76
4. Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Uji besar pengaruh
perlakuan sering disebut sebagai effect size. Kriteria yang digunakan untuk menentukan besar efek terdapat pada bab III, halaman 57. Untuk menghitung
persentase pengaruh terlebih dahulu dihitung koefisien determinasi R
2
dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100 Field, 2009: 179.
Berdasarkan hasil uji signifikansi perlakuan kemampuan mengevaluasi yang telah dibahas sebelumnya, didapatkan hasil Sig. 2-tailed = 0,000 atau p 0,05,
df = 70 dan t = -4,134. Maka dapat dilakukan penghitungan secara manual untuk mengetahui effect size penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan
mengevaluasi menggunakan rumus sebagaimana yang sudah disebutkan pada bab III, halaman 57. Berikut merupakan tabel hasil uji besar pengaruh perlakuan pada
kemampuan mengevaluasi lihat Lampiran 4.7.
Tabel 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Variabel t
t
2
df r effect size
R
2
Keterangan
Mengevaluasi -4,134
17,09 70
0,45 0,20
20 Cukup Besar
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengevaluasi memiliki harga r sebesar 0,45 atau 20
dengan koefisien korelasi termasuk “cukup besar” sehingga mempunyai efek
teoritis dan praktis.
4.1.2.2 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan mengevaluasi dilihat dari
rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan
penghitungan secara manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut Gunawan, 2006: 575.
77
Gambar 4.2 Rumus Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Berikut merupakan tabel hasil penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kemampuan mengevaluasi lihat Lampiran 4.8.
Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Mengevaluasi
Kelompok Mean
Persentase Pretest
Posttest I
Kontrol 1,30
2,69 106,92
Eksperimen 1,04
3,57 243,27
Pada kelompok kontrol nilai mean pretest 1,30 sedangkan nilai mean posttest I adalah 2,69. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I
kelompok kontrol sebesar 106,92. Kelompok eksperimen dengan nilai mean pretest 1,04 dan nilai mean posttest I adalah 3,57, maka penghitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen sebesar 243,27. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.5 bahwa ada peningkatan rerata
antara pretest ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan skor rerata dapat
diketahui dengan menggunakan gain score. Uji gain score dilakukan dengan menggunakan selisih skor posttest I dan pretest. Kemudian dihitung frekuensi
banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas gain score yang telah ditentukan. Frekuensi gain score diambil kurang lebih 50 dari skor tertinggi dari selisih
posttest I-pretest kedua kelompok yaitu dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan gain score
≥ 2 untuk menentukan persentase siswa yang memperoleh kenaikan skor secara signifikan. Kemudian dilakukan
penghitungan dengan rumus yang terdapat di bab III, halaman 58. Pembuatan grafik poligon yang menunjukkan gain score kemampuan
mengevaluasi. Dominasi skor selisih posttest I-pretest dari kelompok kontrol lebih kecil daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan pada grafik di bawah
ini.
78
Gambar 4.3 Grafik Gain Score Kemampuan Mengevaluasi
Berdasarkan grafik di atas, gain score dengan frekuensi yang paling besar pada kelompok kontrol yaitu 1,67 dengan frekuensi 4 siswa dan gain score
dengan yang paling besar kelompok eksperimen yaitu 3,33 dengan frekuensi 7 siswa. Disimpulkan bahwa gain score kelompok kontrol lebih kecil dari
kelompok eksperimen. Hal tersebut berarti selisih posttest I-pretest kelompok eksperimen lebih dominan karena nilainya lebih besar daripada selisih posttest I-
pretest kelompok kontrol lihat Lampiran 4.8.
Tabel 4.8 Penghitungan Persentase Gain Score Kemampuan Mengevaluasi Kelompok
f skor ≥ 2 Persentase
Kontrol 12
33,33 Eksperimen
23 63,89
Berdasarkan penghitungan manual diperoleh persentase gain score ≥ 2
pada kelompok kontrol sebesar 33,33, sedangkan persentase gain score ≥ 2 pada
kelompok eksperimen sebesar 63,89, sehingga siswa dengan gain score ≥ 2 di
kelompok eksperimen lebih banyak daripada kelompok kontrol. Dengan perhitungan 50 gain score tersebut, metode inkuiri memberi manfaat untuk
63,89 siswa, sementara metode ceramah 33,33 siswa.
1 2
3 4
5 6
7 8
-2 -1
1 2
3 4
5
Fr e
k u
e n
si
Gain
Kontrol Eksperimen
79
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I