Konsep Dasar dalam Dynamic Programming

akhir I t , f t I adalah biaya minimum untuk periode t,t+1....T dengan net inventory pada periode t adalah I t . Jika keputusan produksi sebanyak X t , biaya untuk periode t adalah K t X t , I t dan persediaan akhir adalah I t , dimana I t ditentukan oleh I, X t dan D t mempengaruhi biaya minimum untuk melakukan produksi pada periode t. maka untuk mendapatkan fungsi biaya yang minimum akibat dari produksi sebanyak X t adalah: f t I = min [K t X t , I + X t – D t + f t+1 I+X t -D t ] ........................ 1.5 Dengan syarat X t ≥ 0 Berdasarkan uraian landasan teori tentang dynamic programming dapat disimpulkan bahwa model dynamic programming secara teoritis dapat digunakan untuk merencanakan jumlah produksi dan persediaan selama periode n. Model dynamic programming dapat merepresentasikan jumlah periode dalam n-stage, pilihan alternatif dalam state pada setiap stage, variabel keputusan dalam xi dan persamaan yang dapat memberikan keputusan optimal dalam recurrence function. Stage dalam penelitian ini adalah periode produksi yang terdiri dari 12 periode dengan variabel input yang digunakan untuk setiap stage adalah peramalan permintaan konsumen, jumlah persediaan, biaya simpan, dan biaya produksi. Decision variable untuk setiap stage adalah jumlah produksi optimal yang merupakan hasil dari variabel input yang dimasukkan ke dalam recurrence function. Pengambilan keputusan untuk setiap stage berdasarkan fungsi tujuan yang ingin dicapai, yaitu meminimisasi biaya produksi dalam rangka pemenuhan permintaan konsumen selama periode n. Dua keuntungan signifikan yang dimiliki oleh dynamic programming adalah metode dynamic programming mentransformasi satu kesatuan masalah menjadi n subproblem dan nilai yang didapatkan dari metode dynamic programming adalah nilai global optimum atau global minimum.

3.12. Peramalan

15 1. Akurasi Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu persoalan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan itu. Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi.

3.12.1. Karakterisitik Peramalan yang Baik

Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria penting, antara lain : Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasan dan kekonsistenan peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen 15 Rosnani Ginting. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 31-34