3 Menjadikan pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada intervensi manajemen
4 Membantu pegwai lebih inovatif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pada setiap pekrjaan pada jabatan dan unit kerja apapun sehingga
tidak bergantung pada satu orang tertentu saja 5 Telah meningkatkan akuntabilitas dengan melaporkan dan
mendokumentasikan hasil dalam pelaksanaan tugas sehari –hari 6 Memudahkan pegawai dalam memperbaiki, mengevaluasi dan meningktakan
kinerjanya Demikianlah adanya SOP yang telah dilaksanakan oleh Badan Penanaman
Modal Kota Medan dalam rangka peningkatan kinerja dan mutu pelayanan dimata masyarakat sendiri investor.
B. Analisis Komunikasi
Berbicara tentang komunikasi, tidak mungkin sekedar tentang penyampaian informasi sebagai acuan berprilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara tapi juga termasuk bagaimana menciptakan hubungan yang baik antar organisasi pelaksana kebijakan interaksi manusia. Penyaluran informasi
komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Seringkali terjadi masalah dalam penyaluran komunikasi yaitu adanya salah
satu pengertian miskomunikasi yang disebabkan banyaknya tingkatan birokrasi yang harus dilalui dalam proses komunikasi, sehingga apa yang diharapkan
terpotong ditengah jalan.Faktor kedua yang mendukung implementasi kebijakan adalah kejelasan, bahwa petunjuk – petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak hanya
harus diterima oleh para pelaksana kebijakan tetapi komunikasi tersebut harus jelas.Faktor ketiga yang mendukung implementasi kebijakan adalah konsistensi
yaitu jika implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif, maka perintah – perintah pelaksanaan harus konsisten yang jelas.
Mengingat pentingnya pola komunikasi bagi pelaksanaan kebijakan investasi khususnya dikota Medan, maka BPM Kota Medan perlu melaksanakan 3 faktor
penunjang keberhasilan dalam penyampaian komunikasi kebijakan kepada para investor. Alternatif ini untuk memberikan artian yang lebih luas dan rinci terhadap
implementasi kebijakan tersebut. Dalam hal menyampaikan komunikasi implementasi kebijakan BPM Kota Medan harus all out.
Dalam pemaparan hasil wawancara, BPM Kota Medan terlebih dahulu melakukan rapat bersama pegawai untuk membahas tentang kebijakan – kebijakan
baru tersebut, kemudian disosialisasi kepada investor PMA dan PMDN. Pola komunikasi yang dilakukan juga terjalin dengan baik. PERKA BKPM No. 14
Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik sudah disosialisasikan. Dalam peraturan ini penanaman modal adalah
segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh PMA dan PMDN untuk melakukan usaha di wilayah negara RI. SPIPISE ini adalah sistem elektronik
pelayanan perizinan dan nonperizinan yang terintegrasi antara BKPM dan KementerianLembaga Pemerintah Non Departemen yang memiliki kewenangan
perizinan dan nonperizinan. Portal SPIPISE ini peranti lunak berbasis situs website
yang merupakan gerbang informasi dan pelayanan perizinan dan nonperizinan penanaman modal khusunya di Kota Medan. SPIPISE juga menajdi
tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan dan acuan penilaian kualitas layanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Kejelasan dari pelaksanaan kebijakan Peraturan Walikota Medan Nomor 54
Tahun 2010 sudah tertera didalam peraturan tersebut. Mereka juga mengacu pada Perka No 12 tahun 2009 pada Bab IV Penyelengaraan Penanaman Modal bagian
kesatu pasal 10, semua bidang usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan yang penetapannya diatur dengan peraturan perundang-undangan. Penanaman modal yang akan melakukan kegiatan penanaman modal harus
memperhatikan peraturan perundang – undangan yang menyatakan bidang usaha atau jenis usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Pada pasal 11,
penanaman modal asing harus dalam bentuk PT Perseroan Terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan didalam wilayah negara RI, kecuali
ditentukan lain oleh Undang – Undang. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum atau usaha
perserorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Pasal 12, penanaman modal wajib melaksanakan ketentuan – ketentuan dan syarat –
syarat yang berlaku untuk kegiatan kegiatan penanaman modal yang dikeluarkan oleh instansi teknis yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan.
