Identifikasi Hirarki AHP dan Penentuan Skema Pendanaan Optimal

namun kemudahan yang diinginkan oleh pemberi pinjaman belum tentu sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dari penerima pinjaman. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan dan kebutuhan tiap penerima pinjaman berbeda di tiap lokasi penelitian, hal ini belum diakomodir oleh pemberi pinjaman. Fakta penggunaan dana PDB HTR tidak sesuai peruntukan telah dilakukan oleh Koperasi X penerima pinjaman di Propinsi Sumatera Utara, yang menggunakan dana PDB HTR tahun ke-1 untuk menyelesaikan kasus sengketa lahan di areal yang di klaim milik koperasi tersebut dengan penggarap yang sudah mengokupasi lahan sebelumnya 1 . Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh staf BLU Pusat P2H, pada petak 1 blok 1 seluas 24 Ha tidak ada kegiatan penanaman yang direncanakan satu tahun sebelumnya atau masih 0. Fakta penyalahgunaan belum ditemukan pada kelompok tani karena penyaluran dana baru dilakukan pada tahun 2011 dan monitoring baru dilaksanakan pada akhir tahun 2012 atau satu tahun setelah dana PDB HTR disalurkan.

6.2 Penentuan Skema Pendanaan Optimal

6.2.1 Identifikasi Hirarki AHP dan Penentuan Skema Pendanaan Optimal

Penentuan skema pendanaan optimal perlu dilakukan untuk melihat apakah skema tunggal yang dibutuhkan atau skema pendanaan lain yang lebih berpihak pada petani. Penentuan hirarki skema pendanaan ditetapkan berdasarkan wawancara dengan pakar, dimulai dengan menentukan aktor yang terlibat dalam penentuan skema, faktor apa yang berpengaruh dan strategi apa yang ditawarkan. Besarnya kontribusi dari masing-masing aktor, faktor, dan strategi tersebut ditentukan dengan metoda AHP. Skema pendanaan dibagi menjadi 2 bagian yaitu berdasarkan insentif pemungkin dan insentif variabel Enters 1999. Berdasarkan hasil wawancara pakar diperoleh data bahwa: 1 Aktor yang berpengaruh dalam penentuan skema pendanaan berdasarkan insentif pemungkin dan variabel adalah: pemerintah, lembaga keuangan, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan LSM Lembaga Swadaya 1 Hasil wawancara dengan staf BLU Pusat P2H di Jakarta pada November 2011 Masyarakat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a Pemerintah sebagai penentu kebijakan, dan merupakan aktor utama yang menyediakan berbagai faktor insentif pemungkin melalui berbagai kebijakan yang dibuat baik bersifat langsung maupun tidak langsung, b lembaga keuangan karena dapat berperan serta dalam menyediakan informasi pasar, penyalurkan dan penerimaan pengembalian dana pinjaman, serta berkontribusi dalam peningkatan kapasitas para pihak, c dunia usaha merupakan mitra usaha petani sebagai penampung bahan baku yang dihasilkan petani dengan harga yang layak sehingga petani mampu mengembalikan kreditnya dan dapat berperan serta dalam menyediakan informasi pasar yang terpercaya termasuk menyediakan akses pasar, kemanan berusaha dan peningkatan kapasitas para pihak, d masyarakat sebagai pengambil kredit, masyarakat sebagai grup penjamin peer grup dan jaminan sosial sosial colateral, masyarakat juga merupakan aktor penerima manfaat dari adanya insentif pemungkin dan variabel, e akademisi merupakan sumber informasi pengetahuan berkaitan dengan pasar, teknologi, budidaya, pemanenan dan pendampingan, pendorong perubahan melalui pemikiran atau gagasan, serta aktif merumuskan berbagai insentif yang sesuai untuk diimplementasikan khususnya insentif yang mendorong pembangunan, f LSM merupakan fasilitator antara petani dengan pemerintah dan lembaga penyalur kredit dapat melalui aktivitas pendampingan dan advokasi serta mengawal pelaksanaan insentif pemungkin yang diberlakukan. 2 Faktor pemungkin yang berpengaruh terhadap skema pendanaan adalah devolusi, desentralisasi, kepastian hak atas lahan, pengetahuan tentang kontrak, informasi pasar, akses pasar, kemanan berusaha, peningkatan kapasitas para pihak. Faktor pemungkin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a devolusi khususnya diperlukan untuk perubahan tentang syarat-syarat dalam mendapatkan kredit, utamanya tentang sistem penjaminan collateral system dan perubahan prosedur administrasi menjadi lebih sederhana, lebih sesuai dengan kondisi lokasi, dan menurunkan biaya transaksi. Akademisi dapat membantu mengkaji berbagai hal yang perlu disiapkan sebelum devolusi dan desentralisasi diberlakukan agar devolusi dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan, b desentralisasi diperlukan dengan harapan lembaga kredit terdesentralisasi sampai ke tingkat lapangan desa atau kecamatan, sehingga petani lebih mudah berhubungan dengan lembaga kredit, c kepastian hak atas lahan sebagai jaminan kepastian usaha, faktor ini biasanya menjadi pertimbangan lembaga keuangan dalam pemberian kredit atau penentuan skema