Pendamping  pada  Tabel 10 diatas  tidak  dibentuk  secara  khusus untuk mendampingi  PDB  HTR  tetapi  juga  untuk  pendampingan  kegiatan  lain  yang
dibebankan dalam TUPOKSI Tugas Pokok dan Fungsi.
Organisasi  BLU  Pusat  P2H  belum  memenuhi  faktor-faktor  yang menunjang keberhasilan kinerja, hal ini karena tidak adanya perwakilan organisasi
BLU Pusat P2H di tingkat tapak yang menyebabkan tingginya ketidaksepadanan informasi  antara  pemberi  dan  penerima  pinjaman,  yang  menyebabkan  tingginya
resiko salah pilih dan ingkar janji. Kapasitas SDM BLU Pusat P2H belum cukup untuk  melakukan  pembinaan  secara  intensif
21
-selain  juga  karena  biaya  transaksi yang  tinggi-sementara  Dinas  Kehutanan  khususnya  penyuluh  kehutanan  di
lapangan belum berperan sebagaimana fungsinya karena kapasitas dan jumlahnya yang  kurang  memadai  bila  dibandingkan  dengan  beban  kerja  yang  menjadi
tanggung-jawabnya.
4.4 Persepsi Para Pihak terhadap PDB HTR
Persepsi dari  para  pihak  terhadap  PDB  HTR  perlu  untuk  diketahui.
Karena persepsi adalah  proses  yang  digunakan  oleh  seorang  individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi yang di peroleh
untuk  menciptakan  gambaran  sesuatu  yang  memiliki  arti  Kotler 1999,  dan persepsi tersebut akan mempengaruhi perilaku individu tersebut Mulyana 2004.
Selain  itu  dengan  mengetahui persepsi,  kita  dapat  mengetahui  bagaimana seseorang  menyeleksi,  mengatur  dan  menginterpretasikan  masukan-masukan
informasi  dan  pengalaman-pengalaman  yang  ada dan  kemudian  menafsirkannya untuk  menciptakan  keseluruhan  gambaran  yang  berarti. Persepsi  yang  dikaji
meliputi persepsi petani dan para pihak diluar petani terhadap terhadap program PDB HTR dan PUAP.
4.4.1 Persepsi Petani terhadap PDB HTR
Persepsi  petani  yang  dikaji  ada  kaitannya  dengan  aturan  main  yang tercantum dalam peraturan dan keputusan tentang PDB HTR. tetapi petani tidak
21
Total  tenaga  kerja  di  BLU  adalah  25  orang  PNS  dengan    beragam  keahlian    lampiran  7, seperti:  tenaga  kerja  kehutanan  9  orang,  akutansi  5  orang,  keuangan  4  orang,  administrasi  1
orang, hukum 4 orang, informatika 1 orang, dan lingkungan 1 orang.
mengetahui  bentuk  pertanyaan  trsebut  adalah  isi  dari  peraturan  dan  ketetapan tentang  PDB  HTR. Hasil  wawancara  mendalam  mengenai  persepsi  responden
petani secara ringkas dijelaskan pada Tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11 Surat Keputusan dan persepsi petani
Surat Keputusan dan atau aspek Persepsi petani
Riau Kalimantan
Selatan
Permenhut P.09Menhut-II2008 pasal 2 mengenai jumlah anggota Kelompok
26,32  5 orang 21 2-5 orang
92,86 tidak tahu
Peraturan Kepala Pusat P2H P0.1Pusat P2H- 12008 pasal 4 ayat 1 c mengenai kewajiban
adanya aturan Kelompok 36 ada jaminan
32 sanksidenda 50 jangka
waktu pinjaman SKB Menkeu dan Menhut, No.
