c. Teknik Pengambilan Responden Teknik pengambilan responden pada penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu responden diambil secara acak berdasarkan KK. Hal ini dilakukan karena frame sampling yang
didapatkan dari penelitian ini hanya berdasarkan KK hanya ada nama kepala keluarga. Namun unit penelitian ini bukanlah keluarga akan
tetapi tetap individu. Sehingga, jumlah responden adalah jumlah anggota rumah tangga dalam satu KK
yang berusia ≥10 tahun.
Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara
KEL. 1 KEL. 2
KEL. 3 KEL. 4
KEL. 5 KEL. 6
KEL. 7 KEL. 8
KEL. 9 KEL. 10
100 KK 110 KK
415 KK
191 KK
Pengambilan responden dengan metode simple random sampling
85 KK 120 KK
Jumlah KK Hasil perhitungan besar
sampel responden
Bagan 4.1 Teknik Pengambilan Responden
d. Perhitungan Responden Besar sampel penelitian responden ini menggunakan perhitungan
estimasi sebagai berikut S.Lameshow, 1991:
Keterangan: n
= Besar sampel minimal yang dibutuhkan = 1,96 pada tingkat kepercayaan 95
= Derajat presisi yang diinginkan 5 = Besar populasi 415
= Perkiraan proporsi 50 Dengan persamaan di atas, maka sampel penelitian responden
minimal dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut ;
= 191 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa sampel penelitian
responden minimal yang harus diambil adalah 191. Dari 191 sampel penelitian responden minimal didapatkan 230 responden dalam penelitian
ini. Hal tersebut dikarenakan dari 191 KK, terdapat 20 KK yang respondennya lebih dari satu.
2. Populasi dan Spesimen Laboratorium a. Populasi Spesimen Laboratorium
Populasi spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kerang hijau yang di budidayakan di perairan Teluk Jakarta.
b. Spesimen Laboratorium Spesimen laboratorium yang dipilih untuk adalah kerang hijau.
Kandungan logam yang dianalisis adalah kadmium. Sepesimen kerang hijau yang digunakan adalah seluruh budidaya kerang hijau yang ada di
Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara yang berjumlah 11 budidaya. Teknik pengambilan spesimen dilakukan dengan cara Total Sampling
yaitu pengambilan spesimen dilakukan secara keseluruhan terhadap seluruh budidaya pengepul kerang hijau di Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara.
Penggunaan teknik ini dikarenakan jumlah budidaya kerang hijau di Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara terbatas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi terkait pola konsumsi dan karakteristik individu terhadap pola konsumsi
kerang hijau pada masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta. Sedangkan untuk mengetahui konsentrasi Cd dalam kerang hijau yang dikonsumsi
masyarakat yang di budidayakan di perairan Teluk Jakarta dilakukan melalui pengujian laboratorium.
Jenis data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data primer. Data primer dalam peneltian ini adalah hasil pengukuran kandungan Cd dalam
kerang hijau yang didapat dari lokasi penelitian, data diperoleh melalui hasil pemeriksaan laboratorium menggunakan alat Atomic Absorbsed Spectrometer
AAS. Data primer lainnya merupakan data pola aktivitas, karakterisitik individu serta pola aktifitas. Data tersebut didapatkan dengan cara wawancara
terhadap masyarakat di sekitar lokasi penelitian. Berat badan tiap indiviu diukur dengan timbangan digital dengan satuan kilogram.
Pengumpulan data untuk variabel frekuensi dan laju asupan kerang hijau dilihat dari frekuensi dan jumlah asupan induvidu mengkonsumsi kerang
hijau dengan cara ditanyakan secara langsung berapa banyak kerang yang dimakan dengan menggnakan food model. Food model yang digunakan adalah
takaran sendok, mangkok, dan piring yang sebelumnya telah dilakukan penimbangan pada setiap takarannya yang kemudian dikonversikan dalam
bentuk gram.
E. Alur Kerja Penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan alur kerja untuk mengetahui tingkat efek kesehatan lingkungan kandungan Cd ketika
masyarakat mengkonsumsi kerang hijau yang dibudidayakan di perairan Teluk Jakarta dengan menggunakan ARKL yaitu:
F. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mengetahui kandungan Cd pada spesimen kerang hijau. Metode yang digunakan untuk preparasi
spesimen kerang hijau dalam penelitian ini adalah destruksi basah. Teknik destruksi merupakan teknik yang digunakan untuk melarutkan logam-logam
dalam jaringan hewan ataupun tumbuhan. Metode destruksi yang digunakan adalah metode destruksi basah sehingga waktu yang digunkan untuk preparasi
spesimen lebih cepat EPA, 2007.
1. Alat
Peralatan yang digunakan untuk mengukur konsentrasi Cd dalam kerang hijau adalah:
a. AAS
h. Gelas ukur 100 ml
b. Neraca analitik
i. Gelas piala 250 ml
c. Pipet tetes
j. Pipet mohr 10 ml
d. Tissu
k. Kaca arloji
e. Digesti
l. Oven
f. Labu takar 50 ml
m. Aluminium Foil g.
Pipet volumetrik n.
Kertas saring
Pengukuran Antropometri
Analisis konsentrasi logam berat Cd dengan AAS
Tingkat efek kesehatan lingkungan individu terpajan
logam berat kadmium Cd Perhitungan Intake
Wawancara dan kuesioner
Pengukuran pola konsumsi dan pola aktifitas
masyarakat Kaliadem Muara Angke
Pengambilan spesimen laboratorium kerang hijau
Perhitungan tingkat risiko individu
Bagan 4.2 Alur Kerja Penelitian
2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk mengukur konsentrasi Cd dalam kerang hijau adalah:
a. Asam nitrat HNO3 65 p.a e. Hidrogen peroksida H2O2 50 p.a
b. Asam Sulfat H2SO4 98 p.a f. Asam Perklorat HClO4 70 p.a
c. Air suling g. Cd NO
3 2
d. Aquadest h. Kerang hijau
G. Metode Analisa Kadmium Cd dalam Kerang Hijau
1. Cara Kerja Analisis Spesimen Kerang Hijau Langkah-langkah analisis logam berat Cd dalam spesimen kerang hijau
Perna viridis adalah sebagai berikut:
a. Spesimen kerang diambil bagian dagingnya. b. Dirajang halus.
c. Dikeringkan dalam oven dalam suhu 105 C selama 3 jam.
d. Ditumbuk hingga halus. e. Spesimen ditimbang 3-10 gram dalam beaker glass.
f. Kemudian diasamkan dilakukan di dalam lemari asam.
g. Ditambah 9 ml HNO3 ditutup kaca arloji, dipanaskan di atas hot plate
dievaporasi dan diaduk hingga volume sampai 5 ml.
h. Ditambah 2 ml H2O2, dipanaskan di atas hot plate dievaporasi sampai
asap putih hilang dan diaduk hingga volume sampai 5 ml. i. Disaring dengan kertas saring.
j. Dimasukan ke dalam labu takar 50 ml, dinding beaker glass dibilas
dengan aquadest dan ditambah aquadest hingga batas tera.