Latar Belakang Tingkat Efek Kesehatan Lingkungan Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dalam Kerang Hijau (Perna viridis) yang Dikonsumsi Masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara Tahun 2015

Kaliadem Muara Angke merupakan salah satu daerah yang berada di tepi Teluk Jakarta. Perkampungan ini dihuni oleh beberapa kelompok nelayan termasuk nelayan kerang hijau sehingga mayoritas mata pencahariaan penduduk disana adalah budidaya kerang hijau yang dilakukan di pesisir wilayah perairan Teluk Jakarta. Kegiatan budidaya kerang hijau tersebut sudah dimulai sejak tahun 1983 dengan jumlah rakit sebanyak 50 unit. Produksi dari hasil budidaya kerang hijau tersebut bisa mencapai 15-20 ton perbagan tancap setiap minggunya DPPK, 2006. Walaupun kerang hijau bukan merupakan makanan pokok pada daerah ini, namun lokasi yang dekat dengan budidaya membuat masyarakat setempat lebih cenderung mengkonsumsi kerang hijau dibandingkan dengan hasil laut yang lain. Sebagian besar laki-laki bekerja sebagai nelayan kerang hijau, sedangkan rata-rata penduduk perempuan dewasa di daerah tersebut memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengupas kerang. Masyarakat di sana merupakan high fish consumption yaitu masyarakat yang lebih banyak mengkonsumsi hasil laut dibandingkan dengan masyarakat yang tidak tinggal dekat perairan Teluk Jakarta Susiyeti, 2010. Sehingga memungkinkan bahwa tingkat konsumsi kerang hijau pada masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat lain. Salah satu jenis hewan yang merupakan flitter feeder atau bertingkah laku sebagai vacum cleaner terhadap limbah B3 adalah hewan yang sesil menetap yakni golongan kekerangan. Golongan kekerangan yang mampunyai kemampuan yang basar dalam menyerap limbah B3 terutama logam berat adalah kerang hijau Perna viridis. Kerang hijau ukuran kecil dapat bertingkah sebagai vacum cleaner bagi limbah cair kawasan industri yang masuk ke dalam perairan Riani, 2009. Selain berperan sebagai vacum cleaner dan flitter feeder kerang hijau juga merupakan salah satu spesies kerang terbaik untuk menguji biopollution Molnar et al., 2008 sehingga hal tersebut memungkinkan akumulasi logam berat yang berbahaya bagi manusia sangat tinggi di dalam kerang hijau. Penelitian yang telah dilakukan Alfian, 2005 dengan menguji beberapa hasil laut dari perairan Pekalongan bahwa kadar Cd dalam udang dogol 0,372 ± 0,177 ppm, kerang hijau 0,451 ± 0,174 ppm dan sotong gurita 0,204 ± 0,035 ppm. Berdasarkan penelitian tersebut meskipun semua hasil laut tidak aman dikonsumsi dan telah melebihi yang ditetapkan SNI namun kadungan logam Cd terbesar ditemukan dalam kerang hijau. Studi pendahuluan telah dilakukan oleh peneliti di Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKIK UIN Jakarta pada tanggal 16 Desember 2014 dengan menganalisis beberapa logam berat yaitu Hg, Cd, dan Pb. Sampel hasil laut yang dianalisis antara lain kerang hijau, kerang dara, ikan tongkol, ikan peda, ikan kembung, kerang batik, dan ikan pindang. Sampel hasil laut yang didapatkan dari Pusat Pelelangan Ikan Muara Angke dan merupakan hasil tangkapan dari perairan Teluk Jakarta. Hasil analisis awal diketahui kandungan kadmium paling banyak terdapat pada sampel kerang hijau yaitu sebesar 1,48 mgkg. Konsentrasi ini telah melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah Indonesia mengenai batas cemaran logam berat pada hasil laut yaitu 1,0 mgkg BPOM, 2009;SNI, 2009. Sedangkan konsentrasi logam Pb dalam kerang hijau sebesar 2,3 mgkg juga telah melebihi baku mutu yaitu 1,5 mgkg BPOM, 2009;SNI, 2009. Konsentrasi Cd dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi di perairan. Penelitian yang dilakukan di Teluk Jakarta pada tahun 2009 menyebutkan bahwa nilai kisaran rata-rata konsentrasi kadmium di sedimen berkisar antara 0,201-0,625 mgl. Sedangkan pada perairan menunjukkan nilai konsentrasi rata-rata sebesar 0,0040- 0,010mgl Sarjono, 2009. Namun menurut efek bahayanya terhadap tubuh logam Cd lebih berbahaya dari pada logam Pb, karena berapapun jumlah Cd yang masuk ke dalam tubuh manusia menimbulkan efek yang berbahaya. Sifat Cd yang mudah terakumulasi dan lebih sulit terdegredasi dalam tubuh dari pada Pb menimbulkan risiko lebih besar terhadap kesehatan manusia. Sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian mengenai konsentrasi logam berat dalam biota perairan di Teluk Jakarta, namun hingga saat ini masih belum ada penelitian yang membahas tentang tingkat konsentarsi logam logam dalam biota dengan tingkat risiko yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi logam berat yang terakumulasi dalam biota di Teluk Jakarta. Perhitungan tingkat risiko logam berat dalam kerang hijau jika dikonsumsi oleh manusia dapat diketahui dengan melakukan pendekatan Analsisi Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis risiko kandungan logam berat Cd pada kerang hijau Perna viridis di Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara. Penelitian ini penting untuk dilakukan guna mengetahui tingkat risiko RQ kandungan logam berat kadmium Cd pada masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta ketika mengkonsumsi kerang hijau dalam waktu tertentu.

