produk dari PT Serdang Jaya Perdana. Berikut merupakan langkah-langkah pengujian kualitas minyak
1. Ambil 2,5 ml kernel palm oil
2. Campur kernel palm oil dengan 25ml larutan IPA isopropyl alcohol
3. Campur dengan 3 tetes indikator PP Phenolphthalein
4. Dititrasi dengan NaOH hingga berubah warna.
5. Dilihat agka pada tabung titrasi
6. Kali angka tersebut dengan ketetapan nilai 2,0545 untuk memperoleh nilai
FFA Free Fat Acid. Selain diuji kualitas minyak dari kernel palm oil. Pengujian kadar air juga
dilakukan. Berikut merupakan langkah-langkah pengujian kadar air kernel palm oil
1. Ambil 2,5 ml minyak kernel palm oil
2. Masukkan ke dalam mesin pengukur kadar air
3. Baca hasil pengukuran kadar air
11. Proses Penimbunan Minyak yang telah difiltrasi dipompa ke tangki timbun untuk disimpan.
Minyak ditimbun selama kurang lebih 3 hari. Jika minyak ditimbun dalam jangka waktu panjang, kualitas minyak akan semakin menurun.
Block Diagram proses produksi palm kernel oil di PT Serdang Jaya Perdana dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Noten Sawit
Pemeriksaan Noten Sawit
Penyaringan Noten Sawit dari Tanah
Pemecahan noten sawit menjadi inti sawit, cangkang
dan serat sawit Pembersihan inti sawit dang
cangkang dari serat sawit Pemisahan inti dan
cangkang sawit dengan air garam
Pemanggangan inti sawit dengan suhu 60°C
Tebu
C
Filtrasi Palm Kernel Oil
Pengujian Kualitas Palm Kernel Oil
Pengepressan inti sawit sebanyak 2x
Palm Kernel Oil
Gambar 2.2. Block Diagram Proses Produksi Palm Kernel Oil
Sumber: Departemen Produksi PT Serdang Jaya Perdana
2.9. Mesin dan Peralatan
Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya
menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi. Mesin dan peralatan yang digunakan PT Serdang Jaya
Perdana untuk mendukung proses produksi dapat dilihat pada Lampiran 1.
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
3
1. Perencanaan produksi ialah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan
apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi, kapan diproduksi dan apa sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah
ditetapkan. The American Production and Inventory Control Society mendefinisikan
perencanaan produksi sebagai berikut.
2. Pengendalian produksi ialah fungsi yang mengarahkan atau mengatur
pergerakan material bahan, partkomponensubassembly dan produk melalui seluruh siklus manufacturing mulai dari permintaan bahan baku
sampai pada pengiriman produk akhir kepada pelanggan Ada tiga sasaran pokok yang sekaligus menjadi barometer keberhasilan
perencanaan dan pengendalian produksi yaitu: 1. Tercapainya kepuasan pelanggan yang diukur dari terpenuhinya order
terhadap produk tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat mutu. 2. Tercapainya tingkat utilitas sumber daya produksi yang maksimum melalui
minimisasi waktu setup, transportasi, waktu menunggu dan waktu untuk pengerjaan ulang.
3
Sukaria Sinulingga. 2009. Perencanaan, Pengendalian dan Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 26
3. Terhindarnya cara pengadaan yang bersifat rush order dan persediaan yang berlebihan.
3.2. Metode-Metode Perencanaan Produksi
4
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pada perencanaan produksi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Trial and error 2. Program linear
3. Transportasi 4. Program dinamis
Metode trial and error merupakan metode yang paling sederhana tetapi tidak menghasilkan keputusan yang optimal.
5
4
Arman Hakim. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Guna Widya. Hal 67- 68
5
Hamdy Taha. 1976. Operation Research. Eigth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Hal 399
Metode program linear merupakan metode yang mengoptimisasi satu fungsi tujuan tunggal. Metode transportasi merupakan bentuk lain dari metode
program linear yang menggunakan konsep metode simpleks. Metode program dinamis merupakan metode yang dapat menentukan solusi yang optimal dari
masalah dengan multivariable dengan mendekomposisi masalah menjadi stage. Proses perhitungan akan menjadi lebih mudah karena dilakukan secara terpisah
dan tidak langsung mempertimbangkan semua variabel yang berkaitan dengan masalah secara simultan. Sebuah model dynamic programming dapat
menghubungkan stage satu dengan stage lain dari suatu masalah dengan cara
tertentu sehingga dihasilkan solusi yang optimal untuk satu kesatuan masalah tersebut.
3.3. Definisi Persediaan
6
6
Rosnani Ginting. 2007.Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 121-122
Persediaan inventory, dalam konteks produksi, dapat diartikan sebagai sumber daya menganggur idle resource. Sumber daya menganggur ini belum
digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem
manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi. Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi berupa risiko-risiko tertentu
yang harus ditanggung perusahaan akibat adanya persediaan tersebut. Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain itu
perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan tersebut.
