Laporan Hasil Observasi Laporan Penelitian Kemampuan Komunikasi Interpersonal Guru

91 semakin dapat mendukung siswa dalam belajar, siswa juga tidak akan malu bertanya kepada guru tentang materi yang belum ia pahami, guru yang mampu berkomunikasi dekat dengan siswa menunjukkan figur guru yang menyenangkan dan menjadi lebih menarik bagi siswa dan akan memberikan efek siswa lebih tertarik dengan figur guru dan menjadi bersemangat untuk mempelajari mata pelajaran guru tersebut.

2. Laporan Hasil Observasi

a. Observasi Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama Katolik di luar jam pelajaran 1 Rabu, 18 Januari 2016 Observasi pada penelitian ini menggunakan metode behavioral checklist untuk memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang akan diobservasi. Guru dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan beberapa siswa di luar jam pelajaran menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Katolik dapat menyebutkan nama siswa yang diajaknya bicara dan komunikasi bersifat dua arah sehingga menunjukkan adanya dialog. Guru juga terlihat beberapa kali menyapa siswa baik dengan menggunakan kata-kata “selamat pagi” dan dengan tersenyum ramah. Dari dialog yang dilakukan guru dengan siswa menunjukkan bahwa guru terbuka untuk memberikan informasi, memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapatnya, mendengarkan pendapat siswa, dan menerima pendapat siswa dengan baik. Guru juga dapat melakukan komunikasi yang spontan dengan siswa. Guru juga menunjukkan sikap menghormati siswa, berbicara menggunakan bahasa 92 yang sopan dan dengan nada yang halus, bahkan guru juga menunjukkan sikap rendah hati karena beberapa kesempatan menunjukkan guru mau untuk menyapa siswa terlebih dahulu. Guru juga mampu menjalin komunikasi yang akrab dan santai dengan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa melalui komunikasi interpersonal. 2 Kamis, 19 Januari 2016 Observasi pada hari Kamis ini masih dilakukan dengan menggunakan metode behavioral checklist. Guru mampu menyebutkan nama siswa yang ia sapa sambil tersenyum. Guru juga sempat berdialog dengan siswa ketika ada siswa yang bertanya mengenai tugas dan guru memberikan informasi secara terbuka dan jujur. Guru juga melakukan komunikasi spontan dengan beberapa siswa. Guru menghormati siswanya saat berkomunikasi yang ditunjukkan dengan nada bicara guru menunjukkan kesabaran. Guru juga bersikap sopan dan rendah hati. Guru dapat menjalin komunikasi yang akrab dan santai dengan siswa yang terlihat dari ekspresi siswa tidak tenggang ataupun merasa takut. Guru sudah menunjukkan bahwa ia dapat menjalin komunikasi yang harmonis dengan siswanya. b. Observasi Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama Katolik Saat Mengajar 1 Pelajaran Pendidikan Agama Katolik di Kelas VII C Observasi pada hari Kamis, 19 Januari 2017 ini masih dilakukan dengan menggunakan metode behavioral checklist. Sebelum memulai pelajaran, guru menyapa siswa dengan mengatakan “selamat pagi.” Guru Pendidikan Agama 93 Katolik sudah mengenal nama-nama dan sifat siswa bahkan guru juga menyebutkan pekerjaan orang tua beberapa siswa. Hal ini menandakan bahwa guru sudah mengetahui latar belakang beberapa siswanya. Guru juga melakukan komunikasi secara personal dengan beberapa siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran kemudian siswa menanggapi informasi yang guru berikan dan hal ini menunjukkan adanya komunikasi interpersonal yang bersifat dialogis dan spontan. Guru juga dapat menyampaikan materi pelajaran dengan suara yang jelas, dengan bahasa yang mudah dipahami, dan terbuka dalam memberikan berbagai informasi. Dalam mengelola pelajaran, guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan gagasannya, mendengarkan gagasan siswa, dan menerimanya. Guru juga sempat beberapa kali menasihati siswa yang ramai saat di kelas dengan melakukan komunikasi personal sambil menyentuh bahu siswa. Guru juga sempat mengajukan beberapa pertanyaan kemudian siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru memberikan apresiasi karena jawaban siswa benar. Guru juga memotivasi siswa dengan mengingatkan tujuan datang ke sekolah untuk belajar. Dalam menjalin komunikasi dengan siswa, guru menunjukkan sikap menghormati dan rendah hati. Guru juga telah menjalin komunikasi yang akrab dan nyaman dengan siswa sehingga siswa tidak malu untuk bertanya hal yang belum diketahui. 