Ruang Lingkup Tingkat Efek Kesehatan Lingkungan Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dalam Kerang Hijau (Perna viridis) yang Dikonsumsi Masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara Tahun 2015

Perkembangan kerang hijau dari larva hingga dewasa sangat dipengaruhi oleh salinitas. Pada tingkat larva, salinitas 21-33 memungkinkan larva tersebut tumbuh normal dan berkembang menjadi tingkat berikutnya sebagai veliger Molnar et al., 2008. Kerang hijau secara alami mendiami muara perairan di mana salinitas berkisar 27- 33 PSU, batas bawah sekitar 16 ppt. Kisaran suhu optimal 26-32 o C tetapi beberapa kerang hijau bisa bertahan untuk jangka pendek dari 10-35 o C. Kerang hijau memakan fitoplankton, zooplankton, dan detritus yang disaring dari air Linnaeus, 2001. Kerang hijau tersebar luas di banyak muara sungai perairan Indonesia dan perairan tropika lainnya. Mereka umunya hidup menempel pada dasar subtrat yang keras seperti kayu, bambu, batu, bangunan beton, dan lumpur keras dengan bantuan byssus serabut penempel National Park Service, 2014. Golongan kekerangan merupakan salah satu jenis hewan yang bertingkah laku sebagai flitter sebagai vacum cleaner terhadap limbah B3 adalah hewan yang sesil menetap yakni goIongan kekerangan. Diantara golongan kekerangan yang mampunyai kemampuan yang basar dalam menyerap limbah B3 terutama logam berat adalah kerang hijau Perna viridis. Kerang hijau ukuran kecil dapat bertingkah laku sebagai vacum cleaner bagi limbah cair kawasan industri yang masuk ke dalam perairan Riani, 2009. Kerang Hijau telah digunakan sebagai indikator biopollution logam berat, organoklorin, dan hidrokarbon minyak bumi. Kerang Hijau adalah salah satu spesies kerang terbaik untuk menguji biopollution Molnar et al., 2008.

B. Kadmium

1. Sifat dan Karakteristik Kadmium

Kadmium Cd adalah salah satu logam berat dengan penyebaran yang sangat luas di alam. Logam ini bernomor atom 48, berat atom 112,40 dengan titik cair 312 C dan titik didih 765 C, dan masuk dalam golongan IIB ATSDR, 1999. Logam Cd mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam namun kadmium murni jarang ditemukan di alam. Hanya ada satu jenis mineral Cd dialam yaitu greennocike CdS yang selalu ditemukan bersama dengan mineral spalerit ZnS Palar, 1994. Mineral CdS ini sangat jarang ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd, biasanya merupakan produksi sampingan dari peristiwa peleburan dan refining bijih Zn. Bisanya pada konsentrat Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3 logam Cd Wang et al., 2009. Berdasarkan sifat fisiknya Cd merupakan logam yang lunak, ductile, berwarna putih seperti perak. Logam ini akan kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta akan mengalami kerusakan bila dikenai oleh uap amonia NH 3 dan sulfur hidroksida SO 2 ATSDR, 1999. Sedangkan berdasarkan sifat kimianya logam Cd dalam, persenyawaan yang dibentuknya pada umumnya mempunyai bilangan valensi 2+ , apabila dimasukan ke dalam larutan yang mengandung ion OH - , ion Cd 2+ akan mengalami proses pengendapan Louekari et al., 2000.

2. Pencemaran Kadmium

a. Pencemaran Kadmium dalam Perairan Bahan pencemar polutan adalah material atau energi yang dibuang ke lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik abiotik maupun biotik Nurjanah et al., 1999. Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.02MENKLHI1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk dan dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam airudara dan atau berubahnya tatanan komposisi airudara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas airudara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan airudara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya Kepmen LH, 1988. Pencemaran logam berat terhadap lingkungan perairan terjadi karena adanya suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut dalam kegiatan manusia, dan secara sengaja maupun tidak sengaja membuang berbagai jenis limbah beracun termasuk di dalamnya terkandung logam berat ke dalam lingkungan perairan. Sumber utama pemasukan logam berat berasal dari kegiatan pertambangan, cairan limbah rumah tangga, limbah dan buangan industri, limbah pertanian Connel and Miller, 1995. Secara alamiah logam berat juga masuk ke dalam perairan dapat digolongkan sebagai: 1 pasokan dan daerah pantai, yang meliputi