Adapun alasan perlunya persediaan adalah: 1. Transaction Motive
Menjamin kelancaran proses pemenuhan permintaan barang 2. Precautionary Motive
Meredam fluktuasi permintaanpasokan yang tidak beraturan.
3.4. Biaya Persediaan
7
3.5. Pengertian Operation Research
Tujuan dari manajemen persediaan adalah memiliki persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah. Biaya
dijadikan sebagai parameter dalam pengambilan keputusan pada kebanyakan model-model persediaan. Biaya persediaan dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Biaya pembelian Purchasing Cost Biaya pembelian dari suatu item adalah harga pembelian setiap unit item jika
item tersebut berasal dari sumber-sumber eksternal. 2. Biaya penyimpanan Holding Cost
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang timbul akibat disimpannya suatu item. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara
langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau
rata-rata persediaan semakin tinggi.
8
Definisi operation research menurut The Operational Research Society of Great Britain adalah aplikasi dari metode ilmu pengetahuan terhadap masalah
yang semakin kompleks dan manajemen dari sebuah sistem besar yang terdiri dari manusia, mesin, bahan baku dan modal pada dunia industri, bisnis, dan
pemerintahan. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan model ilmiah dari sebuah sistem untuk memprediksi dan membandingkan beberapa alternatif hasil
7
Rosnani Ginting. 2007.Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 129-131.
8
Ravi Ravindran. 2008. Operations Research and Management Science Handbook. USA: CRC Press. Hal 19-20
dari keputusan, dan strategi. Tujuannya adalah untuk membantu manajemen dalam menentukan kebijakan secara ilmiah.
Pada umumnya, riset operasi berfokus pada metodologi dalam mencari pemecahan masalah yang menggunakan aplikasi secara ilmiah atau model
matematis. Dengan menggunakan riset operasi, peneliti dapat menyelesaikan masalah
dalam cakupan yang luas, misalnya masalah manajemen. Contoh masalah manajemen yang dapat diselesaikan dengan menggunakan riset operasi adalah
masalah alokasi, persediaan, pergantian mesin, perencanaan dan sebagainya. Penelitian riset operasi secara teoritis berfokus pada pengembangan model dan
teknik matematis yang sesuai untuk menganalisis masalah-masalah yang dihadapi.
3.6. Dynamic Programming
9
Dynamic programming DP adalah suatu prosedur optimasi yang dikembangkan oleh Richard Bellman pada tahun 1952. Dynamic programming
mengkonversi masalah yang memiliki sejumlah keputusan dengan sumber daya yang terbatas ke dalam bentuk sekuensial submasalah yang saling berhubungan
dan disusun dalam stage, sehingga setiap submasalah dapat diselesaikan dengan lebih mudah dibandingkan dengan masalah pokok yang harus diselesaikan secara
individu. Kunci utama dari prosedur dynamic programming adalah setiap keputusan pada suatu stage tidak dapat dibuat dengan tidak mempertimbangkan
keterbatasan sumber daya. Keputusan terbaik harus mengoptimasi fungsi objektif
9
Ravi Ravindran. 2008. Operations Research and Management Science Handbook. USA: CRC Press. Hal 188-191
dengan mempertimbangkan stage sebelumnya dan stage yang bersangkutan, atau stage yang bersangkutan dengan stage berikutnya.
Berbagai macam variasi masalah dapat diselesaikan dengan dynamic programming. Beberapa diantaranya adalah masalah perencanaan beberapa
periode, seperti perencanaan produksi, pergantian peralatan, dan masalah modal investasi, dimana stage merepresentasikan periode perencanaan dalam
permodelan dynamic programming.
3.6.1. Sistem Dynamic Programming
Komponen-komponen dasar dari model dynamic programming adalah sebagai berikut:
Maximize z = c
i
x
i
………………………….....1.1
Subject to a
i
x
i
≤ b…………………………...1.2
x
i
≥ 0, i= bilangan bulat, i = 1,…..n dimana b dan a
i
, i = 1,…..n, adalah bilangan bulat dengan nilai positif. Model optimasi merepresentasikan alokasi b unit dari sumber daya untuk n
aktivitas yang berbeda. Tujuannya adalah untuk memaksimisasi total keuntungan dengan fungsi f
i
x
i
, i = 1,….,n, dimana x
i
€ {0,1,2,….}, menunjukkan keuntungan untuk aktivitas i dengan x
i
unit dari aktivitas yang dipilih. Elemen-elemen utama yang digunakan untuk menerapkan model dynamic
programming sebagai berikut:
∑
= n
i 1
∑
= n
i 1