lemahnya tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi kinerja yang diselenggarakan. Kurangnya pelaksanaan studi-studi terapan yang bersifat strategis dan teknis .
Kesimpulannya adalah sepenuhnya dapat diidentifikasi masalah-masalah fundamental dalam rencana penanaman modal, sehingga berimplikasi sulitnya penerapan pendekatan
kuantitatif dalam memformulasikan sasaran dan program-program penanaman modal secara jelas dan terukur. Kelemahan lainnya adalah masih belum tersusunnya secara
jelas perencanaan yang bersifat lintas SKPD dan perencanaan yang bersifat kewilayahan.
2. Anggaran Budgetary
Anggaran merupakan hal terpenting dalam membantu proses kegiatan atau perencanaan terselenggaranya kegiatan. Menurut hasil wawancara dengan Ibu
Sampur Rosmawati selaku Kasubbag Umum BPM Kota Medan mengatakan
bahwa, dalam beberapa tahun terakhir, berdasarkan laporan realisasi keuangan diketahui tingkat penyerapan dana untuk membiayai berbagai program dan
kegiatan penanaman modal belum sepenuhnya optimal. Dalam tahun 2009, tingkat penyerapan dana belanja langsung Badan Penanaman Modal Kota Medan
Rp. 2.018.119.875,- dari Rp. 2.065.012.500,- sampai akhir tahun anggaran berjalan berakhir mencapai 97,73 persen, namun pada tahun 2010 dana belanja
langsung sebesar Rp. 3.410.374.000,- diprediksi hanya mencapai 87 persen. Relatif belum optimalnya penyerapan belanja daerah tersebut mengakibatkan
realisasi pencapaian sasaran dan target penanaman modal setiap tahunnya juga
relatif belum sepenuhnya optimal. Ia juga menambahi bahwa Kemitraan antara Pemerintah Kota, Swasta, dan Masyarakatdalam meningkatkan pembangunan
ekonomi di Kota Medan tidak dapat bertumpu pada pembiayaan yang bersumber dari APBD, hal ini disebabkan keterbatasan dana yang dimiliki. Oleh sebab itu
perlu adanya peran serta swasta dan masyarakat dalam aktivitas ekonomi. Pemerintah Kota Medan memberikan keleluasaan kepada sektor swasta dan
masyarakat dalam berusaha, namun tetap terpedoman pada RPJP Daerah serta RTRW Kota Medan, sehingga pembangunan di Kota Medan dapat terkoordinasi
dan sinergis. Untuk itu perlu adanya kemitraan antara Pemerintah Kota, swasta dan masyarakat dalam berbagai kegiatan kerjasama yang saling menguntungkan
untuk bersama-sama berkontribusi dalam pembangunan ekonomi di Kota Medan.
Jadi kesimpulannya adalah untuk mengantisipasi hal tersebut pada dasarnya perlu meningkatkan fungsi-fungsi pemantauan, supervisi, pengendalian dan
evaluasi atas rencana kegiatan Badan Penanaman Modal sebagai bagian dari fungsi manajemen sejalan dengan kemajuan, dinamika dan kemajemukan fungsi-
fungsi Sub-Sub SKPD secara fisikruang, dan permasalahan yang cenderung akan semakin kompleks dalam beberapa tahun ke depan.
3. Informasi dan Kewenangan, Fasilitas Sarana dan Prasarana