mengurangi kepentingan nasional. Sebab, jika hanya terfokus pada satu sudut pandang saja sementara pergerakan arus modal global begitu cepat, maka pilihan
yang bijak adalah bagaimana menyatukan berbagai kepentingan tersebut dalam satu norma hukum yang dapat dijadikan pegangan bagi semua pihak yang terkait
dengan investasi. Dari berbagai paparan diatas, terlihat bahwa terbitnya UUPM tahun 2007
melahirkan secercah harpan dalam iklim investasi di Indonesia. Disebut demikian, karena selama ini undang – undang investasi ynag dianggap sudah
tidak memadai lagai sebagai landasan hukum untuk menarik investor. Untuk itu, tidaklah berlebihan jika berbagai pihak menyebutkan undnag – undang
penanaman modal cukup kompetitif. Dengan kata lain, berbagai fasilitas yang diberikan kepada investor dalam rangka melakukan investasi cukup menarik.
Artinya UUPM dapat dibandingkan dengan ketentuan penanaman modal dinegara lain.
2. Asas dan Tujuan Yang Mendasari Undang – Undang Penanaman Modal
Hal lain yang menarik dalam UUPM adalah dicantumkannya sejumlah asas yang menjiwai norma yang ada dalm undnag – undang penanaman modal.
Tampaknya pembentuk undnag – undang berupaya untuk menangkap nilai – nilai yang hidup dalam tatanan pergaulan masyarakat baik ditingkat nasional maupun
didunia internasional. Artinya dengna keikutsertaan Indonesia diberbgai forum Internasional, maka berbagai nilai yang dianggap telah menjadi norma universal
diakomodasikankedalam hukum nasional. Adapun prinsip dasar yang terkandung dalam tata pemerintahan dan tata kelola perusahaan yang baik satu diantaranya
adalah adanya kepastian hukum. Terdapat dalam pasal 3 ayat 1 beserta penjelasannya disebutkan sejumlah asas dalam penanaman modal yakni ;
a. Asas kepastian hukum. Adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang – undangan sebagai dasar dalam
setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal. b. Asas keterbukaan. Adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.
c. Asas akuntabilitas. Adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan. d. Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara. Adalah asas
perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkanketentuan peraturan perundang – undangan, baik natara penanaman modal dalam negeri dan
penanaman modal sing maupun antara penanaman modal dari satu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya.
e. Asa kebersamaan. Adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersma – sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
f. Asas efesiensi berkeadilan. Adalah asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedapankan efesiensi berkeadilan dalam usaha
untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing. g. Asas berkelanjutan. Adalah asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik untuk masa
kini maupun masa yang akan datang. h. Asas berwawasan lingkungan. Adalah asas penanaman odal yang dilakuakan
dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
i. Asas kemandirian. Adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedapankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri
pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi. j. Asas keseimbangan kemajaun dan kesatuan ekonomi nasional. Adalah asas
yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
Dengan ditempatkannya sejumlah asas didalam UUPM, hal ini berarti berbagai kebijakan tentang penanaman modal harus mengacu UUP dan paling tidak, setiap
peraturan yang akan diterbitkan baik ditingkat pusat maupun daerah harus dijiwai oleh asas – asas yang terkandung dalam UUPM.
Adapun tujuan diselenggarakannya penanaman modal, dijabarkan dalam pasal 3 ayat 2 UUPM sebagai berikut :
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
b. Menciptakan lapangan kerja c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional
f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal, baik dari dalamnegeri maupun dari luar negeri
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Namun satu yang harus disadari dalam mengelola investasi, kebutuhan investor
tidak hanya pada waktu hendak melakukan investasi, akan tetapi unutk jangka panjang yakni selama investor tersebut melakukan kegiatannya. Dengan demikian
tujuan investasi akan dapat terwujud.
3. Penanaman Modal Melakukan Usaha di Indonesia