4. Laju Asupan R  Jumlah berat kerang  yang
dikonsumsi per hari. Direktorat Jendral PP dan PL,
Kementrian Kesehatan, 2012 Wawancara
Kuesioner gramhari
Rasio
5. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden yang menjadi sampel dalam penelitian
Wawancara Kuesioner
1.  Laki-laki 2.  Perempuan
Ordinal
6. Status
Pernikahan Status pernikahan responden pada
saat dilakukan pengambilan data Wawancara
Kuesioner 1.  Menikah
2.  Belum Menikah
Ordinal
7. Pekerjaan
Suatu kegiatan yang dilakukan secara rutin terus menerus
berdasarkan keahlian yang dimiliki. Wawancara
Kuesioner 1. Buruh
2. Nelayan 3. Pedagang
4. Wiraswasta 5. Swasta
6. Ibu Rumah Tangga
7. Lainnya Ordinal
8. Cara Memasak
Penggunaan cangkang saat memasak kerang
Wanwancara Kuesinoner
1.  Dengan Cangkang
Ordinal
2.  Tanpa Cangkang
9. Frekuensi
Pajanan fE Jumlah hari dalam satu tahun  dalam
mengkonsumsi kerang  hijau yang berasal dari Teluk  Jakarta
Wawancara Kuesinoer
haritahun Rasio
10. Durasi Pajanan
Dt Lamanya waktu atau jumlah tahun
kontak responden dengan pajanan Direktorat Jendral PP dan PL,
Kementrian Kesehatan, 2012 Wawancara
Kuesioner Tahun
Rasio
11. Intake I
Jumlah asupan harian  risk agent yang diterima individu secara
ingesti per kg berat badan per hari. Direktorat Jendral PP dan PL,
Kementrian Kesehatan, 2012 Hitungan Rumus
Microsoft excel dan
SPSS mgkg x hari
Rasio
12. Tingkat risiko
terjadinya toksisitas
Kadmium RQ Tingkat risiko yang dinyatakan
dalam angka tanpa satuan yang merupakan  perbandingan antara
intake dengan dosiskonsentrasi. Direktorat Jendral PP dan PL,
Kementrian Kesehatan, 2012 Melalukan
perhitungsn dengan
tingkat risiko
berdasarkan intake  dan  dosis
acuan dengan
rumus: Microsoft
Excel dan
SPSS RQ  1:
ada risiko
RQ    1: risiko
belum terjadi Ordinal
C.  Uji Hipotesis
Hasil penelitian yang akan diharapkan oleh peneliti adalah : Ada  hubungan  antara  konsentrasi  Cd  dalam  kerang  hijau,  laju  asupan
responden,  frekuensi  pajanan  responden,  durasi  pajanan  responden,  berat badan  responden,  dan  intake  dengan  tingkat  risiko  kandungan  Cd  dalam
kerang  hijau  yang  dikonsumsi  masyarakat  Kaliadem  Muara  Angke  Jakarta Utara tahun 2015
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada  dasarnya  efek  kesehatan  lingkungan  dibagi  menjadi  dua  yaitu epidemiologi  kesehatan  lingkungan  EKL  dan  analisis  risiko  kesehatan
lingkungan ARKL. Pada penelitian ini dilakukan untuk  mengetahui tingkat efek  kesehatan  lingkungan  pada  masyarakat  Kaliadem  Muara  Angke  Jakarta
Utara  akibat  mengkonsumsi  kerang  hijau  hasil  budidaya  yang  dilakukan  di Perairan  Teluk  Jakarta.  Jenis  penelitian  ini  adalah  kuantitatif  dengan
menggabungkan  antara  studi  EKL  dengan  studi  ARKL.  Desain  penelitian yang  digunakan  adalah  cross  sectional  menggunakan  metode  ARKL.  ARKL
digunakan  untuk  menghitung  tingkat  risiko  kesehatan  pada  suatu  populasi tertentu karena pajanan lingkungan dalam  waktu tertentu pada suatu populasi.
