5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan dapat
dikemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 5.3.1 Bagi Sekolah:
Dalam rangka penyelenggaran pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat menerapkan penggunaan metode role-play dalam
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.
5.3.2 Bagi Guru:
Untuk memperbaiki pembelajaran, salah satu di antaranya dengan penggunaan metode role-play dalam pembelajaran, agar dapat memperoleh
pengalaman nyata dan menjadi alternatif pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Meskipun ada beberapa kelemahan dari penelitian ini.
5.3.3 Bagi Siswa
Untuk lebih fokus dan serius dalam mengikuti pembelajaran karena dapat membantu diri sendiri dan temannya dalam memahami materi pembelajaran hidup
rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong di rumah dan di sekolah. Selain itu dalam menggunakan metode role-play untuk lebih percaya diri lagi.
5.3.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memberikan gambaran dalam penggunaan metode role-play dengan harapan memberikan hasil penelitian yang lebih baik lagi.
119
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Astuti, Alexandra Janu Dwi. 2014. Peningkatan Keterlibatan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Motode Role Playing dalam Mata Pelajaran PKN
Kelas IV SD Kanisius Kadirojo Semester Genap Tahun Ajaran 20112012. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dananjaya, Utomo. 2013. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa
Cendekia. Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Alfabeta. Diarani, Noraning. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar Metode Bermain Peran
Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Kanisius Manding, Bantul Semester Genap Tahun Pelajaran 20112012. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Joni, T. Raka. 1984. Cara Belajar Siswa Aktif: Implikasinya terhadap Sistem
Penyampaian. Jakarta: Depdiknas. Kock, Heinz. 1981. Saya Guru yang Baik. Yogyakarta: Kanisius.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Poerwaminta. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto. 2013. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II SD Negeri Kledokan dengan
Menerapkan Mertode Role-Play. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana, Djudju. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk
Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung: Alfabeta.
_______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta.
_______. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharso dan Retnoningsih, Ana. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang: Widyakarya. Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sunarso. 2009. Pelajaran PKn 2. Bogor: Yudhistira. Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Raja Grafindo
Persada. _____________. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tampubolon, Saur M. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah B., 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahab, Abdul Azis. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Widoyoko, Eko Putro. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada
Press. Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani M. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Zaini, Hisyam; Munthe, Bermawy; Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
122 Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Silabus Pembelajaran
Lampiran 4 RPP 1 Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sorowajan
Mata Pelajaran : PKn
Hari, tanggal Pertemuan ke : Kamis, 13 Agustus 2015 1 Kelas Semester
: II Ganjil Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
1.
Membiasakan hidup bergotong royong. B.
Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-
menolong. C.
Indikator
1. Competence
1.1.1 Menjelaskan arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan
tolong-menolong di rumah dan di sekolah. 2.
Conscience 1.1.2
Terlibat aktif dalam diskusi kelompok. 1.1.3
Bertanggung jawab dalam kegiatan diskusi atau kerja kelompok. 3.
Compassion 1.1.4
Membantu teman yang kesulitan memahami materi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Competence
1.1.1.1 Siswa mampu menjelaskan arti pentingnya hidup rukun, saling
berbagi, dan tolong-menolong di rumah dan di sekolah.
2. Conscience
1.1.2.1 Siswa mampu terlibat aktif dalam diskusi kelompok.
1.1.3.1 Siswa mampu bertanggung jawab dalam kegiatan diskusi atau
kerja kelompok. 3.
Compassion 1.1.4.1
Siswa mampu membantu teman yang kesulitan memahami materi.
E. Materi Pokok
Arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong di
rumah dan di sekolah. F.
Model dan Metode Pembelajaran
1. Model
: Paradigma Pedagogi Reflektif 2.
Metode : Teknik Jigsaw II, tanya jawab, diskusi, penugasan
kelompok dan penugasan individu.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal 10 menit
a. Salam pembuka dan doa.
b. Presensi kehadiran siswa.
c. Guru dan siswa membuat kesepakatan kontrak belajar.
d. Apersepsi
: Guru bertanya: Siapa yang tadi pagi sebelum berangkat sekolah berpamitan dengan orang tua? Termasuk
perbuatan ... terpuji. e.
Motivasi : Guru membangkitkan motivasi siswa dengan
mengajak bernyanyi. f.
Orientasi : Dari lagu tersebut, siswa diharapkan mengetahui
tujuan belajar yang akan dicapai.
2 Kegiatan Inti 60 menit
a. Eksplorasi
1 Guru melakukan tanya jawab mengenai materi pembelajaran arti
pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong yang pernah dilakukan siswa untuk menggali pengetahuan siswa.
2 Siswa mendengarkan penjelasan materi pembelajaran dari guru.
3 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil 1
kelompok 1-3 siswa. Siswa belajar dalam kelompok besar yang terdiri dari 1-7 siswa dengan memperhatikan keheterogenan.
