38
tahan lama belajar dan lebih memilih untuk melalukan hal lain yang bukan belajar. Jadi, motivasi sangat berpengaruh pada ketekunan belajar siswa.
Kompri 2015: 236-237 juga mengungkapkan bahwa motivasi belajar akan membuat siswa melakukan kegiatan belajar dengan niat yang benar, dilaksanakan
dengan baik, dan untuk mencapai hasil atau prestasi yang gemilang. Kompri juga mengutip pandangan Mardianto 2015: 236 menjelaskan bahwa belajar dengan
niat yang baik adalah belajar yang dilakukan dengan sepenuh hati, bukan karena diperintah maupun dihukum. Mardianto juga menjelaskan bahwa belajar yang
baik ditandai dengan siswa belajar dengan usaha-usaha yang benar, tidak berbuat curang dan hasil belajar yang baik akan diperoleh dari kegiatan belajar siswa
bukan karena hal yang lain. Kompri 2015: 239 juga mengutip pandangan Winasih yang
mengungkapkan bahwa hasil belajar akan optimal apabila ada motivasi. Maka, motivasi sangatlah penting fungsinya dalam proses belajar siswa karena motivasi
sangat berpengaruh pada kesuksesan pencapaian tujuan belajar siswa.
4. Pentingnya Motivasi Belajar dalam Mempelajari Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Katolik
Motivasi dalam mempelajari Pendidikan Agama Katolik berbeda dengan mempelajari mata pelajaran lainnya karena tujuan mempelajari Pendidikan
Agama Katolik adalah untuk mencapai keutuhan pribadi dalam iman akan Yesus Kristus dan bukan semata-mata untuk mencari nilai yang terbaik. Motivasi yang
dimiliki siswa untuk mempelajari Pendidikan Agama Katolik hendaknya tumbuh dari dalam diri siswa sendiri. Motivasi mempelajari Pendidikan Agama Katolik
39
bagi siswa akan membantu siswa untuk semakin mengenal imannya dan mampu memaknai hidupnya sebagai karya penyelenggaraan Allah.
Siswa memerlukan motivasi belajar dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik supaya semakin beriman kepada Yesus Kristus
sehingga tumbuh menjadi orang beriman Kristiani sejati. Orang beriman Kristiani ditandai oleh hidup dan tindakannya yang diwarnai dan dimotivasi oleh iman
Kristianinya sehingga orang selalu menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya sebagai karya Kristus yang
menyelamatkan. Siswa supaya dapat menjadi orang yang sungguh beriman Kristiani sejati
memerlukan adanya motivasi belajar yang dapat menggerakkan dan menimbulkan keinginan untuk belajar Pendidikan Agama Katolik secara lebih rajin dan
mendalam demi tercapainya tujuan pelajaran Pendidikan Agama Katolik itu sendiri yaitu perkembangan siswa sebagai pribadi secara utuh.
Motivasi belajar siswa diperlukan dalam mempelajari Pendidikan Agama Katolik, hendaknya didasari dengan niat yang benar sehingga siswa belajar
dengan sepenuh hati. Para siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Katolik hendaknya dilakukan dengan jujur dan bersungguh-sungguh sehingga hasilnya
dapat dirasakan siswa supaya dapat ia semakin beriman kepada Yesus Kristus. Hasil dari mempelajari Pendidikan Agama Katolik menurut James
Alberione 1967: 143 adalah siswa menjadi orang Kristiani yang benar. Siswa hendaknya mampu menampakkan wajah Kritus yang lain di dalam dirinya. Untuk
mencapai hasil ini maka siswa haruslah memiliki semangat untuk dapat semakin
40
beriman di dalam Kristus. Melalui Pendidikan Agama Katolik, siswa akan dapat memaknai kehadiran Kristus dalam seluruh kehidupannya baik itu: fisik dan
spiritual, intelektual dan moral, pribadi, dan sosial. Pendidikan Agama Katolik diharapkan mampu untuk meningkatkan,
mengatur, dan menyempurnakan pribadi setiap siswa supaya semakin sesuai dengan wajah Kristus. Siswa yang mempelajari Pendidikan Agama Katolik
dengan bersungguh-sungguh, imannya akan semakin berkembang di dalam Kristus berkat kekuatan dari Allah yang menyelamatkan setiap orang yang setia
beriman kepadaNya. Jika siswa termotivasi untuk belajar maka ia mengetahui tujuan belajarnya. Price 1968: 35-50 mengungkapkan tujuan siswa mempelajari
Pendidikan Agama Katolik adalah untuk memperkuat iman, memperluas pengetahuan iman supaya semakin mengenal Yesus Kristus, dapat menjadikan
Yesus Kristus sebagai teladan hidup, membantu siswa dalam mengubah sikapnya supaya semakin sesuai dengan Yesus Kristus, membuat siswa semakin terlibat
aktif dalam kegiatan menggereja, dan membuat siswa dapat memaknai pengalaman hidupnya sebagai karya Allah.
C. Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama Katolik dan
Pengaruhnya bagi Motivasi Belajar Pendidikan Agama Katolik Siswa
Pada bagian terakhir ini, penulis akan menjelaskan mengenai komunikasi interpersonal Guru Pendidikan Agama Katolik dan pengaruhnya bagi motivasi
belajar Pendidikan Agama Katolik siswa. Guru yang mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan siswanya, tentu dapat menumbuhkan motivasi
belajar bagi siswanya baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.