Kerang Hijau Perna viridis

2. Pencemaran Kadmium

a. Pencemaran Kadmium dalam Perairan Bahan pencemar polutan adalah material atau energi yang dibuang ke lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik abiotik maupun biotik Nurjanah et al., 1999. Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.02MENKLHI1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk dan dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam airudara dan atau berubahnya tatanan komposisi airudara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas airudara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan airudara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya Kepmen LH, 1988. Pencemaran logam berat terhadap lingkungan perairan terjadi karena adanya suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut dalam kegiatan manusia, dan secara sengaja maupun tidak sengaja membuang berbagai jenis limbah beracun termasuk di dalamnya terkandung logam berat ke dalam lingkungan perairan. Sumber utama pemasukan logam berat berasal dari kegiatan pertambangan, cairan limbah rumah tangga, limbah dan buangan industri, limbah pertanian Connel and Miller, 1995. Secara alamiah logam berat juga masuk ke dalam perairan dapat digolongkan sebagai: 1 pasokan dan daerah pantai, yang meliputi masukan dari sungai-sungai dan erosi yang disebabkan oleh gerakan gelombang dan gletser, 2 pasokan dari laut dalam, yang meliputi logam- logam yang dilepaskan gunung berapi di laut dalam dan dari partikel atau endapan oleh adanya proses kimiawi, 3 pasokan yang melampaui lingkungan dekat pantai yang meliputi logam yang diangkut ke dalam atmosfer sebagai partikel-partikel debu atau sebagai aerosol dan juga bahan yang dihasilkan oleh erosi gletser di daerah kutub dan diangkut oleh es-es yang mengambang Cai et al., 1995. Logam berat termasuk sebagai zat pencemar karena sifatnya yang tidak dapat diuraikan secara biologis dan stabil, sehingga dapat tersebar jauh dari tempatnya semula Azhar et al., 2012. Selanjutnya dikatakan bahwa ada dua hal yang menyebabkan logam berat digolongkan sebagai pencemar yang berbahaya, yaitu 1 tidak dihancurkan oleh mikroorganisme yang hidup di lingkungan dan 2 terakumulasi dalam komponen-komponen lingkungan, terutama air dengan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorpsi dan kombinasi Jerrold B. Leikin and Frank P. Paloucek, 2008. b. Pencemaran Kadmium dalam Sedimen Sedimen berasal dari kerak bumi yang diangkut melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat lain, baik secara vertikal ataupun horizontal Prasad, 2001. Sedimen terdiri dari beberapa komponen. Komponen tersebut bervariasi, tergantung dari lokasi, kedalaman dan geologi dasar Awalina-Satya et al., 2011. Sedimen terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang berpengaruh negatif terhadap kualitas air. Bahan organik berasal dari biota atau tumbuhan yang membusuk lalu tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur. Bahan anorganik umumnya berasal dari pelapukan batuan. Sedimen hasil pelapukan batuan terbagi atas: kerikil, pasir, lumpur dan liat. Butiran kasar banyak dijumpai dekat pantai, sedangkan butiran halus banyak di perairan dalam atau perairan yang relatif tenang Puspitasari, 2007 . Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah dan bahan kimia anorganik dan organik menjadi bahan yang tersuspensi di dalam air, sehingga bahan tersebut menjadi penyebab pencemaran tertinggi dalam air CRC, 2002. Keberadaan sedimen pada badan air mengakibatkan peningkatan kekeruhan perairan yang selanjutnya menghambat penetrasi cahaya yang dapat menghambat daya lihat visibilitas organisme air, sehingga mengurangi kemampuan ikan dan organisme air lainnya untuk memperoleh makanan, karena pakan ikan menjadi tertutup oleh lumpur Augustine, 2008. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya kerja organ pernapasan seperti insang pada organisme air dan akan mengakumulasi bahan beracun seperti pestisida dan senyawa logam Augustine, 2008. Pada sedimen terdapat hubungan antara ukuran partikel sedimen dengan kandungan bahan organik. Pada sedimen yang halus, persentase bahan organik lebih tinggi dari pada sedimen yang kasar. Hal ini