4 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika ada
pertanyaan.
b. Elaborasi
1 Siswa secara berkelompok menyimak sebuah cerita dalam
kelompok asal terdapat kelompok asal yang saling bekerjasama secara positif dan tanggung jawab.
2 Dari cerita tersebut, siswa secara berkelompok berdiskusi
mengenai arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong- menolong dalam kelompok ahli terdapat kelompok yang saling
bekerjasama secara positif dan tanggung jawab.. 3
Siswa secara berkelompok pada masing-masing kelompok ahli mempelajari materi arti pentingnya hidup rukun, saling berbagi,
dan tolong menolong terdapat kelompok ahli yang saling bekerjasama secara positif dan tanggung jawab.
4 Siswa kembali pada kelompok asal untuk membagikan ilmu yang
didapat dari hasil diskusi kelompok ahli terdapat kelompok asal yang saling bekerjasama secara positif dan tanggung jawab.
5 Guru mendorong terjadinya interaksi sesama anggota di dalam
kelas. 6
Siswa dalam kelompok asal mengerjakan tugas kelompok. 7
Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi.
c. Konfirmasi
1
Siswa diberi kesempatan mencatat dari hasil diskusi.
2 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui oleh siswa. 3
Guru memotivasi siswa baik yang sudah aktif atau yang belum aktif selama pembelajaran berlangsung.
3 Kegiatan Akhir 10 menit
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b.
Evaluasi : Siswa secara mandiri mengerjakan latihan 1.
c. Refleksi dan aksi
Refleksi : i. Bagaimana perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini?
ii. Apakah kamu sudah aktif dan bertanggung jawab hari ini?
iii. Kesulitan apa yang kamu alami? Aksi : Apa rencana tindak lanjut pembelajaran pertemuan
selanjutnya? Contoh: rukun dengan kakak dan adik, serta teman.
d. Tindak lanjut : Guru memberi PR siswa.
e. Doa dan Salam Penutup.
H. Alat dan BahanSumber Belajar
1. Alat dan bahan : papan tulis, lembar kerja kelompok, lembar kerja
individu, teks bacaan 2.
Media
: lagu dan gambar
3. Sumber buku :
Sumantoro, dkk. 2009. Ayo Belajar PKn. Yogyakarta: Kanisius. Sunarso. 2009. Pelajaran PKn 2. Bogor: Yudhistira. hal: 3-24.
Mulyanto, Agus Sri; Sukadi; Suparto, Joko, dan S., Yulianto
Bambang. 2009. pendidikan kewarganegaraan 2 untuk sdmi kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Halili; Prioko, Dwi Sunu. 2009. Wahana Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk SDMI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sadiman, Sri; Mahfud. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 untuk SD dan MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Lampiran a Materi Pembelajaran
1 Hidup Rukun a. Arti Hidup Rukun
Rukun berarti hidup berdampingan dengan orang lain. Hidup rukun dilakukan di rumah, sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Dengan anggota keluarga kita harus rukun. Dengan teman di sekolah kita harus rukun. Dengan tetangga di
lingkungan masyarakat kita juga harus rukun. Contoh: belajar bersama teman, membantu adik mengerjakan PR, dan menyapa
teman di sekolah.
b. Pentingnya Hidup Rukun
Dalam lingkungan rumah dan sekolah pasti ada suatu perbedaan, yaitu beda agama, ras, dan suku bangsa. Tetapi
walaupun ada perbedaan kita harus hidup rukun agar dapat menciptakan suasana yang damai dan nyaman. Untuk
mewujudkan hidup rukun kita harus mau berteman dengan siapa saja dan juga harus saling mengasihi, menyayangi,
dengan sesama manusia tanpa membeda-bedakan agama dan suku bangsa.
2 Saling Berbagi a. Pentingnya Hidup Saling Berbagi
Manusia tidak bisa hidup sendiri. Kita hidup bersama orang lain. Jadi, kita perlu saling berbagi. Di rumah kita saling
berbagi dengan ayah, ibu, kakak, dan adik. Di sekolah kita saling berbagi dengan teman. Di lingkungan masyarakat kita
juga saling berbagi dengan tetangga. Perbedaan jenis kelamin, suku, agama tidak menjadi penghalang untuk berbagi. Saling
berbagi membuat pekerjaan lebih ringan. Kerukunan dapat diciptakan. Hidup lebih menyenangkan.
3 Tolong-menolong a. Arti Menolong
Menolong artinya membantu seseorang yang kesulitan. Tolong menolong berarti saling membantu untuk meringankan
beban. Orang yang suka menolong biasanya memiliki banyak teman dan disukai orang lain. Tolong-menolong dapat
dilakukan di rumah, sekolah, dan di masyarakat.
b.Pentingnya Saling Tolong-menolong
Dalam lingkungan rumah dan sekolah kita harus hidup saling tolong-menolong meskipun kita berbeda agama dan suku
bangsa karena manusia itu tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Contoh menolong dengan harta benda,
yaitu memberikan buku bacaan yang sudah tidak dibaca. Contoh menolong dengan bantuan tenaga, yaitu membantu
mengumpulkan sumbangan dan menyalurkan kepada yang berhak. Saling tolong-menolong merupakan pencerminan sikap
gotong royong dan sebagai sesama makhluk Tuhan memang sepantasnya saling mengasihi tanpa membeda-bedakan agama
dan suku bangsa. Tolong-menolong sangat penting untuk mewujudkan hidup rukun. Sumber belajar: Sunarso,2009:3-
24.
