prioritas yang berbeda maka visi, misi dan tujuan PDB HTR yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.
4. Kontrak. Prosedur dalam penentuan kontrak pada PDB HTR relatif panjang dan
melibatkan banyak lembaga, tercatat ada 29 dan 30 tahap Lampiran 18 dan 19 agar seorang petani memperoleh IUPHHK HTR dan PDB HTR. Peran
Kapus BLU P3H dalam penandatangan kontrak PDB HTR sangat besar, sementara penegakan kontrak yang sudah dibuat sebelum dan sesudah akad
kredit telah menimbulkan biaya transaksi yang sangat tinggi. Untuk setiap pengecekan lapangan, BLU Pusat P2H membutuhkan biaya sekitar Rp. 32
Juta, sementara setiap KTH paling tidak harus dikunjungi sebanyak 2 kali sampai dilakukan akad kredit.
Selain itu skema tunggal Rp. 8.531.900ha atau 68.255.2008 Hapetani telah mempersempit pilihan petani, berdasarkan hasil penelitian ditemukan
bahwa dominan petani tidak terbiasa dengan pinjaman dalam jumlah yang besar, lebih dari 87 responden petani meminjam kurang dari Rp. 500.000
dan 43 diantaranya meminjam kurang dari Rp. 100.000.
5. Kinerja. Dari Tabel diatas juga dapat diketahui bahwa kelembagaan PDB HTR telah
meningkatkan salah pilih penerima pinjaman dan ingkar janji serta biaya transaksi, hal ini disebabkan karena ketidaksepadanan informasi sangat besar
sehingga pelaku yang opportunis menggunakan kesempatan tersebut untuk melakukan ingkar janji. Sanksi sosial sulit untuk diberlakukan karena
pemberi pinjaman tidak memahami karakteristik dari penerima pinjaman, dan posisi pemberi pinjaman dan penerima pinjaman yang berjauhan
mengakibatkan tingginya biaya untuk menegakkan kontrak.
5.7 Pembelajaran dari PUAP
Hampir semua pihak yang terlibat turut berkontribusi untuk mensukseskan program PUAP, sehingga keberhasilan PUAP, tidak hanya bersumber dari adanya
dana tetapi juga komitmen dan kerjasama semua pihak untuk mencapai tujuan penyelenggaran program PUAP. Pembelajaran lesson learn yang dapat diambil
dari PUAP adalah: 1 kesederhanaan dalam prosedur peminjaman yaitu: hanya
KTP, KK, Surat jaminan, dan rencana usaha, 2 pinjaman dapat digunakan untuk seluruh kegiatan pertanian contohnya untuk pemupukan, pengolahan
tanah, bibit, beternak, peminjaman tidak harus secara keseluruhan jadi hanya tergantung pada kebutuhan, 3 peminjaman dilakukan oleh perorangan
walaupun penerima pinjaman tersebut harus menjadi anggota kelompok tani, namun pembelajaran yang dapat diambil adalah jika KTH pada PDB HTR
dibentuk karena ada pinjaman, maka Gapoktan dan Poktan pada PUAP harus dibentuk paling tidak 1 tahun sebelum pencairan dana, dalam waktu setahun
dilakukan peningkatan kapasitas penerima pinjaman oleh pemberi pinjaman baik secara administrasi, teknis maupun pengelolaan keuangan, sehingga pada saat
dana cair, penggunaan dana tersebut sudah jelas, dan 4 kemampuan pemberi pinjaman untuk mengenali penerima pinjaman sangat baik karena pemberi
pinjaman adalah warga masyarakat di desa yang sama dengan penerima pinjaman, sehingga lebih paham mengenai karakter penerima pinjaman. Dalam
kondisi ini salah pilih penerima pinjaman dan ingkar janji relatif rendah karena karakteristik penerima pinjaman dapat diketahui oleh pemberi pinjaman dan
apabila terjadi ingkar janji maka sanksi sosial akan berlaku.
VI. SKEMA PENDANAAN OPTIMAL
6.1 Skema Pendanaan untuk Kehutanan di Beberapa Negara dan Skema
Pendanaan di BLU Pusat P2H
Saat ini skema pendanaan yang ditawarkan oleh BLU Pusat P2H adalah skema pendanaan tunggal. Menurut Ejigu 2009; Nugroho 2011a skema
tunggal one size fits all yang hanya berorientasi pada pembangunan hutan tanaman, selain mempersempit pilihan-pilihan bagi petani juga beresiko
menurunkan kualitas portofolio, yang dalam kasus ini adalah BLU Pusat P2H.
Skema pinjaman untuk kehutanan di beberapa negara sangat bervariasi, misalnya di Brazil, Sudan, dan di Jawa Tengah Indonesia. Menurut Ribeiro 2010
di Brazil terdapat beberapa jenis pinjaman untuk kehutanan, yaitu 1 Pronaf Floresta yaitu pinjaman untuk sistem agroforestri, pemanenan ekologi yang
berkelanjutan, rehabilitasi dan pemeliharaan daerah konservasi dengan jumlah pinjaman mencapai US 3.987 dengan bunga 1 per tahun dan pinjaman sampai
12 tahun, 2 Pronaf Eco yaitu pemeliharaan hutan berupa hasil hutan kayu maupun non kayu dengan jumlah pinjaman sampai US 20.505, dan bunga 1 -
5 per tahun tergantung pada besarnya pinjaman, dan jangka waktu pinjaman maksimum hingga 12 tahun, 3 BNDES atau Propflora yaitu pinjaman untuk
pemeliharaan hutan dengan tujuan industri atau pertanian, rehabilitasi dan pemeliharaan daerah konservasi, sistem agroforestry. Jumlah pinjaman sampai US
170.872 dengan bunga 6.75 per tahun, dan lamanya jangka waktu pinjaman tergantung pada aktivitas yang dibiayai, 4 BNDES atau Produsa yaitu pinjaman
yang ditujukan untuk merangsang tindakan untuk lingkungan berkelanjutan dalam agribisnis, rehabilitasi lahan, mengurangi tekanan untuk penebangan, jumlah
pinjaman yang ditawarkan sampai US 227.829 dengan bunga 5.75 sampai 6.75, dan jangka waktu pinjaman antara 5 tahun sampai 12 tahun tergantung
pada aktivitas yang dibiayai, dan 5 Ecopronatureza yaitu pinjaman yang ditujukan untuk rehabilitasi dan konservasi di areal yang terdegradasi, dukungan
proses produksi untuk teknologi yang sesuai dengan lingkungan daerah, mendorong terbentuknya hutan perusahaan dengan fokus pada generasi kerja dan