2 Pelajaran Pendidikan Agama Katolik di Kelas VII A Observasi pada hari Senin, 23 Januari 2017 ini masih dilakukan dengan menggunakan metode behavioral checklist. Sebelum memulai pelajaran, guru 94 menyapa siswa dengan mengatakan “selamat pagi.” Guru Pendidikan Agama Katolik dapat menyebutkan nama-nama dan sudah hafal dengan sifat siswanya. Guru berkomunikasi secara personal dengan siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran, siswa menanggapi informasi yang guru berikan, guru juga kemudian menanggapi tanggapan siswa, dan hal ini menunjukkan adanya komunikasi interpersonal yang bersifat dialogis dan spontan. Guru juga dapat menyampaikan materi pelajaran dengan suara yang jelas dan terbuka untuk memberikan berbagai informasi. Dalam mengelola pelajaran, guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan gagasannya, mendengarkan gagasan siswa, dan menerimanya. Guru juga sempat beberapa kali menasihati siswa yang ramai saat di kelas dan memindahkan tempat duduk siswa yang ramai. Guru juga sempat mengajukan beberapa pertanyaan kemudian siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru memberikan apresiasi karena jawaban siswa benar. Guru juga memotivasi siswa dengan mengaitkan semangat belajar para siswa dengan materi pelajaran hari itu mengenai Keluarga Cemara dan mendorong siswa untuk mensyukuri hidup dengan rajin belajar. Guru juga sempat mensharingkan pengalaman hidupnya di dalam keluarga dan memaknainya dalam terang iman. Dalam menjalin komunikasi dengan siswa, guru menunjukkan sikap menghormati dan rendah hati. Guru juga telah menjalin komunikasi yang akrab dan nyaman dengan siswa sehingga siswa tidak malu untuk bertanya hal yang belum diketahui. Observasi di kelas VII A ini menunjukkan bahwa guru 95 Pendidikan Agama Katolik sudah dapat melakukan komunikasi interpersonal dengan seluruh siswanya. c. Observasi Motivasi Belajar Pendidikan Agama Katolik Siswa 1 Motivasi Belajar Pendidikan Agama Katolik Siswa Kelas VII C Observasi pada hari Kamis, 19 Januari 2017 ini masih dilakukan dengan menggunakan metode behavioral checklist. Sepanjang proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Katolik, siswa kelas VII C menunjukkan keinginan untuk berhasil dalam belajar ditandai dengan bersemangat dan bersungguh- sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga terlihat memperhatikan pelajaran dengan seksama dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Siswa aktif terlibat dalam proses belajar mengajar dengan bertanya apa yang tidak ia ketahui. Siswa kelas VII C menunjukkan sikap disiplin ditandai dengan hampir seluruh siswa membawa buku pelajaran. Situasi kelas cukup ramai meskipun hanya beberapa siswa yang membuat kegaduhan, namun saat dinasihati oleh guru, kemudian siswa kembali tenang. Siswa juga menunjukkan sikap sopan dan menghargai guru. Dari hasil observasi ini menunjukkan bahwa siswa kelas VII C memiliki motivasi belajar yang cukup baik meskipun beberapa siswa masih sering ramai saat di kelas, namun secara keseluruhan siswa sudah termotivasi untuk belajar. 96 2 Motivasi Belajar Pendidikan Agama Katolik Siswa Kelas VII A Observasi pada hari Senin, 23 Januari 2017 ini masih dilakukan dengan menggunakan metode behavioral checklist. Sepanjang proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Katolik, siswa kelas VII A menunjukkan keinginan untuk berhasil dalam belajar ditandai dengan bersemangat dan bersungguh- sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Siswa aktif terlibat dalam proses belajar mengajar dengan bertanya apa yang tidak ia ketahui. Siswa kelas VII A menunjukkan sikap disiplin ditandai dengan seluruh siswa membawa buku pelajaran. Situasi kelas juga lebih kondusif dibandingkan dengan kelas VII C. Seluruh siswa menunjukkan sikap sopan dan tercermin dari bahasa dan nada bicaranya halus. Dari hasil observasi ini menunjukkan bahwa siswa kelas VII A memiliki motivasi belajar yang tinggi.

3. Laporan Hasil Kuesioner