Lingkungan Dunia Bisnis Semakin Mengglobal

dan Keputusan Menteri Perdagangan No. 382KPXII1977 tanggal 30 Desember 1977, tentang Ketentuan pelaksanaan Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing bidang Perdagangan. Dengan pengakhiran ini, maka penyaluran dan penyampaian barang hasil produksi kepada seluruh lapisan masyarakat berada di tangan nasional dan sekaligus usaha dalam bidang perdagangan yang relatip lebih mudah dan murah akan terbuka lebih luas lagi bagi pengusaha nasional. Pengakhiran kegiatan perdagangan oleh pihak asing tersebut akan membawa pengaruh bagi pemerataan pendapatan, yaitu dalam bentuk pergeseran perputaran penjualan dari produsen asing ke tangan nasional. Selanjutnya kegiatan modal asing akan diarahkan untuk bergerak dalam bidang produksi. Sebagai realisasi dari pelaksanaan UUPMA pemerintah menerbitkan Rencana Pembangunan Repelita, dilihat dari berbagai sektor yang menunjang penanaman modal, antara lain berikut :

1. Lingkungan Dunia Bisnis Semakin Mengglobal

Dalam rangka memacun kehadiran investor asing, dirassakan perlu merevisi Undang – Undang Penanaman Modal Asing tahu 1967. Untuk itu pada tahun 1970, UUPMA diubah dan ditambha dengan dengan Undang – Undang Nomor 11 tahun 1970. Namun praktis sejak tahun 1970 – 2006 peraturan perundang undangan dibidang penanaman modal asing belum mengalami perubahan yang berarti. Seemntara di lingkungan dunia usaha semakin mengglobal seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang dengan cepat. Perubahan yang cepat inilah yang disebut oleh Dodorodjatun Kontjoro-Jakti, dalam buku Sentosa Sembiring Hukum Investasi : 81 mengatakan sebagai revolusi 3 “T” yakni, Transportasi, Telekomunikasi, dan Travel yang mempunyai dampak cukup luas dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dan masyarakat bisnis pada khususnya. Oleh karena itu, untuk menyesuaikan dengan lingkungan bisnis yang semakin terbuka, pemerintah pun melakukan berbagai kebijakan yang lebih populer dikenal dengan istilah deregulasi. Kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah yang cukup berpengaruh secara substansial dalam bidang investasi yakni kebijakan yang diterbitkan pada bulan Mei 1986 yang lebih dikenal dengan Pakmei 1986. Paket Mei 1986 mencakup : a. Perusahaan – perusahaan PMA dengan 75 saham Indonesia 51 bila perusahaan pemrintah akan menerima perlakuan yang sama dengan perusahaan PMDN dalam hal hak – hak penyaluran produknya didalam negeri. b. Seluruh sektor terbuka bagi perusahaan – perusahaan asing yang mengekspor 80 hasil produksinya sebelumnya di isyaratkan 100. c. Perusahaan – perusahaan PMA diizinkan untuk menginvestasi kembali keuntungannya kedalam kegiatan yang sama atau ke perusahaan – perusahaan PMDN, sepanjang investasi yang bersangkutan masih terbuka. d. Persyaratan modal saham domestik dibebaskan, termasuk persyaratan atas 20 saham awal yang harus dicicil dalam jangka waktu 5 tahun pertama. Dalam beberapa hal misalnya proyek-proyek yang mempunyai resiko tinggi, modal saham lokal awal sediktinya harus 5. e. Dengan syarat – syarat tertentu, izin perusahaan – perusahaan asing dapat diperpanjang selama 30 tahun. Hal ini mengubah ketentuan semula yang menyatakan bahwa seluruh izin hanya berlaku sampai dengan tahun 1997. f. Persyaratan investasi minimum sebesar 1 juta dihilangkan untuk beberapa kegiatan seperti konsultasi. Berkaitan dengan kebijakan investasi, Pakmei 1986 terutama dimaksudkan untuk melonggarkan peraturan pasca Malari demi mendorong arus investasi asing yang lebih besar. Dalam hal ini pemerintah memperbesar kemungkinan pemilikan saham bagi pihak asing dalam perusahaan yang berorientasi ekspor. Setelah itu lahir serangkaian kebijakan dibidang investasi, antara lain mengganti sistem Daftar Skala Prioritas DSP dengan sistem Daftar Negatif Investasi DNI. Tidak seperti dalam DSP, dalam sistem baru ini DNI hanya dicantumkan daftar bidnag – bidang yang tertutup bagi investor asing. Yang tidak dicantumkan didalamnya berarti tebuka untuk investor asing. Yang lebih penting, pemerintah secara sungguh – sungguh memperluas bidang investasi bagi investor asing. Beberapa kegiatan industri hulu seperti industri mesin, kimia dan logam yang sebelumnya dianggap strategis, sekarang dinyatakan terbuka untuk investor asing.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Wali Kota No 35 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan Di Kota Medan

3 70 113

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

Politik Anggaran Dalam Penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan Tentang Pajak Daerah (Studi Kasus: Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan)

1 64 108

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Studi Tentang Pengosongan Kolom Agama Pada Kartu Tanda Penduduk Aliran Kepercayaan “Parmalim” Di Kota Medan)

8 91 141

“Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame

8 145 136

Pelaksanaan Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran 2002 Walikota Medan Setelah Keluarnya...

0 20 5

2.1 Kerangka Teori - Proses Pelaksanaan Peraturan Walikota Medan Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi BadanPenanaman Modal Kota Medan (Studi Pada Pengawasan Badan Penanaman Modal Kota Medan)

0 0 62

1.1 Latar Belakang - Proses Pelaksanaan Peraturan Walikota Medan Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi BadanPenanaman Modal Kota Medan (Studi Pada Pengawasan Badan Penanaman Modal Kota Medan)

0 0 17

PROSES PELAKSANAAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA MEDAN (Studi Pada Pengawasan Badan Penanaman Modal Kota Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Il

0 0 15