Metode Inkuiri Teori-teori yang Mendukung

15 untuk melakukan refleksi secara bebas terhadap pengalaman belajar yang diperoleh ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar fisik dan sosial, 6 mendorong tumbuh-kembangnya kepribadian peserta didik, utamanya sikap terbuka, demokratis, disiplin, tanggung-jawab, dan toleran serta komitmen terhadap nilai-nilai sosio-budaya bangsanya Rianto, 2006: 9. Ada beberapa metode pembelajaran yaitu 1 metode ceramah, yaitu metode yang dalam penyampaian materinya secara lisan, 2 metode demonstrasi, yaitu metode dengan cara memberikan contoh terlebih dahulu, 3 tanya jawab, yaitu metode dengan cara mengajukan pertanyaan kepada perserta didik, 4 metode diskusi, yaitu interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk memecahkan masalah, 5 metode studi mandiri, yaitu pelaksanaan tugas siswa secara mandiri, 6 metode pemecahan masalah, yaitu metode yang merangsang berfikir untuk memecahkan masalah, 7 metode bermain peran, yaitu metode yang melibatkan dua siswa atau lebih untuk melakukan peran dari tokoh yang dilakoninya Yamin, 2008: 153. Metode-metode tersebut merupakan metode yang sering digunakan guru dalam melaksanakan pembelajarannya. Penjelasan mengenai macam-macam metode tersebut belum dibahas mengenai metode inkuiri yang dapat merangsang daya berpikir siswa untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

