mempertimbangkan kemampuan produksi maksimal dan biaya produksi setiap periodenya serta persediaan yang dibutuhkan agar metode dynamic programming
dapat diterapkan untuk merencanakan jumlah produksi dan persediaan. Dengan demikian, sistem perencanaan produksi perusahaan dapat diperbaiki.
6.3. Analisis Komponen Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan hasil peramalan permintaan.
Hasil peramalan permintaan diuji kewajarannya dengan cara membandingkan total kapasitas tersedia dengan kebutuhan kapasitas. Apabila total kapasitas yang tersedia
tidak memadai maka dapat dipertimbangkan untuk menambah kapasitas. Dari hasil pengolahan data, perusahaan sering memberlakukan over time untuk memenuhi
kebutuhan kapasitas, maka dari itu perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menambah kapasitas mesin dan sebaiknya perusahaan memberlakukan jam kerja dan
upah overtime yang sesuai dengan peraturan dari Departemen Tenaga Kerja. Total kapasitas tersedia di lantai produksi dipengaruhi oleh faktor efisiensi,
utilitas dan hari kerja. Penurunan faktor efisiensi dan utilitas akan berakibat pada tingginya work in progress karena proses produksi mengalami stagnasi sehingga akan
menyebabkan terjadinya penurunan total kapasitas tersedia. Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan perawatan terhadap mesin produksi dan melatih operator
agar tidak terjadi penurunan efisiensi dan utilitas. Kebutuhan kapasitas dipengaruhi oleh waktu keseluruhan stasiun kerja dan
jumlah permintaan pasar. Waktu keseluruhan stasiun kerja ditentukan oleh stasiun
kerja yang membutuhkan waktu paling lama untuk memproduksi produk sebanyak 1 ton. Peningkatan jumlah permintaan pasar dan waktu keseluruhan kerja akan
menyebabkan terjadi peningkatan kebutuhan kapasitas. Kapasitas yang tersedia terdiri dari 2 jenis, yaitu kapasitas regular time dan
kapasitas overtime. Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa total kapasitas tersedia mampu memenuhi kebutuhan kapasitas untuk 1 tahun yang akan datang.
Perhitungan kemampuan produksi dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah produksi yang dapat dihasilkan setiap harinya dengan memanfaatkan regular time
pada hari Senin sampai Jumat maupun overtime pada hari Jumat dan Sabtu. Perhitungan kemampuan produksi ini didasarkan pada waktu keseluruhan stasiun
kerja. Waktu keseluruhan stasiun kerja adalah stasiun kerja yang membutuhkan waktu yang paling lama untuk menyelesaikan produk sebanyak 1 ton. Stasiun yang
membutuhkan waktu paling lama adalah stasiun kerja penyaringan. Waktu yang dibutuhkan stasiun penyaringan adalah 0,769 jamton. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan produksi adalah sebesar 0,769 jamton. Nilai ini kemudian digunakan untuk menghitung kemampuan produksi regular time dan overtime dengan cara jam
kerja yang tersedia dibagi dengan kemampuan produksi per jam. Kemampuan produksi regular time adalah 26 ton pada hari Senin-Kamis dan 9,1 ton pada hari
Jumat - Sabtu dan kemampuan produksi overtime adalah 9,1 ton. Nilai ini dapat digunakan untuk menghitung kemampuan produksi setiap periode selama 1 tahun ke
depan.
6.4. Analisis Komponen Biaya-Biaya Produksi
Biaya produksi per ton dipengaruhi oleh biaya bahan baku langsung, biaya energi langsung biaya tenaga kerja langsung, dan biaya simpan. Biaya bahan baku
langsung adalah biaya pembelian noten sawit. Energi yang termasuk dalam energi langsung adalah biaya listrik yang langsung digunakan untuk mengkonversi bahan
baku menjadi produk akhir. Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi. Biaya simpan
adalah biaya akibat adanya persediaan. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari komponen biaya produksi maka biaya produksi juga akan meningkat.
Biaya produksi regular time adalah sebesar Rp. 13.080.1249 ton dan jika menggunakan regular time + overtime adalah sebesar Rp. 13.357.172 ton. Biaya
tambahan yang harus dikeluarkan per ton jika pabrik memberlakukan overtime adalah sebesar Rp. 276.923,- ton. Biaya simpan sebesar Rp. 178.731 ton
6.5. Analisis Hubungan Peramalan dan Perencanaan Produksi dengan
Menggunakan Metode Dynamic Programming
Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan keputusan. Dalam kegiatan perencanaan produksi, peramalan dilakukan untuk memperkirakan
jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses perencanaan produksi.
Tahap perhitungan peramalan merupakan tahap yang perlu dilakukan agar dapat dihitung sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar.
Perkiraan permintaan dari hasil peramalan digunakan untuk menentukan jumlah produksi yang harus dipenuhi untuk setiap periodenya dan persediaan 12 periode
mendatang. Salah satu penyebab terjadinya ketidakmampuan pihak perusahaan dalam memperkirakan jumlah produksi dan persediaan yang tepat dalam memenuhi
permintaan pasar adalah tidak dilakukan peramalan permintaan sehingga tidak dapat diperkirakan permintaan pada masa yang akan datang.
Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa dari dua metode peramalan, yaitu metode siklis dan kuadratis. Metode siklis memiliki nilai standard error yang
lebih kecil, yaitu sebesar 32,076 sehingga dipilih metode peramalan siklis untuk meramalkan permintaan pasar 1 tahun mendatang dengan fungsi peramalan: Y’=
466,833 +29,155 sin �
2 πt
n
� - 2,667 cos �
2 πt
n
�. Peramalan merupakan suatu perkiraan sehingga diperlukan suatu adjustment dari waktu ke waktu dengan memperhatikan
gejala-gejala atau faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan permintaan.
6.6. Analisis Biaya Produksi dan Persediaan dengan Metode Dynamic
Programming Menggunakan Data Peramalan
Hasil rekapitulasi perhitungan rencana jumlah produksi dan persediaan dengan metode dynamic programming menggunakan data peramalan dapat dilihat
pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4. Rekapitulasi Perhitungan Rencana Jumlah Produksi Dan Persediaan
Bulan Permintaan
Pasar ton Produksi ton
Persediaan Awal ton
Net Inventory ton
Biaya Akumulasi Rp
Juni 440
464,607 45,306
0,19 72.359.032.258
Juli 443
438,825 69,670
3,13 66.410.482.168
Agustus 470
459,342 65,583
0,12 60.781.426.002
September 493
493,072 55,425
8,28 54.895.258.810
Oktober 491
498,059 55,079
2,41 48.444.275.148
November 464
449,355 62,391
1,31 41.924.065.302
Desember 440
442,917 47,585
1,69 36.046.159.221
Januari 443
441,142 50,259
4,34 30.247.358.823
Februari 470
473,993 48,489
0,79 24.476.335.791
Maret 493
488,959 52,982
1,62 18.262.602.737
April 491
488,959 48,524
6,08 11.864.084.768
Mei 464
417,677 46,483
8,117 5.464.769.963
Total 5.602
5556,907 38,069
Sumber : Pengolahan Data
Perhitungan biaya produksi kumulatif selama 12 periode ke depan menggunakan metode dynamic programming yang paling minimum adalah Rp.
72.359.032.258,- .