Lampiran b Lagu Pembelajaran
Lagu 1 “ Gubahan Lagu Sayang Semua”
Hidup Sejahtera
Satu satu ayo hidup rukun Dua dua saling berbagi
Tiga tiga tolong menolong Satu dua tiga hidup sejahtera
Lampiran c Teknik Pembelajaran Jigsaw II
Jigsaw II 1.
Pengertian Jigsaw II
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah pengembangan teknik belajar bersama. Dalam hal ini belajar bersama berarti melakukan sesuatu
secara bersama, saling membantu, dan bekerja sebagai sebuah tim Suwarno, 2007:139. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah satu jenis
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw sangat membantu memotivasi siswa untuk menerima
tanggung jawab mempelajari sesuatu dengan cukup baik untuk diajarkan kepada teman
– teman mereka. Dengan demikian, siswa saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan.
2. Komponen yang terdapat dalam pembelajaran Jigsaw II
a. Kelompok Asal : Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam
heterogen. b.
Kelompok Ahli : Kelompok siswa yang terdiri dari anggota
kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal. 3.
Karakteristik dari pembelajaran Jigsaw II
Pembelajaran kooperatif dengan Jigsaw II mempunyai karakteristik atau ciri sebagai berikut :
a. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
dengan memperhatikan keheterogenan.
b. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
c. Terdapat kelompok asal dan kelompok hasil ahli yang saling
bekerjasama. 4.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Jigsaw II a.
Tahap Awal
Guru memberikan apersepsi awal sebelum memulai pembelajaran.
b. Tahap Eksplorasi
Guru menjelaskan topik pelajaran. Guru memberikan soal atau permasalahan yang dikerjakan siswa.
c. Tahap Diskusi Kelompok
Langkah 1 : Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, jumlah anggota
kelompok sesuai dengan masalah yang akan dibahas, setiap anggota kelompok mempunyai nomor dengan tujuan untuk membahas masalah
sesuai dengan nomor permasalahan. Langkah 2 :
Setelah setiap anggota kelompok mendapat permasalahan maka langkah selanjutnya anggota setiap kelompok yang bernomor sama
berkumpul menjadi
satu untuk
bekerjasama menyelesaikan
permasalahan yang sama. Langkah 3 :
Setelah selesai berdiskusi di kelompok ahli, maka setiap anggota kelompok kembali masuk ke kelompok inti, dan setiap anggotanya
saling mensosialisasikan hasil kerja dalam kelompok ahli.
d. Tahap Elaborasi
Membentuk kelompok inti atau asal Inti 1 = 1,2,3,4
Inti 2 = 1,2,3,4 Inti 3 = 1,2,3,4
Inti 4 = 1,2,3,4
Misal dalam diskusi, diberikan 4 permasalahan, maka setiap kelompok anggotanya 4 orang.
Setelah setiap anggota kelompok mendapat permasalahan, maka langkah selanjutnya anggota setiap kelompok yang bernomor sama
berkumpul manjadi satu untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan yang sama, kelompok gabungan ini disebut kelompok
ahli, dengan aturan : a.
Nomor 1 ahli permasalahan 1 b.
Nomor 2 ahli permasalahan 2 c.
Nomor 3 ahli permasalahan 3 d.
Nomor 4 ahli permasalahan 4 Pembentukan Kelompok ahli
Ahli 1 = 1,1,1,1 Ahli 2 = 2,2,2,2
Ahli 3 = 3,3,3,3 Ahli 4 = 4,4,4,4
Guru memberikan waktu untuk diskusi di dalam kelompok ahli. Setelah semua permasalahan dipecahkan dan semua anggota
kelompok ahli mendapatkan jawaban maka setiap anggota kelompok ahli kembali lagi ke kelompok inti, sebagai induk dari
kelompok yang sebenarnya. Didalam kelompok inti, anggotanya saling mensosialisasikan hasil
kerja yang diperoleh dari kelompok ahli. Dari hasil diskusi kelompok ahli, kini setiap kelompok inti sudah
mendapat jawaban 4 permasalahan yang diberikan, maka anggota kelompok inti tinggal bertukar pengalaman sehingga semua
anggota kelompok inti mendapat hasil yang sesama anggotanya.
e. Tahap Konfirmasi
Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi secara keseluruhan yang
telah dibahas, setelah siswa menjawab pertanyaan dengan benar diberikan sebuah reward.