2.1.1.3 Metode Inkuiri

1. Pengertian Inkuiri Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang bertujuan merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan yang bermakna dan mendorong siswa untuk menemukan jawabannya. Pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris „inquiry‟, yang berarti penyelidikan Sanjaya dalam Shoimin, 2014: 85. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara 16 kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Piaget dalam Mulyasa, 2007: 108 menjelaskan bahwa inkuiri adalah metode yang mempersiapkan peserta didik dalam situasi bereksperimen secara luas agar dapat melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta dapat menghubungkan satu penemuan dengan penemuan siswa yang lain. Inti dari pembelajaran inkuiri adalah eksperimen, eksperimen yang asli dengan banyak fenomena untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tanpa terpaku pada buku dan otoritas yang lainnya Kuslan Stone, 1969: 158. Berdasarkan pendapat- pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian pembelajaran memberikan tekanan pada keaktifan siswa untuk memiliki pengalaman bermakna dalam belajar serta mampu berpikir kritis dan sistematis dalam menemukan konsep atau memecahkan suatu masalah. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat merangsang keterampilan berpikir siswa, sehingga kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan Kitot, et al, 2010: 268. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran berbasis inkuiri ini seperti keterampilan berkomunikasi, berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan memanipulasi, dan teknik-teknik dalam melakukan penelitian Kitot, et al, 2010: 267-268. Sanjaya 2006: 194-195 menyatakan tiga ciri utama strategi pembelajaran inkuiri, yaitu 1 strategi inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. 2 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Hal tersebut diharapkan dapat berdampak pada siswa yang akan menumbuhkan sikap percaya diri. 3 Tujuan dari penerapan strategi pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. 17 2. Macam-macam Metode Inkuiri Stund dan Trowbridge dalam Mulyasa, 2006: 109 membagi metode inkuiri dalam 3 macam yaitu: 1 guided inquiry inkuiri terbimbing merupakan pelaksanaan discovery dan inkuiri yang dilakukan atas petunjuk atau bimbingan dari guru. Keduanya, dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Kemudian siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya. 2 Free inquiry inkuiri bebas yaitu siswa melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuan, antara lain merumuskan masalah sendiri, melakukan penyelidikan sendiri dan menarik kesimpulan yang diperoleh dengan mandiri. 3 Modified free inquiry inkuiri bebas yang dimodifikasi yaitu permasalahan yang diajukan guru didasarkan pada teori yang sudah dipahami siswa. Siswa melakukan peyelidikan dalam rangka membuktikan kebenaran atas teori atau permasalahan tersebut. Berdasarkan penjelasan mengenai macam-macam metode inkuiri yang paling pas diterapkan dalam pembelajaran kelas V SD adalah metode guided inquiry. Hal tersebut dikarenakan siswa kelas V SD masih perlu bimbingan atau pengarahan dari guru scaffolding mengenai langkah-langkah eksperimen sehingga siswa mampu melompat dari zone of actual development menuju zone of potential development. Guided inqury inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan sendiri pemecahan masalah dengan menggunakan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing Mulyasa, 2006: 109. Eggen 2012: 177 mengemukakan mengenai temuan terbimbing yang merupakan suatu pendekatan mengajar dimana guru memberikan siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Metode inkuiri terbimbing merupakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri dimana guru membimbing atau memberikan bantuan dalam melakukan kegiatan. Bimbingan dan bantuan tersebut dapat berupa pertanyaan yang mengarahkan pada materi atau permasalahan yang hendak dipecahkan. Penggunaan metode inkuiri terbimbing ini bertujuan agar siswa dapat 18 menyelesaikan masalah baik secara kelompok maupun pribadi dan mampu menarik kesimpulan dengan bimbingan dan arahan dari guru. 3. Langkah-langkah Metode Inkuiri Penerapan pembelajaran inkuiri sangat beragam dan bergantung pada tujuan penggunaan inkuiri. Pembelajaran secara inkuiri yang diperkenalkan oleh Alberta Learning mengikuti tahapan sebagai berikut Sani, 2014: 93: a. Perencanaan, yang mencakup pembuatan rencana untuk melakukan inkuiri. b. Mencari informasi, yang mencakup pengumpulan dan pemilihan informasi, serta mengevaluasi informasi. c. Mengolah, yang mencakup analisis informasi dengan mencari hubungan dan melakukan inferensi. d. Mengkreasi, yang mencakup kegiatan mengelola informasi, mengkreasi produk, dan memperbaiki produk. e. Berbagi, yang mencakup komunikasi atau paparan hasil pada audien terkait. f. Mengevaluasi, yang mencakup aktivitas evaluasi produk dan evaluasi proses inkuiri yang telah dilakukan. Piaget Sanjaya, dalam Shoimin, 2014: 85-86 mengemukakan langkah- langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Membina suasana yang responsif di antara siswa. b. Mengemukakan permasalahan untuk ditemukan melalui cerita, film, gambar dan sebagainya, c. Mengajukan petanyaan-pertanyaan kepada siswa. d. Merumuskan hipotesis atau perkiraan yang merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut. e. Menguji hipotesis, guru mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data atau pembuktian hipotesis. f. Pengambilan kesimpulan dilakukan guru dan siswa. Sanjaya 2006: 199-203 mengemukakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode inkuiri sebagai berikut a orientasi, b merumuskan 19 masalah, c mengajukan atau merumuskan hipotesis, d mengumpulkan data; e menguji hipotesis, f merumuskan kesimpulan. Mulyasa 2007: 109 mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam. b. Merumuskan masalah. c. Merumuskan hipotesis. d. Merancang dan melakukan eksperimen. e. Mengumpulkan dan menganalisis data. f. Menarik kesimpulan dengan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan dan bertanggungjawab. Berdasarkan penjelasan di atas, langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. a. Orientasi Orientasi merupakan cara untuk membina suasana yang responsif di antara siswa. Tahap ini, guru menciptakan suasana atau iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk siap dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan guru untuk membangun suasana yang responsif yaitu a menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa, b menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan, c menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal tersebut akan memotivasi siswa dalam belajar Sanjaya, 2006: 199-203. b. Merumuskan masalah Merumuskan masalah untuk ditemukan atau diinkuirikan melalui cerita, film, gambar dan sebagainya. Kemudian, mengajukan pertanyaan 20 ke arah mencari, merumuskan, dan memperjelas dari cerita atau gambar. Guru juga berperan untuk mengajukan pertanyaan bersifat mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah yang dihadapi oleh siswa. Pertanyaan-pertanyaan akan membimbing siswa untuk lebih menggali pemahaman mengenai topik atau kegiatan belajar yang sedang dilakukannya. c. Merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis atau perkiraan yang merupakan jawaban sementara dari pertanyaan tersebut. Perkiraan akan terlihat setelah pengumpulan data dan pembuktian atas data. Siswa mencoba merumuskan hipotesis permasalahan tersebut. Guru membantu dengan pertanyaan- pertanyaan bantuan. d. Melakukan eksperimen Pada langkah ini, siswa mengumpulkan data-data atau informasi yang dibutuhkan dengan melakukan percoban, menganalisis data, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan dengan bimbingan dari guru. e. Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan dilakukan oleh guru dan siswa. Menarik kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan. Menarik kesimpulan yang akurat memerlukan bimbingan dari guru agar dalam pemilihan data- data dapat menemukan data relevan dan benar. f. Mempresentasikan hasil Pada langkah ini, siswa menjelaskan dan melaporkan hasil percobaan atau eksperimen di depan kelas. Dalam pelaporan hasil percobaan siswa menjelaskan setiap langkah yang mereka lakukan dan menjelaskan kesimpulan percobaan yang telah dilakukan. 21 g. Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan mengulas kembali materi pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa dan guru bersama-sama melakukan pemeriksaan hasil percobaan siswa disesuaikan dengan data atau informasi yang relevan. Siswa dan guru dapat memberikan kritik dan saran terhadap hasil percobaan yang telah siswa lakukan. 4. Kelebihan dan Manfaat Metode Inkuiri Metode pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan di antaranya dalam Sanjaya, 2006: 206: a. Inkuiri menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna. b. Inkuiri memberikan kesempatan siswa untuk belajar sesuai gaya belajar mereka. c. Inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman. d. Inkuiri memfasilitasi kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Di samping memiliki banyak kelebihan, metode inkuiri juga bermanfaat bagi siswa. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri banyak memberikan manfaat yaitu membantu siswa belajar tentang bagaimana cara-cara melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, membuat proses pembelajaran menjadi „students centered’ sehingga dapat membantu pembentukan „konsep diri‟ seseorang, meningkatkan harapan, mengembangkan bakat, menghindari proses belajar menghafal, dan memberikan lebih banyak kesempatan waktu untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi yang diperoleh siswa Kuhlthau, dkk, 2007: 6-7. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan salah satu metode yang membuat siswa penasaran akan topik tertentu. Siswa diajak untuk mencari tahu hal-hal yang berkaitan topik tersebut, sehingga 22 siswa dapat menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan cara belajar mereka. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri melatih siswa berpikir kritis sampai pada tingkat pemikiran yang kompleks, melatih siswa menjadi seorang ilmuan atau peneliti, meningkatkan daya ingat, menjadikan pembelajaran „students centered’, mengembangkan bakat, menghindari proses menghafal, dan memberikan waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru yang didapat melalui pembelajaran.

2.1.1.4 Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 0 202

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 210

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 162

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 156

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 197

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

0 3 160

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 154