2. Distibusi Jenis Kelamin di Wilayah Kaliadem Muara Angke Jakarta
Utara Tahun 2015
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden wanita sebanyak 174 75,7 responden. Namun menurut penelitian Susiyeti 2011 yang
dilakukan di Kampung Nelayan Muara Angke menyatakan bahwa sebesar 62,9 responden adalah laki-laki. Hal ini juga dijelaskan pada penelitian
Listianingsih 2008 yang menyatakan bahwa sebesar 52,02 masyarakat Kelurahan Muara Angke pada tahun 2007 adalah laki-laki.
Pada penelitian ini terdapat perbedaan karakteristik individu berdasarkan jenis kelamin jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
Hal ini dikarenakan peneliti mendatangi rumah-rumah warga pada waktu siang hingga sore dan pada saat demikian paling banyak dijumpai wanita,
sedangkan populasi pria sebagian besar sedang bekerja. Cara pengukuran jenis kelamin dilakukan dengan metode wawancara dan alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner. Secara teori, perempuan mempunyai konsentrasi B-Cd lebih tinggi
dibanding laki-laki Hansen and Abbott, 2009. F. Nordberg 1992 mengatakan bahwa perempuan usia 50-55 tahun mempunyai konsentrasi B-
Cd lebih tinggi 0,5 μgL dibanding laki-laki pada umur yang sama 0,3 μgL. Sesuai dengan penelitian Louekari et al 2000 yang menyatakan
bahwa absrobsi Cd akan meningkat bila terjadi defisiensi Ca, Fe, dan rendah protein dalam makanannya. Defisiensi Ca dalam makanan akan merangsang
sintetis ikatan Ca-protein sehingga akan meningkatkan absrobsi Cd Gupta, 2009. Siklus menstruasi pada wanita mengakibatkan wanita lebih sering
mengalami defisiensi Ca dan Fe dibandingkan laki-laki. Berdasarkan penyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan jenis kelamin wanita lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat terpapar Cd. Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki
konsentrasi B-Cd lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki. Tingginya konsentrasi B-Cd pada wanita dipengaruhi oleh siklus menstrusi yang
mengakibatkan defisisensi Ca dan Fe. Oleh karena itu untuk mencegah tingginya kadar B-Cd, wanita perlu mengatur pola makan terutama saat
menstruasi agar tidak terjadi defisiensi Ca dan Fe.
3. Distribusi Status Pernikahan di Wilayah Kaliadem Muara Angke
Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan status pernikahan sebanyak sebanyak 203 88,3 responden telah menikah. Hal ini sesuai dengan penelitian Susiyeti 2011
yang menyatakan bahwa dari 97 responden di Kampung Nelayan Muara Angke pada tahun 2010 sebanyak 75 77,3 responden berstatus sudah
menikah. Hal ini dikarenakan rata-rata masyarakat Kaliadem menikah pada usia muda. Sehingga populasi menikah lebih banyak dibandingkan populasi
yang belum menikah. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa efek kronis dari keracunan Cd salah satunya adalah terjadinya gangguan terhadap sistem
reproduksi ATSDR, 1999.