Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

kelainan fungsional yang kronik, sampai kematian Rachman, 2007. Dosis yang digunakan untuk menetapkan RfD adalah yang menyebabkan efek paling rendah yang disebut NOAEL No Observed Adverse Effect Level atau LOAEL Lowest Observed Adverse Effect Level. NOAEL adalah dosis tertinggi suatu zat pada studi toksisitas kronik atau subkronik yang secara statistik atau biologis tidak menunjukkan efek merugikan pada hewan uji atau pada manusia sedangkan LOAEL berarti dosis terendah yang masih menimbulkan efek. Secara numerik NOAEL selalu lebih rendah daripada LOAEL enHelath, 1992 c. Analisis Pemajanan Analisis pemajanan exposure assessment yang disebut juga penilaian kontak, bertujuan untuk mengenali jalur-jalur pajanan risk agent agar jumlah asupan yang diterima individu dalam populasi berisiko bisa dihitung. Risk agent bisa berada di dalam tanah, di udara, air, atau pangan seperti ikan, daging, telur, susu, sayur dan buah-buahan. Karakteristik individu pola konsumsi, berat badan, dan usia dan pola aktifitas durasi pajanan dan frekuensi pajanan merupakan bagian dari analisis pemajanan. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menghitung asupan adalah semua variabel IPCS, 2010. Adapun rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : I = intake mgkgxhari C = konsentrasi mgkgxhari R = laju ingesti mgkg f E = frekuensi pajanan haritahun D t = durasi pajanan lifetime exposure tahun W b = berat badan kg t avg = periode waktu rata-rata 30 x 365 haritahun untuk non-karsinogen, 70 tahun x 365 haritahun untuk karsinogen d. Karakteristik Risiko Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan sebagai Risk Quotient RQ, Tingkat Risiko untuk efek-efek nonkarsinogenik IPCS, 2010 dan Excess Cancer Risk ECR untuk efek-efek karsinogenik enHelath, 1992. RQ dihitung dengan membagi asupan nonkarsinogenik Intake risk agent dengan RfD atau RfC nya menurut persamaan: RQ = Risk Qoutient I = intake mgkgxhari RfD = refrence dose mgkgxhari Baik intake maupun RfD atau RfC harus spesifik untuk bentuk spesi kimia risk agent dan jalur pajanannya. Risiko kesehatan dinyatakan ada dan perlu dikendalikan jika RQ1. Namun apabila RQ≤1, risiko tidak perlu dikendalikan tetapi perlu dipertahankan agar nilai numerik RQ tidak lebih dari 1 Rahman et al., 2004.

D. Kerangka Teori

Polutan dapat masuk ke suatu lingkungan dengan berbagai cara. Misalnya unsur logam yang dapat masuk secara alami karena sudah berada di bumi, batuan dan tanah secara alamiah kemudian masuk ke lingkungan laut melalui hujan dan erosi. Sumber lainnya adalah melalui buangan industri, limbah rumah tangga, pertanian, pertambangan dan lainnya. Laut sering dijadikan sebagai lokasi pembuangan akhir dari berbagai sisa aktivitas manusia di daratan. Banyak sumber polutan pencemar lingkungan akuatik, salah satunya adalah logam, yang kini banyak dipakai dalam proses industri dan dipakai oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik, bahan bakar dan lainnya. Berdasarkan teori tersebut maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah: Sungai dan laut Limbah Domestik Aktifitas pertambangan Aktifitas Pertanian Limbah Industri Sedimen Fitoplankton zooplankton Ikan dan kerang Manusia ingesti Penurunan kondisi lingkungan Bio- magnifikasi Intake Bioakumulasi Tingkat risiko Pola Aktifitas:  Lama pajanan Dt  Frekuensi pajanan fe  Laju asupan R  Antropometri Wb  Umur Bagan 2.2 Kerangka Teori Efek kesehatan:  Gangguan Reproduksi  Penurunan fungsi ginjal  Penurunan fungsi hati Manajemen Risiko Karakteristik Individu:  Jenis Kelamin  Status Pernikahan  Pekerjaan  Cara Memasak Keterangan: Garis putus putus : variabel yang tidak diteliti Garis tegas : variabel yang diteliti Kerangka teori diatas memperlihatkan pengaruh masuknya suatu polutan ke dalam ekosistem laut. Polutan dapat masuk ke air dan sedimen dan dapat mempengaruhi rantai makanan biomagnifikasi. Sehingga terjadi bioakumulasi pada rantai makanan dan berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan. Semakin tinggi tingakatan dalam trofik makanan maka semakin tinggi juga polutan yang berada dalam tubuhnya bioakumulasi. Manusia merupakan tingkat trofik tertinggi dalam rantai makanan. Jalur masuk polutan melalui biota perairan yang dikonsumsi langsung oleh manusia dalam konsentrasi dan pada waktu tertentu intake. Intake pada suatu individu dipengaruhi oleh pola aktivitas dan karakteristik dari individu tersebut. Berdasarkan perhitungan intake konsumsi individu, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan prediksi risiko efek non karsinogenik dalam waktu tertentu. Apabila tingkat risiko didapatkan nilai lebih dari 1 maka dinyatakan berisiko terhadap efek kesehatan seperti gangguan sistem reproduksi, gangguan fungi hati dan gangguan terhadap fungsi ginjal. Sehingga akhirnya dilakukan manajemen risiko untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat pola konsumsi tersebut. BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori, untuk mengetahui tingkat efek kesehatan lingkungan akibat pajanan logam berat Cd dalam kerang hijau yang dikonsumsi masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara, maka diperlukan data konsesntrasi Cd dalam kerang hijau C, karakteristik individu, dan karakteristik risiko. Penelitian ini bersifat prediktif tingkat risiko logam berat Cd pada sampel kerang hijau yang dikonsumsi oleh masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara dalam waktu tertentu. Intake konsumsi kerang hijau didapatkan dengan perhitungan formulasi konsentrasi Cd dalam kerang hijau, karakteristik individu, dan pola aktifitas individu. Setalah diketahui intake konsumsi kerang hijau maka dilakukan perhitungan formulasi tingkatan risiko dengan intake dan RfD refference dose. Apabila didapatkan nilai RQ1 maka dinyatakan bahwa masyarakat berisiko terhadap gangguan kesehatan akibat keracunan Cd. Setelah didapatkan nilai RQ maka dilakukan uji hubungan antara variabel konsentrasi Cd dalam kerang hijau, karakteristik individu laju asupan dan berat badan, pola aktifitas frekuensi dan durasi pajanan, dan intake. Variabel karakteristik individu usia, status pernikahan, jenis kelamin, pekerjaan, dan cara memasak hanya dilakukan analisis univariat, karena variabel ini hanya untuk mengetahui proporsi, jumlah, dan perentase