kredit sebagai jaminan pinjaman. Pemerintah juga pemegang hak yang dapat memberikan hak kepastian terhadap lahan, akademisi dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam pembuatan kebijakan pemberian kepastian hak atas lahan, d aksesibilitas terhadap lahan karena aksesibilitas akan mempengaruhi biaya penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran, sehingga tersedianya sarana dan prasarana yang cukup merupakan hal yang sangat penting, e pengetahuan tentang kontrak berguna untuk memastikan bahwa petani atau penerima pinjaman memiliki pengetahuan yang cukup tentang kontrak yang akan ditanda-tangani oleh mereka, penting sebagai dasar atau pegangan pelaksanaan akad kredit, pemerintah perlu memberikan penyuluhan kepada para pihak agar mereka memiliki pengetahuan akan kontrak hak dan kewajiban kedua belah pihak sehingga program berjalan lancar, faktor ini penting dimiliki masyarakat agar tidak terjadi penipuan atau pembodohan oleh pihak-pihak lain, LSM dapat membantu pemerintah dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengetahuan akan kontrak, f informasi dan akses pasar diperlukan sehingga prospek usaha dan pasar penampung produk petani dapat diketahui dengan mudah melalui kerjasama dengan berbagai instansi seperti penyuluhan dan industri yang menampung produk yang dihasilkan oleh petani. Informasi pasar diperlukan untuk memperkuat posisi tawar petani dan digunakan oleh lembaga keuangan sebagai masukan dalam pertimbangan pemberian kredit atau besarnya kredit yang akan diberikan, lembaga keuangan mempertimbangkan akses pasar dari penerima kredit untuk mempertimbangkan apakah penerima kredit dapat mengembalikan pinjaman, pemerintah harus menyediakan informasi pasar bagi para pihak yang terlibat terutama untuk petani atau masyarakat, pemerintah dapat memfasilitasi petani agar mendapat akses pasar sehingga produk dapat terjual dan kredit dapat kembali. Akademisi, LSM dan peneliti dapat membantu penyebaran info pasar, akademisi, LSM dan peneliti dapat membantu menentukan pasar yang bagaimana yang dapat diakses masyarakat dan membantu petani agar mendapatkan akses pasar, g keamanan berusaha sangat diperlukan khususnya untuk menjamin iklim investasi yang kondusif, misalnya bebas konflik dengan masyarakat sekitar, pemerintah harus mengupayakan adanya keamanan berusaha, dan h peningkatan kapasitas para pihak sangat diperlukan karena menfasilitasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam aspek keuangan atau finansial, administrasi kredit, teknik penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran serta kemampuan bernegosiasi dengan pihak pihak lain. Peningkatan kemampuan pihak petani sangat dibutuhkan karena umumnya mereka merupakan pihak yang paling lemah. Akademisi, LSM dan peneliti dapat membantu peningkatan kapasitas para pihak melalui pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan. Faktor variabel yang berpengaruh terhadap skema pendanaan adalah harga input dan output, pajak dan retribusi, subsidi, bunga, fiskal dan kebijakan moneter. Rincian faktor variabel adalah: a harga input dan output ditentukan oleh mekanisme pasar, b pajak dan retribusi, rendahnya tingkat pajak dan retribusi merupakan insentif bagi dunia usaha dalam melaksanakan usaha HTR sebaliknya tingginya pajak dan retribusi menjadi disinsentif bagi usaha HTR, c subsidi dapat mendorong perkembangan usaha HTR misalnya lembaga keuangan penyalur kredit dan petani perlu mendapat insentif berupa subsidi bunga, d bunga untuk HTR memerlukan perlakuan khusus usaha jangka panjang, dan pinjaman berbunga rendah, c fiskal dan kebijakan moneter, perlu kebijakan khusus terkait fiskal dan moneter bagi lembaga keuangan yang bergerak dalam penyaluran kredit usaha rakyat, terkait aturan penjaminan kredit, suku bunga dan pengembangan usaha rakyat bersubsidi seperti HTR, selain diperlukan stabilitas politik dan ekonomi. 3 Strategi yang ditawarkan dalam penentuan skema pendanaan berdasarkan insentif pemungkin dan variabel adalah Pembayaran untuk Jasa Lingkungan PJL atau Payment for Environmental Services PES, PDB HTR, kredit bertahap, penjualan bertahap, penjualan sekaligus, tergantung pada kebutuhan petani. Penjelasan strategi adalah sebagai berikut: a PJL: skim ini memerlukan pengetahuan yang lebih baik mengenai mekanisme dan sistem pembayarannya, serta perlunya peraturan yang jelas dan berkesinambungan, b PDB HTR: skim yang saat ini ada di Kementerian Kehutanan, c kredit bertahap melalui LKM Lembaga Keuangan Masyarakat, d penjualan bertahap hanya tanaman yang tidak produktif, dan e tergantung pada kebutuhan petani yaitu penentuan skema yang jelas dan riil sesuai kebutuhan petani detil strategi dari masing-masing skema pendanaan dalam Lampiran 16.

6.2.2 Masukan Model dan Keluaran Model