faktor pendukung keberhasilan pinjaman dalam kelembagaan pinjaman yang bersangkutan. Jika faktor kunci keberhasilan kredit menurut Syukur 1993;
Chaves et al 1996; Mayrowani 1998; Windarti 2000; Wijaya 2009 dalam Sugianto 2009 tidak terpenuhi, maka program pinjaman tersebut diyakini akan mengalami
kegagalan.
Faktor kunci keberhasilan tersebut pada hakekatnya membuat informasi antara ke-2 pihak menjadi sepadan sehingga risiko-risiko dalam
hubungan seperti yang dinyatakan oleh Maskin 2001 dapat dihindari.
Dari penjelasan diatas terdapat beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1 bagaimana kinerja PDB HTR?, 2 apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja PDB HTR telah terakomodir dalam kelembagaan PDB HTR karakteristik, aturan main dan organisasi, persepsi dan perilaku, 3 apakah faktor-faktor
keberhasilan tersebut telah diadopsi dalam model pinjaman lain?, dan 4 apakah skema pendanaan yang ditawarkan pemberi pinjaman mampu memenuhi
kebutuhan penerima pinjaman khususnya petani?
Untuk membantu menjawab pertanyaan penelitian digunakan suatu model penyaluran kredit lain yang telah terbukti berhasil. Model penyaluran kredit yang
dipilih adalah PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan dari Kementan Kementerian Pertanian, dengan beberapa alasan diantaranya: 1 kredit dari
Kementerian Kehutanan Kemenhut dianggap tidak berhasil Departemen Kehutanan 2005, kredit dimaksud yaitu KUK DAS dan KUHR, 2 PUAP
mampu meningkatkan modal awal Gapoktan Gabungan Kelompok Tani sebesar 25-250 , dan 3 jumlah petani penerima manfaat PUAP terus meningkat.
1.3 Tujuan
Tujuan umum disertasi ini adalah merumuskan kelembagaan pinjaman untuk pengembangan HTR yang efektif dan efisien sesuai dengan kondisi yang
bervariasi di lapangan. Tujuan antara adalah sebagai berikut:
1 Untuk menilai kinerja PDB HTR.
2 Untuk menganalisis
dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PDB HTR aturan main PDB HTR dan
organisasi BLU Pusat P2H, karakteristik dan persepsi para pihak terhadap PDB HTR.
3 Untuk membandingkan PDB HTR dengan model pinjaman lain KUK
DAS, KUHR dan PUAP.
4 Menemukan skema PDB HTR optimal untuk petani.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi para pihak; 1
Hasil penelitian diharapkan diadopsi oleh pemerintah dalam bentuk skema pembiayaan HTR yang
lebih tepat sehingga petani memperoleh manfaat yang lebih besar
2 Memberikan pengetahuan baru khususnya di bidang kelembagan
pinjaman berdasarkan teori hubungan prinsipal agen.
1.5 Novelty atau Kebaruan
Penelitian yang sudah ada, yang terkait dengan penelitian ini adalah tentang: 1 hubungan antara kredit formal dan informal di pedesaan dan
intervensi pemerintah terhadap kredit formal Hoff et al. 1993, 2 faktor-faktor yang mempengaruhi pinjaman formal pedesaan Syukur et al. 1990; Chaves et al.
1996; Wijaya dalam Sugianto 2009, 3 daya serap dan pengembalian Kuntjoro 1983; Syukur 1993; Waluyo Djauhari 1992; Indroprahasto 1994; Sanim 1997;
Mayrowani 1998, Lubis et al.2008, Utami et al. 2009, 4 analisis skema kredit dari sudut pandang modal sosial Fauziyah 2009, 5 kelembagaan kemitraan
Industri Pengolahan kayu bersama rakyat menggunakan teori kemitraan Prihadi 2010, 6 perbandingan skema pinjaman PDB HTR dengan KUHR menggunakan
analisis kebijakan naratif Nugroho 2011 a.
Berdasarkan tinjauan review hasil-hasil penelitian tersebut, belum ada penelitian yang membahas: 1 gap antara peraturan-perundangan yang berkaitan
dengan pinjaman bergulir untuk pembangunan hutan tanaman dengan peningkatan atau penurunan risiko yang biasa muncul dalam hubungan agensi, seperti salah
pilih penerima pinjaman, perilaku ingkar janji, dan peningkatan biaya transaksi terhadap kinerja pinjaman secara keseluruhan, 2 menghasilkan kebaruan berupa
rumusan untuk memperbaiki kebijakan PDB HTR, dan 3 menghasilkan skema pendanaan optimal untuk pembangunan hutan tanaman, khususnya yang ditujukan
terhadap petani dengan menggunaan metoda Analytical Hierarchy Process AHP atau Proses Hirarki Analitik PHA.
II. METODE PENELITIAN