22 siswa dapat menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan cara
belajar mereka. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri melatih siswa berpikir kritis sampai pada tingkat pemikiran yang kompleks, melatih siswa
menjadi seorang ilmuan atau peneliti, meningkatkan daya ingat, menjadikan pembelajaran „students centered’, mengembangkan bakat, menghindari proses
menghafal, dan memberikan waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru yang didapat melalui pembelajaran.
2.1.1.4 Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta
1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom
Kategori-kategori pada dimensi kognitif merupakan klasifikasi dari proses- proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan
pendidikan. Kategori-kategori ini merentang dari proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan, yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Proses- proses kognitif tersebut akan dijabarkan secara rinci sebagai berikut Anderson
Krathwohl, 2010: 99-133. a.
Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Mengingat berisikan dua proses kognitif yang lebih spesifik,
yakni mengenali dan mengingat kembali. Kata lain untuk menggantikan mengenali adalah mengidentifikasi, yaitu menempatkan pengetahuan
dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Mengingat kembali dapat diganti dengan kata mengambil, yaitu
mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kegiatan mengingat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
menumbuhkan kemampuan untuk meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan. Untuk melaksanakan pembelajaran dalam kategori
proses kognitif mengingat, guru memberikan pertanyaan mengenali atau mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika
siswa belajar materi yang diujikan. Kemampuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah
dalam tugas-tugas yang lebih kompleks.
23 b.
Memahami mengajak siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan transfer. Fokusnya ialah lima proses kognitif
dari memahami sampai mencipta. Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran baik yang
bersifat lisan, tulisan, atau grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, komputer, dan sebagainya. Kategori yang termasuk dalam
memahami adalah
kata kerja
menafsirkan, memberi
contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menyimpulkan, membandingkan dan
menjelaskan. Kata-kata kerja menafsirkan nama lainnya adalah mengklarifikasi, memparafrasakan, mempresentasi, atau menerjemahkan.
Kata kerja mencontohkan kata lainnya adalah mengilustrasikan atau memberikan contoh. Kata kerja mengklasifikasikan kata lainnya adalah
mengkategorikan atau mengkelompokkan. Kata kerja meringkas kata lainnya adalah mengabstraksi atau mengeneralisasi. Kata kerja
menyimpulkan kata lainnya adalah menyarikan, mengekstrapolasi, menginterpolasi, dan memprediksi. Kata kerja membandingkan kata
lainnya adalah mengontraskan, memetakan, mencocokkan. Kata kerja menjelaskan kata lainnya adalah membuat model.
c. Mengaplikasikan yaitu menggunakan prosedur-prosedur tertentu untuk
mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi
yaitu menerapkan suatu prosedur terhadap masalah yang familier dan mengimplementasikan yaitu menerapkan suatu prosedur terhadap masalah
yang tidak familier. Kata kerja mengeksekusi dapat diganti dengan kata melaksanakan. Kata kerja mengimplementasikan dapat diganti dengan
kata menggunakan. d.
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian- bagian kecil yang menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan
antara setiap bagian dari struktur keseluruhannya. Menganalisis meliputi proses membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Menganalisis
mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan informasi yang relevan membedakan, menentukan cara-cara untuk menata potongan-
24 potongan informasi tersebut mengorganisasikan, dan menentukan tujuan
di balik informasi tersebut mengatribusikan. Kata kerja membedakan memiliki nama lain menyendirikan, memilah, memfokuskan, memilih.
Kata kerja mengorganisasi memiliki kata lain menemukan koherensi, memadukan,
membuat garis
besar, mendeskripsikan
peran, menstrukturkan. Kata kerja mengatribusikan memiliki kata lain
mendekonstruksi. e.
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,
efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkritik. Memeriksa memiliki kata lain
mengkoordinasi, mendeteksi, memonitor dan menguji. Sedangkan mengkritik memiliki kata lain menilai.
f. Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Mencipta mengandung tiga proses kognitif, yaitu merumuskan atau membuat hipotesis, merencanakan
atau mendesain dan memproduksi atau mengkonstruksi.
2.
Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta
a. Mengevaluasi
Proses kognitif mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi Anderson Krathwohl, 2010: 125. Kategori mengevaluasi mencakup
proses kognitif memeriksa dan mengkritik. Memeriksa memiliki kata kerja alternatif yaitu mengoordinasi, mendeteksi, memonitor, dan
menguji. Sedangkan mengkritik memiliki kata lain menilai. Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan
internal dalam suatu operasi atau produk. Memeriksa dapat memanfaatkan proses atau produk yang diberikan atau yang diciptakan
oleh siswa sendiri. Memeriksa juga dapat terjadi dalam penerapan solusi
25 pada suatu masalah atau dalam pelaksanaan tugas, yakni solusi atau tugas
yang menguji konsistensi implementasinya. Mengkritik atau menilai melibatkan proses penilaian suatu produk
atau proses berdasarkan kriteria atau standar eksternal. Dalam mengkritik, siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif suatu produk dan
membuat keputusan setidaknya sebagian berdasarkan ciri-ciri tersebut. Mengkritik merupakan inti dari apa yang disebut berpikir kritis.
b. Mencipta
Mencipta dalam Anderson Krathwohl, 2010: 128-133 melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan
yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan dalam mencipta yaitu meminta siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi sejumlah
elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Mencipta dalam pengertian ini, mencakup tujuan-tujuan
pendidikan untuk menciptakan produk-produk yang khas, juga merujuk pada tujuan-tujuan pendidikan untuk menciptakan produk-produk yang
semua siswa dapat dan akan melakukannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa menyintesiskan informasi atau materi untuk membuat
sebuah keseluruhan yang baru, seperti dalam menulis, melukis, memahat, membangun, dan sebagainya.
Dalam mencipta siswa harus mengumpulkan elemen-elemen dari banyak sumber dan menggabungkan mereka menjadi sebuah struktur
atau pola baru yang bertalian dengan pengetahuan siswa sebelumnya. Mencipta menghasilkan produk baru, yaitu sesuatu yang dapat diamati
dan lebih dari pengetahuan awal siswa. Proses mencipta kreatif dibagi menjadi 3 tahap, yaitu penggambaran masalah yang di dalamnya siswa
berusaha memahami
tugas asesmen
dan mencari
solusinya merumuskan; perencanaan solusi yang di dalamnya siswa mengkaji
kemungkinan-kemungkinan dan membuat rencana yang dapat dilakukan merencanakan atau mendesain; eksekusi solusi yang di dalamnya siswa
berhasil melaksanakan rencana dengan baik produksi. Dapat
26 disimpulkan proses mencipta terdiri dari merumuskan, merencanakan,
dan produksi Anderson Krathwohl, 2010: 128-133. Proses kognitif mencipta yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu merumuskan
hipotesis, merencanakan penelitian dan mendesain rangkaian listrik.
2.1.2 Pembelajaran Kurikulum 2013