Peraturan ini juga sudah disosialisasikan ke masing – masing perusahaan PMA dan PMDN yang berada di Kota Medan. BPM sendiri sudah benar – benar
melakukan komunikasi yang baik dengan investor. Ini sangat bagus dalam
meningkatkan dan menaikkan investasi di Kota Medan, penciptaan iklim investasi yang kondusif dengan peningkatan infrastruktur, sumber energi, jaminan berusaha
serta keamanan berinvestasi sebagai suatu daya tarik dan kemudahan bagi calon investasi.
Disposisi adalah sikap dan komitmen dari pelaksana terhadap kebijakan atau program yang harus mereka laksanakan karena setiap kebijakan membutuhkan
pelaksanaan – pelaksanaan yang memiliki hasrat kuat dan komitmen yang tinggi agar mampu mencapai tujuan kebijakan yang diharapkan.
Badan Penanaman Modal adalah salah satu instansi pemerintahan yang menangani investasi di daerah Kota Medan. Badan Penanaman Modal BPM
Kota Medan yang terdiri atas tiga bidang yaitu: 1 Bidang Pengembangan,2 Bidang Promosi dan Informasi, 3 Bidang Pengawasan. Perkembangan IPTEK
yang semakin canggih menjadi tantangan bagi Badan Penanaman Modal dalam Promosi Investasi. Mau tidak mau Badan Penanaman Modal harus go publik
dengan metode online informasi tentang Penanaman Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN. Badan Penanaman Modalharus go
publik untuk membuka pintu untuk investormasyarakat yang ingin berinvestasi dengan menggunakan Ilmu Teknologi sekarang ini.
Perusahaan yang sudah go publik disebut dengan perusahaan terbuka. Contoh sederhananya adalah perusahaan waralaba yang mengajak investormasyarakat
untuk menanam saham atau membuka franchise. Dengan informasi penanaman modal sistem online. Bidang Promosi sangat berperan dalam program go publik
Badan Penanaman Modal. Pembagian kerja antar bidang, pendelegasian
wewenang dan pengambilan keputusan oleh pimpinan merupakan salah satu unsur yang sering membuat kesalahpahaman diantara pegawai dalam
organisasiinstansi. Namun fenomena diatas sudah mampu diatasi oleh pelaksana terhadap kebijakan atau program yang harus mereka laksanakan. Dengan adanya
komitment pelaksana kebijakan atau staf, membuat tidak adanya konflik ketika ada tampak perbedaan tugas sering yang menimbulkan perbedaan pendapat yang
berdampak negatif kepada staf. Ketika ada informasi mengenai Pengawasan PMDN dan PMA, bidang pengawasan melakukan rekapitulasi Laporan Keuangan
Penanaman Modal LKPM. Saat waktu entri Data ke website PMA laporan dari bidang pengawasan sudah rampung
Dengan melihat potensi yang ada di Kota Medan, akan banyak para investor yang tertarik menanamkan modal di Medan. Badan Penanaman Modal Kota
Medan adalah salah satu instansi pemerintah daerah yang merupakan perpanjangan tangan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
Indonesia yang menangani perizinan penanaman modal. Dalam hal ini tentu di dalam sebuah organisasi ataupun instansi terdapat beberapa manajemen yang
saling terintegerasi satu dengan yang lain untuk menunjang perkembangan instansi itu tersebut. Salah satu sistem yang ada di Badan Penanaman Modal Kota
Medan merupakan sistem inventorisasi penanaman modal. Pada prinsipnya setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh pihak manajemen organisasi. Tujuan yang ingin dicapai pada umumnya sama atau hampir bersamaan, hanya prioritasnya yang berbeda. Salah
satu tujuan utama dari organisasi adalah untuk mencapai laba atau tujuan yang
maksimal, dan tidak mengabaikan kesejahteraan para anggotanya dan pihak-pihak yang terkait atau yang berkepentingan di organisasi tersebut.
Pengawasan yang kurang optimal merupakan suatu faktor yang menentukan maju mundurnya atau berhasil tidaknya suatu organisasi untuk mencapai
tujuannya. Pimpinan harus dapat merencanakan dan menentukan bentuk organisasi yang bagaimana yang paling sesuai agar pencapaian tujuan itu benar-
benar dilaksanakan secara efisien dan efektif.
C. Analisis Sumberdaya