Sistem Insentif dan Keleluasaan dalam Pengambilan Keputusan di Level Tapak

merasa tidak dilibatkan dalam kegiatan PDB HTR. Menurut staf Dinas Kehutanan Kabupaten Kuansing penyuluh tidak pernah datang ke kantor. Hal ini menjadi kontradiksi dimana tenaga penyuluh sangat dibutuhkan namun penyuluh yang dimaksud kurang paham apa yang harus dikerjakan. Syukur 1993; Mayrowani 1998; Wijaya dalam Sugianto 2009, menyatakan bahwa faktor penyuluh dan pendamping dalam jumlah yang cukup merupakan faktor yang sangat menunjang keberhasilan pinjaman karena akan berkaitan dengan kegiatan pemantauan, pendampingan atau pembinaan yang intensif. Selama ini pemantauan, dan evaluasi dilakukan oleh BLU Pusat P2H sesuai dengan Peraturan Kepala Pusat BLU Pusat P2H Nomor P.01Pusat P2H- 12009 pasal 13. Penyuluh dalam jumlah yang cukup untuk melakukan kegiatan pendampingan mutlak diperlukan bagi masyarakat calon peserta HTR, karena HTR mensyaratkan prosedur yang panjang dalam pengajuan izin, dan perlunya pendampingan dalam hal teknis lapangan, pengelolaan administrasi maupun keuangan. Persyaratan administratif yang harus dipenuhi petani pemohon IUPHHK- HTR sebagaimana diatur dalam Permenhut P.5Menhut-II2008 adalah sebagai berikut: pemohon perorangan yang tergabung dalam kelompok, persyaratan yang harus dipenuhi adalah fotocopy KTP, keterangan domisili dari Kepala Desa setempat, sketsa areal yang dimohon, dan susunan anggota kelompok serta menandatangani ketentuan pinjaman. Untuk pemohon koperasi, persyaratan yang harus dipenuhi adalah : fotocopy akte pendirian, keterangan dari Kepala Desa yang menyatakan bahwa koperasi dibentuk oleh Masyarakat setempat, sketsa areal yang dimohon untuk luasan diatas 15 ha dengan skala 1:5.000 atau 1: 10.000. Setelah pemohon mendapatkan SK IUPHHK HTR kewajiban yang harus dipenuhi adalah penyusunan Rencana Kerja Usaha dan Rencana Kerja Tahunan RKU dan RKT. Keseluruhan proses administratif tersebut sulit terlaksana jika petani dalam KTH tidak mendapatkan pendampingan. Pemerintah daerah kebupaten maupun Propinsi belum dapat menyediakan fasilitas pendampingan tersebut, sementara pihak BLU Pusat P2H juga tidak memiliki tenaga kerja yang cukup untuk melakukan pendampingan secara intensif. Pendamping PDB HTR yang dimaksud adalah penyuluh lapangan kehutanan, koperasi atau LSM, Tenaga Kerja Sarjana Terdidik TKST atau Tenaga Kerja Sosial TKS yang bertugas melakukan pendampingan yang bersifat teknis, penguatan kelembagaan dan usaha, yang ditunjuk oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk, memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pembangunan usaha HTR Pasal 1 angka 7 Permenhut no P.09Menhut-II2008. tentang persyaratan KTH untuk mendapatkan PDB HTR. Sejauh ini jumlah pendamping yang ada di KTH, khususnya KTH yang sudah melakukan akad kredit sebagai berikut Tabel 10. Menurut staf BRI pada bulan november 2012 dikatakan bahwa jumlah pendamping sebaiknya terdiri 1 advisor dengan 2-3 orang fasilitator setiap 60 penerima pinjaman. Akan tetapi penerima pinjaman dimaksud disini tidak mencakup pemeriksaan fisik seperti HTR, jadi terbatas pada pinjaman konsumtif dan usaha biasa. Tabel 10 Jumlah pendamping dan luas areal No Kabupaten Pendamping Akad kredit Status Jumlah orang Jumlah izin Luas Ha Rp 1 Tebo PNS Dinas Kehutanan 5 1 300 2.559.570 2 Madina PNS Dinas Kehutanan PNS Diskop Masyarakat 1 1 1 1 300 2.559.570 3 Minahasa Utara PNS Dinas Kehutanan 13 93 1.451 9.769.878.690 4 Minahasa Selatan PNS Dinas Kehutanan 9 112 1.371 11.722.830.600 5 Halmahera Selatan PNS Diskop Penyuluh 1 1 1 300 2.559.570 6 Dompu PNS Dinas Kehutanan PNS Diskop PTT Dinas Kehutanan 1 1 1 1 300 2.559.570 7 Polman LP3L LPPH Penyuluh 1 1 5 44 410 3.498.079.000 Jumlah total 42 253 4.129 35.229.068.290 Sumber: BLU Pusat P2H per 7 Oktober 2011