Pembuka: Pengantar: Refleksi Panggilan Menjadi Guru Pendidikan Agama

131

C. Rincian Usulan Program Lokakarya

1. Pembuka:

a. Salam dan Pengantar Bapak dan Ibu guru Pendidikan Agama yang terkasih dalam Kristus. Selamat sore dan Berkah Dalem Selamat datang di lokakarya komunikasi interpersonal. Pada dua hari ini kita akan belajar dan berdinamika bersama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik, motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik, dan pengaruh kemampuan komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik untuk meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa. b. Doa Pembuka Pendamping: Marilah kita hening sejenak untuk menyiapkan hati dan pikiran kita sebelum mengikuti kegiatan lokakarya ini. Kita awali lokakarya ini dengan menyanyikan lagu “Hati sebagai Hamba” marilah kita berusaha merasakan kehadiran Kristus dalam kebersamaan yang menggembirakan ini. Disusul dengan doa pembuka dengan inti mengucapkan syukur karena dapat berkumpul di Wisma Santi Dharma untuk mengikuti kegiatan lokakarya Komunikasi Interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik dalam keadaan sehat dan selamat dan memohon supaya acara lokakarya ini dapat berjalan dengan lancar. 132

1. Pengantar: Refleksi Panggilan Menjadi Guru Pendidikan Agama

Katolik a. Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat semakin menyadari panggilan sebagai guru Pendidikan Agama Katolik. b. Langkah-langkah: 1 Pendamping mengajak peserta untuk membaca Yoh 21: 15-19 mengenai “Gembalakan Domba-dombaKu.” 2 Pendamping meminta peserta untuk merefleksikan inspirasi apa yang didapat dari Yoh 21: 15-19 terkait tugasnya sebagai seorang guru Pendidikan Agama Katolik dan mensharingkannya. 3 Pendamping memberikan refleksi singkat dari Yoh 21: 15-19 mengenai “Gembalakanlah Domba-dombaKu:” Dalam Injil Yoh 21: 15-19, Yesus bertanya kepada Petrus apakah Petrus mengasihi Yesus dan Petrus menjawab bahwa ia mengasihi Yesus. Sama seperti Petrus, kita juga telah menjawab bahwa kita mengasihi Yesus Kristus yang kita wujudkan dalam panggilan kita menjadi seorang guru Pendidikan Agama Katolik. Sama seperti Petrus yang diperintakan Yesus untuk menggembalakan bahkan membimbing domba-domba-Nya, begitu pula dengan tugas kita sebagai guru Pendidikan Agama Katolik yang memiliki tugas spesial yaitu untuk mewartakan Yesus Kristus dan membimbing siswa kita supaya semakin mengenal Yesus Kristus dan semakin beriman kepada-Nya. Kita juga memiliki tugas untuk memelihara iman yang sudah dimiliki oleh siswa kita supaya iman mereka terus berkembang. 133 Dalam mengajar Pendidikan Agama Katolik, kita sering kali menghadapi banyak tantangan, namun sebesar apapun tantangan yang kita alami, kita harus mampu untuk menghadapinya karena Yesus Kristus telah berkata kepada Petrus, “Ikutilah Aku,” maka kita juga diajak untuk mengikuti Yesus. Kita diajak untuk memiliki kemampuan dan keberanian untuk menjaga siswa kita supaya selalu setia pada imannya di tengah tantangan zaman ini dan mengarahkan siswa kita untuk semakin percaya kepada Yesus Kristus. Dalam mengemban tugas perutusan kita untuk membimbing siswa sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan, namun dari tantangan inilah kita diajak untuk tidak mudah menyerah dan diajak untuk semakin total dalam membimbing siswa kita. Kita sebagai guru Pendidikan Agama Katolik dituntut untuk total dalam menjalani panggilan kita. Mintara 2009: 74 mengatakan bahwa total diwujudkan dengan total menyerahkan diri seutuhnya dan seluruhnya pada Yesus Kristus dalam tugas perutusan sebagai pendidik. Totalitas membutuhkan komitmen untuk setia pada tugas perutusan kita dan dalam totalitas itu, kita akan dapat mengalami kebahagiaan secara penuh dan dalam pelayanan yang totalitas tentu siswa kita mengalami hidup yang juga membahagiakan. Sejauh ini, sudahkan kita mengasihi Yesus Kristus dengan setia membimbing setiap siswa supaya dapat semakin percaya kepada Yesus Kristus dan beriman kepadaNya? Apakah kita sudah memiliki keberanian untuk terus menjaga setiap siswa kita supaya tetap setia pada imannya akan Yesus Kristus? Dan, apakah kita juga sudah total dalam menjalani panggilan kita sebagai pewarta? Mari kita renungkan bersama. Peserta diberikan kesempatan untuk hening sejenak. 134

2. Sesi I: Pentingnya Komunikasi Interpersonal Guru Pendidikan Agama