25
ditandai dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku supaya semakin sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
f. Menghilangkan kerungian akibat dari salah komunikasi
Komunikasi interpersonal memungkinkan adanya pendekatan secara langsung sehingga memungkinkan terjadinya umpan balik lebih cepat dan dapat
mengurangi terjadinya kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Pendekatan secara langsung dapat membuat komunikator dan komunikan dapat lebih cepat
mengklarifikasi apabila terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. g.
Memberikan bantuan konseling Banyak orang dalam berbagai profesi sering bertindak sebagai konselor
dalam komunikasi interpersonal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti seseorang yang menceritakan masalahnya kepada orang lain dengan tujuan untuk
mendapatkan bantuan pemikiran ataupun solusi dari orang lain. Konsultasi adalah kegiatan strategis untuk menjalankan komunikasi interpersonal untuk memberikan
bantuan dan bimbingan. Komunikasi intepersonal sangat sering dilaksanakan oleh banyak orang dalam berbagai profesi untuk memberikan bantuan kepada orang
lain yang mengalami masalah.
5. Sikap yang Mendukung Komunikasi Interpersonal
Suranto mengungkapkan pandangan Devito 2011: 82-84 mengenai lima sikap yang mendukung terjadinya komunikasi interpersonal, yaitu:
26
a. Keterbukaan
Keterbukaan sebagai sikap menerima masukan dari orang lain dan berkenan untuk menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Keterbukaan
dipandang sebagai kesediaan untuk membuka diri dalam mengungkapkan informasi dengan jujur sesuai dengan asas kepatutan dan mampu merespon orang
lain dengan jujur. Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal sangatlah penting karena dengan keterbukaan maka komunikasi interpersonal akan berlangsung
transparan, dua arah, dan dapat diterima semua pihak yang berkomunikasi. Komunikasi interpersonal yang terbuka menunjukkan kejujuran dan kejujuran
akan menimbulkan sikap saling mempercayai trust dari semua pihak yang berkomunikasi.
b. Empati
Empati diartikan sebagai ikut merasakan. Berempati dengan seseorang berarti ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut. Dalam berempati
seseorang dapat memahami perasaan orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, dan dapat memahami suatu persoalan dari sudut
pandang orang lain melalui kaca mata orang lain. Empati akan muncul apabila seseorang mampu mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain dan
berusaha untuk memahami orang lain. Empati juga menjadi filter agar orang tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. Dengan berempati orang akan memahami
orang lain tidak semata-mata dari sudut pandang diri sendiri melainkan dari sudut pandang orang lain. Hakikat empati adalah usaha masing-masing pihak untuk ikut
27
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan dapat memahami orang lain, baik itu: pendapat, sikap, maupun perilakunya.
c. Dukungan
Dukungan meliputi tiga hal: Pertama, descriptiveness dipahami sebagai lingkungan yang tidak mengevaluasi. Lingkungan yang tidak mengevaluasi
menjadikan orang bebas dalam mengungkapkan perasaannya, sehingga orang tidak malu dan tidak akan merasa dirinya menjadi bahan kritikan terus-menerus.
Kedua, spontaneity merupakan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara spontan. Ketiga profesionalisme adalah kemampuan untuk berfikir secara
terbuka, mampu menerima pandangan yang berasal dari orang lain dan bersedia untuk mengubah dirinya apabila perubahan itu dipandang perlu.
d. Sikap Positif
Sikap positif yang dimaksud orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal haruslah sama-sama memiliki perasaan dan pikiran positif tanpa
prasangka atau curiga. Sikap positif dalam berkomunikasi interpersonal ditunjukkan dengan berbagai macam sikap, yaitu: menghargai orang lain,
berpikiran positif terhadap orang lain, meyakini pentingnya orang lain, memberikan pujian dan penghargaan, dan berkomitmen menjalin kerja sama.
e. Kesetaraan Equality
Kesetaraan equality adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kedudukan yang sama dalam berkomunikasi, sama-sama bernilai dan berharga,
dan saling memerlukan. Kesetaraan dalam berkomunikasi interpersonal berupa pengakuan, kesadaran, dan kerelaan untuk menempatkan diri setara dengan mitra
28
komunikasi. Sikap yang menunjukkan kesetaraan adalah menunjukkan kerendahan hati, tidak memaksakan kehendak, saling memerlukan, dan adanya
komunikasi yang akrab dan nyaman.
6. Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama Katolik