Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Tolong-menolong dapat dilakukan di rumah, sekolah, dan di masyarakat Sunarso, 2009: 3-24.

2.1.4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Usia dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Yusuf 2011: 48-50 mengemukakan, secara umum masa anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut: 2.1.4.1 Unik Artinya sifat anak berbeda satu dengan yang lainnya. Anak memiliki bawaan, minat kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing. 2.1.4.2 Egosentris Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. 2.1.4.3 Aktif dan Energik Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. 2.1.4.4 Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal Anak cenderung banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai macam yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal yang baru. 2.1.4.5 Eksploratif dan berjiwa petualang Terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal baru. 2.1.4.6 Spontan Perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup- tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya. 2.1.4.7 Senang dan kaya dengan fantasi Anak senang dengan khayalan yang imajinatif. Anak tidak saja senang terhadap cerita-cerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain. 2.1.4.8 Masih mudah frustasi Umumnya anak masih mudah frustasi atau kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis atau marah bila keinginannya tidak terpenuhi. 2.1.4.9 Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu Sesuai dengan perkembangan cara berpikirnya, anak lazimnya belum memiliki rasa pertimbangan yang matang, termasuk berkenaan dengan hal-hal yang membahayakan. 2.1.4.10 Daya perhatian yang pendek Anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara instrinsik, menarik, dan menyenangkan. 2.1.4.11 Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman Anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah-laku pada dirinya. 2.1.4.12 Semakin menunjukkan minat terhadap teman Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman sosial, anak semakin berminat terhadap orang lain. Menurut Yusuf 2011: 59-68, karakteristik perkembangan anak usia sekolah sebagai berikut: 1. Perkembangan Fisik-Motorik Fase atau usia sekolah dasar 7-12 tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar, dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Anak Motorik Halus Motorik Kasar 1.Menulis 1.Baris berbaris 2.Menggambar atau Melukis 2.Seni bela diri seperti pencak silat dan karate 3.Mengetik komputer 3.Senam 4.Merupa seperti membuat kerajinan dari tanah liat 4.Berenang 5.Menjahit 5.Atletik 6.Membuat kerajinan dari kertas 6.Main sepak bola, dsb. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan. Saraf motorik halus dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan menulis, menggambar atau melukis, mengetik komputer, merupa seperti membuat kerajinan dari tanah liat, menjahit, dan membuat kerajinan dari kertas. Sedang motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar yang dipengaruhi oleh usia, berat badan, dan perkembangan fisik anak. Contohnya kemampuan baris berbaris, seni bela diri seperti pencak silat, dan karate, senam, berenang, atletik, main sepak bola, dan sebagainya. 2. Perkembangan Intelektual Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif seperti membaca, menulis, menghitung. Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut Piaget masa ini bearda pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan a mengklasifikasikan benda-benda yang memiliki ciri yang sama, b menyusun angka, c memecahkan masalah yang sederhana. Kemampuan intelektual masa ini cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangakan pola pikir. 3. Perkembangan Bahasa Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembangnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharan kata. Masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata. Di sekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia bahasa Inggris di sekolah-sekolah tertentu. Diharapkan para siswa dapat menguasai dan menggunakan sebagai alat untuk a berkomunikasi secara baik dengan orang lain, b mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya, c memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya. 4. Perkembangan Emosi Pada usia sekolah dasar di kelas atas: kelas 4, 5, dan 6, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain: Tabel 2.2. Karakteristik Emosi Anak Karakteristik Emosi yang Stabil Sehat Karakteristik Emosi yang Tidak Stabil Tidak Sehat 1.Menunjukkan wajah yang ceria 1.Menunjukkan wajah yang murung 2.Mau bergaul dengan teman secara baik 2.Mudah tersinggung 3.Bergairah dalam belajar 3.Tidak mau bergaul dengan orang lain 4.Dapat berkonsentrasi dalam belajar 4.Suka marah-marah 5.Bersikap respek menghargai terhadap diri sendiri dan orang lain 5.Suka mengganggu teman 6.Tidak percaya diri Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu. Emosi positif emosi yang stabil anak pada usia sekolah dasar dapat ditunjukkan dengan wajah yang ceria, mau bergaul dengan teman secara baik, bergairah dalam belajar, dapat berkonsentrasi dalam belajar, dan bersikap respek menghargai terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya jika anak memiliki emosi negatif emosi yang tidak stabil maka akan menunjukkan wajah yang murung, mudah tersinggung, tidak mau bergaul dengan orang lain, suka marah-marah, suka mengganggu teman, dan tidak percaya diri. 5. Perkembangan Sosial Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Perkembangan sosial pada anak usia sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan dengan keluarga, teman sebaya sehingga ruang gerak hubungan sosial bertambah luas. Anak mulai menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri sendiri egosentris sikap bekerjasama kooperatif atau sosiosentris mau memperhatikan kepentingan orang lain. 6. Perkembangan Kesadaran Beragama Kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian. b. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi keagungan-Nya. c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral. Kepercayaan anak kepada Tuhan pada usia sekolah dasar, bukanlah keyakinan hasil pemikiran, akan tetapi merupakan sikap emosi yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwa akan kasih sayang dan perlindungan. Usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pendidikan yang diterimanya. Adapun tujuan dari penulisan teori karakteristik perkembangan anak usia sekolah dalam hubungannya dalam penelitian ini menggunakan metode role-play adalah untuk mengetahui karakteristik perkembangan anak usia sekolah pada siswa kelas IIB. Metode role-play suatu kegiatan yang sudah terencana dimana siswa memainkan peran orang lain dengan titik tekannya terletak pada kerterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Maka dari itu, teori mengenai karakteristik perkembangan anak usia sekolah digunakan untuk dapat mengasah perkembangan-perkembangan yang ada dalam diri siswa kelas IIB agar dalam memainkan peran dapat secara maksimal.

2.1.5 Metode Role-Play