B. Rumusan Masalah

Kerang hijau merupakan salah satu jenis hewan yang merupakan flitter feeder atau bertingkah laku sebagai vacum cleaner dan merupakan salah satu jenis kerang terbaik untuk menguji biopllution limbah B3 pada periaran. Salah satu logam berat yang berbahaya dan menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan adalah kadmium Cd. Saat ini telah terjadi akumulasi logam berat Cd dalam perairan Teluk Jakarta sebesar 82,6 sehingga berpengaruh juga terhadap akumuasi pada kerang hijau. Pajanan Cd dengan konsentrasi yang rendah dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan efek permanen pada sistem ginjal dan hati. Namun, sampai saat ini belum ada penelitian yang menghitung dan menghubungkan tingkat risiko konsumsi kerang hijau dengan keracunan Cd sehingga dapat menimbulkan efek kesehatan yang merugikan pada masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian secara khusus terkait tingkat risiko kandungan Cd pada kerang hijau yang dikonsumsi masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara tahun 2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakterisitik individu usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan, dan cara memasak kerang pada masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara? 2. Berapa besar kandungan Cd dalam kerang hijau yang dikonsumsi masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara dan dibudidayakan di perairan Teluk Jakarta? 3. Berapa besar nilai intake konsumsi logam berat Cd pada masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara ketika mengkonsumsi kerang hijau yang didapatkan dari Pusat Pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta dan hasil dari budidaya kerang hijau yang dilakukan di perairan Teluk Jakarta ? 4. Apakah masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara berisiko terhadap terjadinya gangguan kesehatan ketika mengkonsumsi kerang hijau yang dibudidaya di Teluk Jakarta? 5. Bagaimana hubungan antara karakterisitik indivudu, pola aktivitas dan intake konsumsi kerang hijau masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara dengan tingkat risiko akibat mengkonsumsi kerang hijau?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat efek kesehatan lingkungan kandungan logam berat Cd pada kerang hijau Perna viridis yang dikonsumsi masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara dari hasil budidaya yang dilakukan di perairan Teluk Jakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik individu usia, jenis kelamin, status pernikahan, cara memasak kerang, dan pekerjaan masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara. b. Mengetahui konsentrasi Cd dalam kerang hijau Perna viridis yang dibudidayakan di Teluk Jakarta. c. Mengetahui intake logam berat Cd pada masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta Utara ketika mengkonsumsi kerang hijau hasil budidaya di Teluk Jakarta. d. Mengetahui tingkat risiko RQ individu kandungan logam berat Cd pada masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta Utara ketika mengkonsumsi kerang hijau hasil budidaya yang dilakukan di Teluk Jakarta. e. Mengetahui hubungan konsentrasi Cd dalam kerang hijau, laju asupan, frekuensi pajanan, durasi pajanan, berat badan dan intake dengan tingkat risiko masyarakat Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang ini akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak dan instasi, manfaat tersebut adalah: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menigkatkan pengetahuan dan kesempatan untuk aplikasi teori kesehatan lingkungan yang telah didapat di bangku kuliah. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu peneliti lain jika membutuhkan referensi terkait penelitian dengan topik yang sama. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini akan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai konsentrasi Cd pada kerang hijau Perna viridis yang di budidaya di Teluk Jakarta masih dalam standar baku mutu aman atau tidak, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan dengan cara mengurangi konsumsi kerang hijau atau dengan melakukan beberapa cara untuk mengurangi kandungan logam dalam kerang hijau. 3. Bagi UPT PKPP dan PPI Muara Angke Jakarta Utara Adanya penelitian ini akan membantu UPT PKPP dan PPI Muara Angke Jakarta Utara karena hasil penelitian ini akan dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan selanjutnya terhadap kegiatan budidaya kerang hijau di perairan Teluk Jakarta yang sampai saat ini masih dilakukan. Selain hal tersebut penelitian ini juga dapat