Pada  penelitian  ini  studi  EKL  digunakan  untuk  mengetahui  hubungan  antara tingkat  risiko  dengan  konsentrasi  Cd  dalam  kerang  hijau,  karakteristik
responden  berat  badan  dan  laju  asupan,  pola  aktifitas  durasi  pajanan  dan frekuensi pajanan, dan intake.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan Kaliadem Muara Angke Jakarta Utara. Lokasi pengambilan  sampel  kerang  hijau  bertempat  pada  budidaya  kerang  hijau
Kaliadem  Muara  Angke  Jakarta  Utara.  Pengujian  konsentrasi  Cd  dalam kerang hijau yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kedokteran  dan  Ilmu  Kesehatan  FKIK  dan  Laboratorium  Terpadu  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pemilihan  tempat  penelitian  tersebut,  dikarenakan  Kaliadem merupakan  pusat  budidaya  kerang  hijau  yang  dilakukan  di  pesisir  Teluk
Jakarta,  sehingga  tingkat  konsumsi  masyarakat  terhadap  kerang  hijau  cukup tinggi. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April - Juni 2015.
C. Populasi dan Responden Penelitian
1.  Populasi dan Responden Penelitian a.  Populasi
Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh  masyarakat  yang tinggal  di  Kaliadem  Muara  Angke  Jakarta  Utara.  Terdapat  perbedaan
pada  sistem  kependudukan  di  Kaliadem  Muara  Angke  Jakarta,  di tempat  ini  tidak  ada  RT dan  RW  pada  sistem  kependudukan.  RT  dan
RW diwilayah setempat digantikan dengan sistem kelompok, sehingga setiap  kelompok  dipimpin  oleh  ketua  kelompok.  Terdapat  10
kelompok  nelayan  yang  tinggal  di  Kaliadem  Muara  Angke  Jakarta Utara.
Penentuan kelompok yang akan diteliti dipilih berdasarkan lokasi. Lokasi  yang  diambil  adalah  pusat  budidaya  kerang  hijau  dan  yang
tidak berada di pusat budidaya kerang hijau. Kelompok yang berada di pusat  budidaya  kerang  hijau  adalah  kelompok  6  dan  7,  sedangkan
sebagai  pembandingnya  yang  tidak  berada  di  pusat  budidaya  kerang hijau  adalah  kelompok  2  dan  9.  Penentuan  kelompok  pembanding
dilakukan  dengan  sistem  random  acak.  Sistem  ini  dipilih  dengan tujuan  agar  sampel  tidak  homogen  dan  mampu  mewakili  populasi.
Tujuan  dari  penentuan  kelompok  tersebut  adalah  untuk  mengetahui proporsi dan jumlah responden yang berisiko tiap kelompok, sehingga
akan  diketahui  kelompok  mana  yang  lebih  berisiko  mengalami keracunan  Cd.  Sehingga  kelompok  yang  menjadi  tempat  penelitian
pada  penelitian  ini  adalah  kelompok  2,  6,  7,  dan  9  dengan  total populasi yang masuk dalam penelitian ini adalah 415 KK.
b.  Responden Responden dalam penelitian ini adalah:
Laki-laki  dan  perempuan  yang  bertempat  tinggal  di  Kaliadem Muara  Angke  Jakarta  Utara  yaitu  pada  kelompok  2,  6,  7  dan  9,
dengan kriteria sebagai berikut:   Orang yang mengkonsumsi kerang hijau.
  Tercatat dalam kelompok 2, 6, 7, dan 9.   B
erusia ≥10 tahun. Pemilihan  responden
dewasa  ≥10  tahun  karena  efek kesehatan  akibat  pajanan  kadmium  secara  kronis  terjadi  pada
manusia  yang  telah  terpajan  selama  10-30  tahun  biological  half life pajanan Cd pada manusia.