06.1PMK.012007 dan SKB.2Menhut- II2007 Psal 11 ayat 2 ttg tanggung renteng
55 Mau 33 tidak mau
67 mauefektif Peraturan Kepala Pusat P2H P0.1Pusat P2H-
12008 pasal 14 ayat 5 tentang sanksi 55 jaminan
Dijual, 20 denda 66 denda
Permenhut P.09Menhut-II2008, pasal 2 huruf a tentang luas lahan minimum 8 ha
62,79 max 2 ha 71,43 max 2
ha Peraturan Kepala Pusat P2H P0.1Pusat P2H-
12008 Pasal 11 ayat 5 tentang Jaminan pinjaman
68 tidak mau 68 mau
PKB Menteri Keuangan dan Menteri kehutanan No. 06.1PMK.012007
danSKB.2Menhut-II2007 Pasal 14 ayat 1 tentang kewajiban pembuatan laporan
79 mau 79 mau
Peraturan Kepala Pusat P2H P0.1Pusat P2H- 12008  pasal  14  ayat  1  ttg pengembalian
pinjaman 36 bulanan
68 yarnen Peraturan Kepala Pusat Kepala Pusat P2H
P0.1Pusat P2H-12008 pasal 13 ayat 1 ttg tujuan pemberian peminjaman
53 mengelola lahan
96 untuk modal
Permenhut P.09Menhut-II2008, pasal 2 huruf c, dan pasal 4, penyuluhan PDB HTR
89 belum mendengar
100 belum pernah
Kemitraan 84 belum pernah
75 pernah Kendala bermitra
84 tidak tahu 64 ada
Insentif yang  diharapkan  jika  pengembalian lancar
26 hadiah barang, lainnya terserah
71 Tidak tahu Tata cara pinjam di lembaga keuangan
formal 74 tidak tahu
71 tidak tahu
Sumber: Analisis data primer Dari  Tabel  11  diatas dapat  diketahui  bahwa:  1 responden  di Propinsi
Kalimantan  Selatan sebagian  besar tidak  tahu  jumlah  anggota  kelompok yang mereka  inginkan, sedangkan responden di Propinsi Riau  memilih  lebih  dari  5
orang 26,  dan 21-nya memilih  kurang  dari  5  orang  dengan  alasan  lebih
mudah  dikelola.    Responden  menginginkan  anggota kelompok tersebut  harus baik,  jujur,  dan  bertanggung-jawab,  2  aturan  dalam  kelompok  yang  wajib  ada
didominasi oleh  jawaban adanya  jaminan, dan  adanya  denda  supaya  anggota kelompok  lebih  bertanggung-jawab,  3  dominasi responden  mau  melakukan
tanggung  renteng,  4  sanksi  atau  denda  yang  mereka  inginkan  adalah  jaminan dijual  untuk  membayar  tunggakan  atau  didenda. Sedangkan penghargaan
reward yang  ingin  mereka  dapatkan jika  mereka  lancar  membayar,  dominasi responden menjawab tidak tahu dan terserah kepada kebijakan pemberi pinjaman,
5 luas lahan maksimum yang dapat mereka kelola adalah 2 Ha, hal ini karena responden merasa tidak sanggup mengelola areal yang sangat luas karena sumber
daya yang mereka miliki terbatas, sedangkan yang merasa mampu lebih dari 5 Ha adalah pejabat desa atau orang terpandang di desa tersebut yang secara finansial
tidak  kekurangan  karena  tujuan peminjaman  adalah untuk  investasi  dan  bukan untuk  tujuan  konsumsi, sementara  ketentuan  luas  minimum  untuk  memperoleh
PDB  HTR  adalah  8  Ha,  hal  ini  tidak  sesuai  dengan  persepsi dan  kemampuan responden  petani, 6 mengenai  keharusan  adanya  laporan,  dominasi  responden
menyatakan bersedia walaupun mereka tidak tahu jenis laporan yang harus dibuat dan  kemana  laporan  tersebut  harus  diserahkan,  7  dominasi  responden  di  Riau
menginginkan pengembalian pinjaman bulanan sedangkan sisanya setelah panen, sedangkan  di Propinsi Kalimantan  Selatan sebagian  besar  responden
menginginkan  pembayaran  setelah  panen,  hal  ini  sesuai  dengan  ketentuan  PDB HTR,  8    sosialisasi  PDB  HTR  belum  sampai  ke  responden  petani,  sehingga
hampir 100 petani belum tahu dan paham mengenai PDB HTR, 9 berkaitan dengan  kemitraan,  responden  petani  di Propinsi Riau  tidak    pernah  bermitra
sedangkan  di Propinsi Kalimantan  Selatan dominasi  responden  menyatakan pernah  bermitra,  dan  10 dominasi  responden  tidak  memiliki pengetahuan
tentang tata cara peminjaman di lembaga keuangan formal, sehingga jika aturan main  PDB  HTR  diterapkan  bisa  dipastikan  bahwa  PDB  HTR  tersebut  bukan
untuk petani miskin salah pilih penerima PDB HTR.
4.4.2 Persepsi para pihak diluar petani terhadap PDB HTR