setiap kelompok yang bernomor sama berkumpul menjadi satu untuk bekerjasama menyelesaikan permasalahan yang sama.  Langkah 3 : Setelah selesai berdiskusi di kelompok ahli, maka setiap anggota kelompok kembali masuk ke kelompok inti, dan setiap anggotanya saling mensosialisasikan hasil kerja dalam kelompok ahli.

d. Tahap Elaborasi

 Membentuk kelompok inti atau asal Inti 1 = 1,2,3,4 Inti 2 = 1,2,3,4 Inti 3 = 1,2,3,4 Inti 4 = 1,2,3,4 Misal dalam diskusi, diberikan 4 permasalahan, maka setiap kelompok anggotanya 4 orang. Setelah setiap anggota kelompok mendapat permasalahan, maka langkah selanjutnya anggota setiap kelompok yang bernomor sama berkumpul manjadi satu untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan yang sama, kelompok gabungan ini disebut kelompok ahli, dengan aturan : a. Nomor 1 ahli permasalahan 1 b. Nomor 2 ahli permasalahan 2 c. Nomor 3 ahli permasalahan 3 d. Nomor 4 ahli permasalahan 4  Pembentukan Kelompok ahli Ahli 1 = 1,1,1,1 Ahli 2 = 2,2,2,2 Ahli 3 = 3,3,3,3 Ahli 4 = 4,4,4,4  Guru memberikan waktu untuk diskusi di dalam kelompok ahli.  Setelah semua permasalahan dipecahkan dan semua anggota kelompok ahli mendapatkan jawaban maka setiap anggota kelompok ahli kembali lagi ke kelompok inti, sebagai induk dari kelompok yang sebenarnya.  Didalam kelompok inti, anggotanya saling mensosialisasikan hasil kerja yang diperoleh dari kelompok ahli.  Dari hasil diskusi kelompok ahli, kini setiap kelompok inti sudah mendapat jawaban 4 permasalahan yang diberikan, maka anggota kelompok inti tinggal bertukar pengalaman sehingga semua anggota kelompok inti mendapat hasil yang sesama anggotanya.

e. Tahap Konfirmasi

 Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi secara keseluruhan yang telah dibahas, setelah siswa menjawab pertanyaan dengan benar diberikan sebuah reward.