Distribusi Cara Memasak Kerang di Wilayah Kaliadem Muara Angke

populasi pada penelitian Listianingsih lebih general yaitu seluruh masyarakat yang ada di Kelurahan Muara Angke Jakarta Utara. Secara teori, pajanan Cd melalui asupan makanan lebih berisiko terhadap wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan pada ibu rumah tangga memiliki frekuensi terpajan yang lebih besar Purnomo and Purwana, 2008 dibandingkan dengan wanita dan laki laki yang bekerja aktif di luar rumah. Diperkuat dengan penelitian Kartikawati 2008 yang menyatakan bahwa frekuensi hipertensi pada masyarakat pesisir lebih banyak dialami oleh wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sejalan dengan penelitian Masengi et al 2013 yang menyatakan bahwa pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi p value =0,000 pada masyarakat pesisir. Hal teresebut dikarenakan ibu rumah tangga atau yang tidak atif berkerja di luar rumah memiliki asupan yang tinggi dibandingkan dengan yang bekerja aktif di luar rumah. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki frekuensi pajanan yang lebih besar dibandingkan dengan wanita atau laki-laki yang aktif bekerja di luar rumah. Hal ini dikarenakan ibu rumah tangga memiliki nilai asupan dan frekuensi yang cukup tinggi mengkonsumsi kerang hijau.

C. Konsentrasi Kadmium Cd Pada Kerang Hijau yang Dikonsumsi

Masyarakat Kaliadem Muara Angke Tahun 2015 Pengukuran konsentrasi Cd pada spesimen kerang hijau diambil pada 11 titik budidaya yang berasal dari setiap budidaya pengepul kerang hijau yang berada di wilayah Kalidem Muara Angke. Hasil pengukuran diperoleh dalam satuan ppm, sehingga harus dikonversikan ke dalam satuan mgkg. Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan, batas maksimum cemaran Cd dalam kerang adalah 1,0 mgkg BPOM, 2009. Peraturan Standar Nasional Indonesia tahun 2009 juga menetapkan batas maksimum cemaran logam berat kadmium dalam jenis kerang adalah 1,0 mgkg SNI, 2009. Jika dibandingkan dengan nilai standar peraturan diatas, konsentrasi Cd pada spesimen kerang hijau yang digunakan dalam penelitian ini masih berada dibawah nilai standar yang ditetapkan. Walaupun konsentrasi Cd pada kerang hijau masih dibawah standar yang ditetapkan, akan tetapi konsentrasi Cd tersebut akan meningkat bahkan dapat melebihi nilai standar karena sifat logam Cd yang mudah terkumulasi pada kerang hijau. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Cordova dkk 2011 yang menyatakan bahwa telah terjadi akumulasi konsentrasi Cd dalam kerang hijau yang dibudidayakan di Teluk Jakarta. Menurut Cordova dkk 2011 akumulasi Cd dapat terjadi seiring dengan pertambahan waktu. Hal tersebut diperkuat dengan beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan di perairan Teluk Jakarta dimulai tahun 1999 menunjukan bahwa kandungan logam Cd pada kerang hijau berkisar 0,043 – 0,657 mgkg dengan rata-rata 0,292 mgkg Nurjanah et al., 1999, pada tahun 2009 berkisar 0,46-0,743 mgkg dengan rata- rata 0,629 mgkg Prasetyo, 2009, kemudian pada tahun 2012 konsentrasi Cd dalam kerang hijau rata-rata 0,739 mgkg Fernanda, 2012, dan pada penelitian ini konsentrasi Cd dalam kerang hijau berkisar 0,52-0,94 mgkg dengan rata-rata 0,830 mgkg. Meningkatnya konsentrasi Cd pada kerang hijau diakibatkan oleh beberapa hal seperti kondisi lingkungan. Sebagian besar Cd yang terdapat di alam dihasilkan oleh limbah industri dalam jumlah ±10.000 ton setiap tahunnya BLH DKI Jakarta, 2013. Telah dijelaskan dalam al-Quran surah ar-Rum ayat 41 bahwa, “telah tampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. ” Ar-Rum 30: 41. Syihab 2009 dalam karyanya Tafsir Al-Mishbah menafsirkan ayat tersebut bahwa terjadinya pencemaran di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab melalui pembungan limbah sembarangan, sehingga keseimbangan lingkungan menjadi kacau. Hasil pengukuran konsentrasi Cd yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 0,052 mgL─0,094 mgL 0,52 mgkg─0,94 mgkg. Konsentrasi tersebut lebih kecil dibandingan hasil pengukuran konsentrasi Cd saat studi pendahuluan yaitu 1,48 mgkg. Perbedaan konsentrasi Cd dalam kerang hijau dikarenakan perbedaan waktu pengambilan spesimen saat penelitian dan studi pendahulan berbeda. Pengambilan spesimen saat penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 saat sore hari dengan ukuran spesimen kerang hijau rata-rata 5cm,