dimasak bersama dengan cangkangnya. Pada penelitian Winarno dkk 2008 dengan lokasi penelitian di Pasar Ikan Muara Angke menjelaskan bahwa hasil
penelitian pada bulan November 2005 diperoleh kandungan kandungan logam berat pada kerang hijau sebelum direbus adalah 0,805±0,019
μgg, setelah dimasak sebesar 0,443±0,037
μgg. Perlakuan perebusan selama 45 menit menyebabkan kadar logam berat berkurang sebesar 44,85. Pada penelitian
ini logam yang berkurang tidak hilang tidak menguap, tetapi tetap ada dalam protein yang terdistribusi ke dalam air selama perebusan atau masih tinggal
dalam daging kerang karena kurang sempurnanya proses perebusan dan terjadinya perpindahan logam pada cangkang ke daging kerang.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kandungan Cd dalam cangkang kerang hijau walaupun tidak lebih tinggi
daripada dagingnya, namun konsentrasi tersebut mampu mempengaruhi konsentrasi Cd dalam dagingnya. Hal ini dikarenakan konsentrasi Cd pada
cangkang akan larut dalam daging kerang saat proses memasak Sarjono, 2009. Oleh karena itu, disarankan bagi masyarakat Kaliadem Muara Angke
saat memasak kerang tidak menggunakan cangkangnya dan melakukan perebusan kerang hijau dengan menggunakan larutan garam yang dicampur
dengan cuka dan larutan jeruk selama 45 menit Winarno et al., 2008. Cara tersebut digunakan untuk mengurangi kandungan logam berat pada daging
kerang.
5. Distribusi Pekerjaan di Wilayah Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara
Tahun 2015
Data karakteristik responden menurut pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 82 35,7 responden bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal
tersebut dikarenakan sebesar 75,7 responden dalam penelitian ini adalah wanita. Sedangkan kategori pekerjaan yang paling sedikit adalah pegawai
swasta yaitu sebanyak 7 3 responden. Namun berbeda dengan penelitian Listianingsih 2008 yang menyatakan bahwa menurut mata pencahariannya
penduduk di Kelurahan Muara Angke tahun 2007 paling banyak bekerja sebagai karyawan swastapemerintahABRI sebanyak 13.039 orang. Lain
halnya dengan penelitian Susiyeti 2010 yang menyatakan bahwa masyarakat Kampung Nelayan Muara Angke paling banyak bekerja sebagai nelayan yaitu
sebanyak 34 35,1 orang, sedangkan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga hanya sebanyak 16 16,5 orang.
Perbedaan tersebut dikarenakan pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada siang hingga sore hari dengan mengunjungi tiap rumah. Pada
saat siang hingga sore hari sebagian besar penduduk laki-laki sedang bekerja, sehingga mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan yang
berada dirumah atau bekerja sebagai ibu rumah tangga. Perbedaan penelitian Susiyeti 2010 dan Listianingsih 2008 dikarenakan populasi yang
digunakan pada penelitian Susiyeti lebih spesifik terhadap masyarakat yang berada di wilayah Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara, sedangkan
populasi pada penelitian Listianingsih lebih general yaitu seluruh masyarakat yang ada di Kelurahan Muara Angke Jakarta Utara.
Secara teori, pajanan Cd melalui asupan makanan lebih berisiko terhadap wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut
dikarenakan pada ibu rumah tangga memiliki frekuensi terpajan yang lebih besar Purnomo and Purwana, 2008 dibandingkan dengan wanita dan laki
laki yang bekerja aktif di luar rumah. Diperkuat dengan penelitian Kartikawati 2008 yang menyatakan bahwa frekuensi hipertensi pada masyarakat pesisir
lebih banyak dialami oleh wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sejalan dengan penelitian Masengi et al 2013 yang menyatakan bahwa
pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi p value =0,000 pada masyarakat pesisir. Hal teresebut dikarenakan ibu rumah
tangga atau yang tidak atif berkerja di luar rumah memiliki asupan yang tinggi dibandingkan dengan yang bekerja aktif di luar rumah.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki frekuensi pajanan yang lebih
besar dibandingkan dengan wanita atau laki-laki yang aktif bekerja di luar rumah. Hal ini dikarenakan ibu rumah tangga memiliki nilai asupan dan
frekuensi yang cukup tinggi mengkonsumsi kerang hijau.