72
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi No
Aspek Sig. 2-tailed
Keterangan
1 Skor pretest kelompok kontrol mengevaluasi
0,000 Tidak Normal
2 Skor posttest I kelompok kontrol mengevaluasi
0,534 Normal
3 Skor posttest II kelompok kontrol mengevaluasi
0,364 Normal
4 Selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol
mengevaluasi 0,792
Normal 5
Skor pretest kelompok eksperimen mengevaluasi 0,000
Tidak Normal 6
Skor posttest I kelompok eksperimen mengevaluasi 0,056
Normal 7
Skor posttest II kelompok eksperimen mengevaluasi 0,403
Normal 8
Selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen mengevaluasi
0,085 Normal
Dari data pada tabel di atas, diperoleh skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mengevaluasi menunjukkan bahwa Sig. 2-
tailed 0.05. Maka diambil kesimpulan bahwa H
null
diterima dan H
i
ditolak artinya data tidak berdistribusi normal pada skor pretest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Sedangkan skor posttest I, posttest II, dan selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengevaluasi
menunjukkan bahwa Sig. 2-tailed 0,05. Dari hasil analisis tersebut, diambil kesimpulan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya data berdistribusi normal pada skor posttest I, posttest II, dan selisih skor pretest-posttest I kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mengevaluasi. Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, maka uji statistik selanjutnya menggunakan 2 uji statistik
yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik nonparametrik. Uji statistik parametrik yang digunakan untuk analisis data dari kelompok yang berbeda
adalah Independent Samples T-test sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired Samples T-test. Uji statistik nonparametrik yang
digunakan untuk analisis data dari kelompok yang berbeda adalah Mann Whitney U-test Two-Independent Samples Test sedangkan analisis data dari satu
kelompok yang sama menggunakan Wilcoxon Sign Rank Two-Related Samples Test.
2. Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda. Langkah ini dilakukan karena teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan
73 secara random. Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan uji statistik
nonparametric test karena hasil uji normalitas skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berdistribusi normal yang memiliki harga Sig. 2-
tailed 0.05. Uji nonparametrik yang digunakan adalah uji statistik Mann Whitney U-test Field, 2009: 345. Analisis data dilakukan dengan tingkat
kepercayaan 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig.
2-tailed 0,05 Santoso , 2012: 100. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan rerata pretest kemampuan mengevaluasi lihat Lampiran 4.4.
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Hasil Pretest
Sig. 2-tailed Keterangan
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 0.012
Ada Perbedaan
Rerata skor pretest pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Perbandingan skor pretest, pada kelompok kontrol diperoleh Mdn = 1
dan, sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh Mdn = 1. Hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan mengevaluasi menunjukkan bahwa hasil U
= 486, z = -2.511, dan Sig. 2-tailed = 0,012 atau p 0.05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima Priyatno, 2010: 99. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol, dengan kata
lain keduanya memiliki kemampuan awal yang tidak sama.
3. Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Secara prinsip,
untuk mengetahui pengaruh perlakuan menggunakan digunakan rumus: O
2
- O
1
– O
4
- O
3
yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I – pretest pada
kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok
eksperimen Cohen, 2007: 277. Uji ini dilakukan dengan membandingkan selisih rerata skor posttest I-pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil
penghitungan pengaruh perlakuan adalah sebagai berikut lihat Lampiran 4.5.
Tabel 4.3 Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Mengevaluasi O
1
O
2
O
3
O
4
Pengaruh Perlakuan Keterangan
1,04 3,57
1,30 2,69
1,14 Ada Pengaruh
74 Berdasarkan penghitungan besar pengaruh perlakuan maka didapat hasil 1,14 atau
kausal positif, dengan demikian ada pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengevaluasi.
Untuk mengetahui signifikansi perlakuan maka dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik Independent Samples T-
test karena data berasal dari kelompok yang berbeda dan hasil skor selisih rerata skor posttest I-pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi
normal yaitu dengan Sig. 2-tailed 0.05. Untuk melaksanakan analisis uji statistik parametrik Independent Samples
T-test, terlebih dahulu diperlukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians
Levene’s test pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga Sig. 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada homogenitas varians pada
kedua data yang dibandingkan Field, 2009: 150, lihat Lampiran 4.6
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Varians Levene’s Test
Hasil F
Sig. Keterangan
Homogenitas varians 0,34
0.559 Homogen
Hasil uji statistik Levene’s test dengan tingkat signifikansi 95
menunjukkan bahwa harga F = 0,34 dan harga Sig. = 0,559. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa bahwa harga Sig. 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat homogenitas varian sehingga bisa dilakukan uji statistik Independent Samples T-test.
Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengevaluasi menggunakan kriteria untuk menolak H
null
yaitu harga Sig. 2-tailed 0.05 pada hasil uji statistik. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan
kemampuan mengevaluasi lihat Lampiran 4.6.
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengevaluasi Hasil
Sig. 2-tailed Keterangan
Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mengevaluasi
0.000 Ada Perbedaan
Rerata selisih skor kelompok eksperimen lebih tinggi dari rerata selisih skor kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen memiliki rerata selisih
skor M = 2,53, n = 36, SD = 1,18 dan SE = 1,97, sedangkan kelompok kontrol memiliki rerata selisih skor M = 1,40, n = 36, SD = 1,15 dan SE = 0,19.
75 Berdasarkan hasil uji statistik pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa uji selisih
skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan Sig. 2-tailed = 0,000 atau p 0,05, df = 70 dan t = -4.134.
Berdasarkan uji
signifikansi pengaruh
perlakuan kemampuan
mengevaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh Sig. 2- tailed 0,05, maka dapat dikatakan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima Priyatno, 2010: 93. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
posttest I-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi.
Temuan pada data ini mengafirmasi hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi
pada mata pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Cebongan semester gasal tahun ajaran 20152016. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih
skor posttest I-pretest kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Posttest I-Pretest Kemampuan Mengevaluasi
76
4. Uji Besar Pengaruh Perlakuan