126
Komunikasi interpersonal yang dilakukan guru Pendidikan Agama Katolik apabila menggunakan pendekatan dialogis maka terjadi dialog antara guru dengan
siswa. Pendekatan dialogis yang dijelaskan Howe, Rouel 1962: 105-106 dalam konteks komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik dengan
siswanya ditandai dengan adanya dialog maka komunikasi yang terjalin membawa kebenaran dan cinta kasih yang diawali dengan memberikan respon
secara jujur. Bahkan Rouel menjelaskan jika komunikasi antarpribadi manusia tidak akan bisa terjadi tanpa adanya komunikasi dengan Tuhan. Jadi, untuk dapat
melakukan komunikasi interpersonal dengan siswanya, seorang guru Pendidikan Agama Katolik juga harus mencintai Tuhan terlebih dahulu supaya dapat benar-
benar mencintai dan mengenal siswanya sehingga komunikasi interpersonal yang terjadi antara guru dengan siswa sebagai komunikasi untuk dapat semakin
mengenal kasih Allah.
1. Tema
Kegiatan lokakarya yang dikemas dalam bentuk kegiatan rekoleksi ini mengangkat tema “Guru Pendidikan Agama Katolik dengan Kemampuan
Komunikasi Interpersonal yang Memotivasi.” Tema ini diambil untuk membantu para guru Pendidikan Agama Katolik agar menyadari tugasnya sebagai pewarta
Kabar Gembira yaitu Yesus Kristus bagi para siswanya. Maka, para guru Pendidikan Agama Katolik diharapkan meneladani semangat Yesus Kristus dalam
mewartakan Kabar Gembira bagi dunia. Yesus Kristus adalah Guru yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang begitu menginspirasi.
127
Dengan demikian para guru Pendidikan Agama Katolik semakin mampu menjadi guru yang dapat mengenal siswanya lebih mendalam, memahami kebutuhan siswa
baik itu harapan dan kegelisahan hidupnya, dan dapat mewartakan Yesus Kristus bagi para siswanya.
2. Tujuan
a. Peserta dapat menyadari panggilannya sebagai pewarta Kabar Gembira.
b. Peserta dapat memahami pentingnya komunikasi interpersonal guru
Pendidikan Agama Katolik. c.
Peserta dapat memahami motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik bagi para siswa.
d. Peserta dapat merefleksikan komunikasi interpersonal yang sudah dilakukan
guru dalam film “Freedom Writters.” e.
Peserta dapat menerapkan komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik untuk memotivasi Siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama
Katolik f.
Peserta dapat merumuskan niat untuk melakukan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Katolik maupun di luar
jam pelajaran.
3. Peserta
Peserta lokakarya adalah seluruh anggota guru MGMP Pendidikan Agama Katolik di Kabupaten Bantul.
128
4. Tempat dan Waktu
Lokakarya ini akan dilaksanakan pada saat libur pergantian Tahun Ajaran baru, yaitu pada Sabtu, 17 Juni 2017 sampai dengan Minggu, 18 Juni 2017.
Tempat pelaksanaan di Wisma Santi Dharma Godean.
5. Sumber Bahan
a. Hardjana, Agus M. 2009. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.
Yogyakarta: Kanisius b.
Howe, Reuel L. 1962. The Miracle of Dialogue. New York: A. Stebury Papperback
c. Kock, Heinz. 1981. Saya Guru yang Baik? Yogyakarta: Kanisius
d. Konfrensi Wali Gereja Indonesia. 1994. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia e.
Mintara Sufiyanta. 2009. Roh Sang Guru. Jakarta: Obor f.
Uzer Usman, Moh.. 1991. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
g. Palmer, Parker J. 2009. Keberanian Mengajar. Menjelajahi Ruang Nurani
Kehidupan Guru. Jakarta: Indeks h.
Price, J. M. 1968. Yesus Guru Agung. Bandung: Lembaga Literatur Baptis. i.
Pawit M, Yusup. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya
j. Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu
129
k. Tim Penyusun Kamus Pusat Bimbingan dan Pengembangan Bahasa. 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. l.
Pengalaman Peserta.
6. Metode Lokakarya