Berat Badan Analisis Pajanan Esposure Assessment

rendahnya nilai intake dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat dan besarnya nilai konsentrasi logam berat pada suatu bahan makanan. Berdasarkan hasil penelitian ini nilai intake konsumsi masyarakat Kaliadem masih dibawah reference dose RfD logam Cd dengan oral intake maksimum sebesar 0,001 mgkghari yang ditetapkan oleh Environmental Protection Agency EPA. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai intake dipengaruhi oleh oleh frekuensi pajanan, berat badan, durasi pajanan, konsentrasi dan laju asupan. Pada penelitian ini rata-rata nilai intake responden masih telah melebihi referece dose yang ditetapkan oleh EPA yaitu 0,097 mgkghari. Oleh sebab itu, disarankan kepada masyarakat Kaliadem untuk saat ini mulai mengurangi jumlah asupan konsumsi hasil laut khususnya kerang hijau. Hal tersbut dilakukan untuk mencegah terjadinya efek kesehatan akibat keracunan logam berat yang telah terakumulasi dalam hasil laut.

2. Karakteristik risiko Risk Characterization

– Tingkat Risiko RQ Hasi perhitungan ARKL menunjukkan bahwa, dari 230 responden yang terpajan Cd melalui kerang hijau diperoleh rata-rata nilai RQ sebesar 103,89 dengan nilai RQ minimum sebesar 0.00006 dan nilai maksimum sebesar 1672,42. Kelompok yang paling banyak berrisko terhadap efek kesehatan RQ1 adalah kelompok 1 sebanyak 57 74 responden, sedangkan yang memiliki nilai RQ≤1 paling banyak adalah kelompok 2 sebanyak 30 55,6 responden. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa tingkat risiko populasi sudah sangat melampaui batas aman, karena nilai RQ sudah lebih besar dari 1 RQ1 dan probabilitas risiko itu terjadi untuk responden yang mengkonsumsi kerang hijau yang bersumber dari budidaya kerang hijau di perairan Teluk Jakarta dan tinggal di daerah pesisir Teluk Jakarta. Tingkat risiko yang dimaksud dalam penelitian ini lebih bersifat probabilitas artinya bahwa nilai RQ 1 tidak pasti akan mengalami gangguan kesehatan, tetapi nilai tersebut lebih menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki nilai tingkat risiko lebih besar dari 1 akan memiliki probablitias lebih besar terhadap terjadinya suatu efek kesehatan dibandingkan dengan yang memiliki nilai RQ ≤1. Pajanan logam Cd pada konsentrasi rendah dalam jangka waktu yang lama dapat berisiko menyebabkan keracunan kronis. Ginjal adalah organ target utama pajanan logam Cd SNI, 2009. Menurut WHO 1992 pada kondisi tertentu waktu pajanan yang pendek menyebabkan timbulnya gejala seperti mual, diare, meningkatnya tekanan darah, sesak nafas, batuk, nyeri sendi, sakit kepala, letih, lemas, dan lesu. Namun menurut Hansen et al. 2009 logam Cd yang terakumulasi di dalam ginjal sepanjang waktu, mencapai konsentrasi yang toksik, dan sudah terpajan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kelainan pada sistem ginjal. Sebesar 50 dari metabolisme logam Cd akan disimpan dan terakumulasi dalam hati dan ginjal melalui distribusi darah yang mengandung Cd dari proses absobsi pada dinding usus manusia. Logam Cd akan terekskresi melalui fases dan urine dengan konsentrasi rendah ditambah waktu paruh biological half life sampai 10 – 30 tahun. Akumulasi Cd akan berpengaruh pada faktor umur, dimana