Kebijakan – kebijakan di Bidang Penanaman Modal.

Disposisi adalah sikap dan komitmen dari pelaksana terhadap kebijakan atau program yang harus mereka laksanakan karena setiap kebijakan membutuhkan pelaksanaan – pelaksanaan yang memiliki hasrat kuat dan komitmen yang tinggi agar mampu mencapai tujuan kebijakan yang diharapkan. Terdapat unsur utama yang mempengaruhi kemampuan dan kemauan aparat pelaksana untuk melaksanakan kebijakan yaitu : a. Kognisi, yaitu seberapa jauh pemahaman terhadap kebijakan. Struktur birokrasi Edward III adalah mekanisme kerja yang dibentuk untuk mengelola pelaksanaan sebuah kebijakan. Ia menekankan perlu adanya Standard Operating Procedure SOP yang mengatur tata aliran pekerjaan diantara para pelaksana, terlebih jika pelaksanaan program melibatkan lebih dari satu institusi.

3. Sumber Daya yang di Sediakan

Grindle 1980 , dalam bukunya yang berjudul politics and policy implementation in the third word , mengatakan bahwa sumber daya yang tersedia sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan kebijakan, dengan sendirinya akan mempermudah pelaksanaanya. Sumberdaya ini berupa tenaga kerja, keahlian, dana, sarana, dll. Kebijakan berupa dana pendukung implementasi. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumber daya manusia human resources maupun sumberdaya non manusia non human resources.

2.6. Kebijakan – kebijakan di Bidang Penanaman Modal.

Undang –Undang Nomor 1 tahu 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang – Undang Nomor 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri merupakan kebijakan pokok dibidang dunia usaha. Setelah kedua undang – undang tersebut berjalan beberapa tahun, maka dengan dikeluarkannya Undang – Undang Nomor 11 tahun 1970 dan Nomor 12 tahun 1970, kedua Undang – Undang tersebut telah disempurnakan. Dalam tahun-tahun terakhir pelaksanaan Repelita II perkembangan penanaman modal, khususnya PMA, telah mengalami kemunduran, yang diakibatkan oleh keadaan ekonomi internasional yang kurang menguntungkan. Sementara itu dirasakan pula perlunya menciptakan iklim administrasi penanaman modal yang lebih merangsang dengan cara menghilangkan hambatan hambatan birokrasi yang mengganggu kelancaran kegiatan penanaman modal. Dalam hubungan inilah maka pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menjadikan BKPM sebagai satu – satunya lembaga yang melayani dan menye- lesaikan applikasi penanaman modal atau “one stop service”. Kebijakan ini dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1977 tertanggal 3 Oktober 1977 tentang organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal yang menggantikan Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 1973. Keputusan tersebut dimaksudkan untuk menggairahkan penanaman modal dengan cara menyederhanakan sistem, prosedur kerja dan tugas dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, Biro Penanaman Modal pada Departemen-departemen dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah. Bersamaan dengan Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1977 tersebut, telah dikeluarkan pula Keputusan Presiden Nomor 54 mengenai tata-cara Penanaman Modal. Dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 54 tahun 1977 tersebut maka Keputusan Presiden Nomor 21 tahun 1973 dinyatakan tidak berlaku lagi. Berdasarkan Kepres RI Nomor 53 tahun 1977, dan Kepres RI Nomor 54 tahun 1977, ketua BKPM telah menerima pelimpahan wewenang untuk memberikan persetujuan keputusan perizinan dalam rangka penanaman modal atas nama para menteri yang bersangkutan termasuk pemebrian fasilitas penanamn modal. Sejalan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden RI Nomor 53 tahun 1977 dan Nomor 54 tahun 1977, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1977 sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1972 tentang PT Bonded Warehouse Indonesia BWI. Dalam hubungan ini Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Surat Keputusan No. 02 1977, memberikan pelimpahan wewenang pengurusan dan penilaian tingkat pertama atas permohonan penanaman modal di daerah Bonded Warehouse kepada Direksi PT. Bonded Warehouse Indonesia Persero. Di samping pengaturan-pengaturan dalam rangka pelaksanaan ketentuan yang tercantum dalam Bab V pasal 6 dalam Undang- Undang Nomor 6 tahun 1968, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 1977 tanggal 29 Desember 1977, tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing Bidang Perdagangan, dan Keputusan Menteri Perdagangan No. 382KPXII1977 tanggal 30 Desember 1977, tentang Ketentuan pelaksanaan Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing bidang Perdagangan. Dengan pengakhiran ini, maka penyaluran dan penyampaian barang hasil produksi kepada seluruh lapisan masyarakat berada di tangan nasional dan sekaligus usaha dalam bidang perdagangan yang relatip lebih mudah dan murah akan terbuka lebih luas lagi bagi pengusaha nasional. Pengakhiran kegiatan perdagangan oleh pihak asing tersebut akan membawa pengaruh bagi pemerataan pendapatan, yaitu dalam bentuk pergeseran perputaran penjualan dari produsen asing ke tangan nasional. Selanjutnya kegiatan modal asing akan diarahkan untuk bergerak dalam bidang produksi. Sebagai realisasi dari pelaksanaan UUPMA pemerintah menerbitkan Rencana Pembangunan Repelita, dilihat dari berbagai sektor yang menunjang penanaman modal, antara lain berikut :

1. Lingkungan Dunia Bisnis Semakin Mengglobal

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Wali Kota No 35 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan Di Kota Medan

3 70 113

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

Politik Anggaran Dalam Penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan Tentang Pajak Daerah (Studi Kasus: Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan)

1 64 108

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Studi Tentang Pengosongan Kolom Agama Pada Kartu Tanda Penduduk Aliran Kepercayaan “Parmalim” Di Kota Medan)

8 91 141

“Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame

8 145 136

Pelaksanaan Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran 2002 Walikota Medan Setelah Keluarnya...

0 20 5

2.1 Kerangka Teori - Proses Pelaksanaan Peraturan Walikota Medan Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi BadanPenanaman Modal Kota Medan (Studi Pada Pengawasan Badan Penanaman Modal Kota Medan)

0 0 62

1.1 Latar Belakang - Proses Pelaksanaan Peraturan Walikota Medan Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi BadanPenanaman Modal Kota Medan (Studi Pada Pengawasan Badan Penanaman Modal Kota Medan)

0 0 17

PROSES PELAKSANAAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA MEDAN (Studi Pada Pengawasan Badan Penanaman Modal Kota Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Il

0 0 15