3.2 Kinerja Penilaian Proposal
Penilaian proposal merupakan salah satu prosedur yang harus dilalui
sebelum persetujuan prinsip penyaluran PDB HTR dikeluarkan, hal ini dilakukan untuk mengurangi salah pilih penerima pinjaman.
Evaluasi proposal menunjukkan tahapan kegiatan yang dilakukan oleh BLU Pusat P2H dalam upaya
menentukan penerima pinjaman yang tepat. Adapun tahapan kegiatan dan jumlah koperasi yang diterima, ditolak ataupun ditunda selengkapnya pada Tabel 4.
Tabel 4 Kinerja evaluasi proposal oleh BLU Pusat P2H November 2011
no Status Kegiatan Kop
KTH Jml
1 Cek Administrasi : pengecekan seluruh persyaratan
administrasi -
- -
2 Melengkapi Administrasi : calon debitur melengkapi
kekurangan syarat administrasi. 2
56 58
3 Tolak Administrasi : permohonan ditolak karena syarat
adm tidak terpenuhi. -
2 2
4 Penilaian Kelayakan : penilaian kelayakan berdasarkan
proposal yang diajukan -
2 2
5 Cek Lapangan : verifikasi klarifikasi hasil penilaian adm
dan kelayakan proposal -
- -
6 Ditolak : proposal ditolak
- 42
42 7
Persetujuan prinsip : pembuatan persetujuan prinsip -
6 6
8 Akad Kredit : pelaksanaan Akad Kredit
- 9
9 9
Penyaluran : telah dilakukan penyaluran dana bergulir 4
18 22
10 Jumlah 6
135 141
Sumber: BLU Pusat P2H, 2011 Untuk calon penerima pinjaman yang aplikasinya ditunda, disetujui atau
ditolak, ada beberapa penjelasan yang diberikan oleh pemberi pinjaman. Calon penerima pinjaman yang aplikasinya ditunda akibat ada kecurigaan dari pemberi
pinjaman bahwa penerima pinjaman akan melakukan ingkar janji, hal yang menjadi pertimbangan pemberi pinjaman adalah: a anggota KTH tidak
mengetahui batas areal IUPHHK-HTR sebagaimana tercantum dalam SK IUPHHK HTR, sehingga ada kecurigaan petani hanya dimanfaatkan namanya, b
anggota KTH belum memahami rincian perubahan HTR sebagaimana tercantum dalam proposal pinjaman ketentuan tanggung renteng, peraturan kelompok, ada
kecurigaan pihak yang membuat proposal adalah orang yang paling berkepentingan, dan petani hanya digunakan sebagai pelengkap persyaratan staf
BLU Pusat P2H, di Jakarta pada September 2011.
Untuk calon penerima pinjaman yang disetujui, terdapat beberapa alasan diantaranya: a anggota KTH yang hadir dalam pertemuan dominan, dan paham
apa yang mereka dan kelompoknya lakukan, dan b areal IUPHHK HTR yang diterbitkan, seluruhnya berada dalam areal pencadangan. Dalam kondisi tersebut
pertimbangan yang dilakukan oleh pemberi pinjaman cukup sederhana yaitu dominasi yang hadir dan pemahaman anggota kelompok terhadap pekerjaan HTR
serta verifikasi kebenaran anggota tersebut kepada kepala desa bahwa yang bersangkutan adalah benar merupakan penduduk di wilayahnya sesuai yang
tercantum di KTP4, tanpa adanya pertimbangan karakter dan kapasitas dari calon penerima pinjaman yang akan mempengaruhi pengelolaan areal HTR dan
pengembalian dana PDB HTR.
Sedangkan untuk calon penerima pinjaman yang ditolak
5
, adalah: a anggota KTH atau lokasi KTH saling tertukar tidak sama antara lokasi di peta
lampiran IUPHHK-HTR dengan lapangan, b anggota KTH berkeberatan dengan lokasi HTR sesuai peta lampiran IUPHHK-HTR karena tidak sama dan berjauhan
dengan lokasi pemukiman dan lahan garapannya, c anggota KTH tidak menunjukkan keinginan yang kuat untuk membangun HTR, tidak paham dengan
ketentuan pinjaman, aturan kelompok dan rencana HTR, serta tidak bersedia hadir pada pertemuan dengan tim cek lapangan dari BLU Pusat P2H, d kondisi fisik
lapangan kurang mendukung sebagian besar berbatu dan aksesibilitasnya rendah sehingga diperkirakan akan menghambat proses pembangunan HTR dan
pemasaran hasil HTR, e areal IUPHHK HTR yang diterbitkan Bupati tidak sesuai dengan lokasi yang dimohonkan, atau masuk ke desa lain, dan f kondisi
lokasi IUPHHK HTR yang diterbitkan oleh Bupati sebagian besar berada pada areal dengan kelerengan curam dan sangat curam. Berdasarkan pertimbangan
tersebut para anggota KTH diminta BLU Pusat P2H untuk melakukan revisi IUPHHK HTR. Biaya untuk menverifikasi dan mendata ulang calon penerima
pinjaman otomatis meningkat, demikian pula biaya yang harus dikeluarkan oleh calon penerima PDB HTR untuk merevisi IUPHHK HTR dan revisi administrasi
permohonan PDB HTR juga ikut meningkat, dengan demikian upaya memperoleh
4 Kepala Sub Bidang Analisa Pinjaman di Jakarta pada November 2011
5
Nota Dinas Kepala Pusat BLU Pusat P2H No.27P2H-22011 kepada Menteri Kehutanan, tanggal 17 Maret 2011
informasi yang sepadan antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman telah menimbulkan biaya transaksi tinggi.
3.3 Evaluasi Kinerja