dan mensejahterakan masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 2 ayat 4 butir n dijelaskan, tugas urusan pemerintahan antara lain dalam bidang penaman modal.
Pasal 5 ayat 3 khususnya untuk urusan pemerintahan bidnag penanaman modal, penetapan kebijakan dilakukan sesuai peraturan perundang – undangan.
Selanjutnya dalam pasal 7 ayat 1 dijelaskan : urusan wajib sebagaimana dimaskud dalam pasal 6 ayat 2 adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupatenkota, berkaitan dengan pelayanan dasar, yang meliputi antara lain
bidang – bidang penanaman modal butir j pasal 7 ayat 2. Mencermati kewenangan yang dimiliki oleh Pemda dalam rangka
menyelenggarakan penanaman modal, maka kepada Pemda pun diberikan kewenangan untuk memberikan insentif. Sebagaimana yang dijabarkan dalam
pasal 6 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemebrian Kemudahan Penanaman Modal di
Daerah, pemerintah Daerah memberikan insentif dan kemudahan penanaman modal sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan kemampuan daerah yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. 2 Pemerintah daerah menjamin kepastian berusaha dan kepastian hukum bagi
penanam modal yang menanamkan modal didaerahnya.
2.7. Defenisi Konsep Menurut Masri Singarimbun 1995 menyebutkan konsep adalah istilah dan
defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan
kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social. Defenisi konsep ini merupakan penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara
singkat, jelas, dan tegas. Adapun defenisi konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Publik merupakan “whatever goverment choose to or not do”. Badjuri dan Yuwono 2002 mengemukakan bahwa tahapan yang sering
terlupakan efektifitasnya dalam konteks kebijakan publik Indonesia adalah implementasi kebijakan
2. Implementasi Kebijakan Publik merupakan tahapan yang sangat penting dalam keseluruhan struktur kebijakan. Tahapan ini menentukan apakah
kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah benar – benar aplikabel
dilapangan dan berhasil menghasilkan output dan outcomes seperti
direncanakan. Implementasi kebijakan publik dalam penelitian ini yaitu Proses Pelaksanaan Peraturan Walikota Nomor 54 Tahun 2010 Dalam
Pengawasan Penanaman Modal di Kota Medan, guna kepentingan daerah dan masyarakat ataupun investor. Variabel yang di gunakan untuk melihat
proses kebijakan tersebut adalah : a. Karakteristik Pelaksanaan Kebijakan.
Karakteristik organisasi merupakan faktor krusial yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu program, yang mencakup struktur
birokrasi, norma – norma, dan pola – pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semua itu akan mempengaruhi implementasi
suatu program. Variabel karakteristik ini mempunyai beberapa indikator, antara lain :
• Melihat tujuan dan sasaran kebijakan faktor yang menentukan
berhasil tidaknya suatu program •
Struktur birokrasi, dari mulai SOP Juklak Juknis , dan kelembagaan
b. Komunikasi, berkenaan dengan bagaimana kebijakan itu dikumonkasikan pada organisasi atau publik.
• Sosialisasi peraturan
• Hubungan kerja baik antar investor dan antar pelaksana kebijakan.
• Kejelasan pelaksanaan kebijakan
• Konsistensi dalam pelaksanaan kebijakan
c. Sumberdaya Ketersedian sumberdaya untuk melaksanakan kebijakan, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya non manusia, antara lain ; •
Program kegiatan organisasi •
Jumlah pegawai •
Pembiayaan d. Disposisi
Dengan kesediaan dari para implementor untuk carry out kebijakan publik, dan kesedian komitmen untuk melaksanakan kebijakan, indikatornya
antara lain ; •
Kejujuran implementor dalam melaksanakan tugas
e. Pengawasan Penanaman Modal Kota Medan Dalam hal pengawasan penanaman modal Kota Medan yang diawasi
adalah perusahaan penanaman modal bukan petugas pelayan publik.
2.8. Defenisi Operasional